Selamat membacaa
Semoga suka°
"Kalau cowok ngambek sama cewek, cewek itu bakal ikut ngambek juga gak ya?" tanya Fian disela-sela obrolannya dengan Cantika dan Agil.
Agil dan Cantika seketika tertawa mendengar ucapan Fian.
"Ngambek sama siapa sih emangnya?" tanya balik Cantika disela tawanya.
"Sok-sok an lu ngambek," ucap Agil ke Fian.
"Jawab dong, ini gue butuh jawaban," ujar Fian dengan muka pasrahnya.
"Menurut pandangan gue ya, yan, sebagai cewek nih, kalau cowok gue ngambek duluan sama gue ya gue ikut ngambek lah," jelas Cantika dengan jelasnya.
"Oke. Ini kalau gue, bukan sebagai cowok tapi sebagai diri gue sendiri, kalau gue ngambek sama cewek menurut gue ya cewek gue gak bakal ikutan ngambek lah. Karena gue berusaha gak ngambek dan gak akan bikin dia ngambek. Gitu. " Agil yang bijak ini menjelaskan kepada kawannya.
Fian hanya mengangguk-angguk, mencerna ucapan kedua orang di depannya.
"Emang siapa ceweknya?" tanya Cantika lagi.
"Gue tau kak tapi gue diem aja deh," ujar Agil.
"Mora ya, yan?" tebak Cantika, karena sedari tadi pandangan lurus Fian mengarah ke tempat yang di duduki Febby tadi sebelum pulang.
Dan di sana masih ada Mora yang tak hentinya mengobrol dengan Indah.
"Bukan," jawab Fian cepat, "Gue balik deh, Kak," ucap Fian lalu hendak berdiri.
"Mau gue bungkusin makanan gak?" tawar Cantika dengan baiknya.
Fian hanya menggeleng, "Agil aja tuh, dia abis ini mau ke warnet."
"Gil, gue pamit duluan ya." Fian kemudian pergi keluar dari rumah Cantika.
Dengan muka lesunya, dia pulang. Handphone nya yang tadinya ada di saku, ia ambil. Dia mencoba menghubungi Febby kali ini. Beralih dari chat tadi yang berakhir Febby merajuk, dia menurunkan ego untuk menelfon Febby.
"Gak mungkin lah langsung tidur. Masa iya sih." Fian yang heran, 2 kali ia menelfon tapi tidak ada jawaban.
Hm.
Yang kelima, akhirnya Febby mengangkat telfon Fian. Untung saja Fian sabar dan pastinya Febby di sana mengangkat telfon karena terpaksa.
"Jangan ngambek," ujar Fian yang sedang memegang handphone nya di dekat telinga.
Enggak ngambek perasaan.
"Gak ngaku, ayolah damai," ujar Fian lagi. Dia bicara dengan selembut-lembutnya.
Kenapa sih, harus banget kak Cantika ngomong sambil mukul lengan kamu.
"Karena itu?"
Enggak, banyak lagi.
"Yaudah bilang kenapa lagi. Aku harus apa?" ucap Fian sambil sedikit senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor is Mine [TAMAT]
Roman pour Adolescents♥FOLLOW DULU SEBELUM BACA♥ --- Kisah cintaku berawal dari air mineral yang kata dia ada manis-manisnya kayak aku. "yang, eh, yan. Aduh. Air mineralnya yang itu satu dong." Baru aja sampe dah salah ngomong aja aku. "Gapapa. Panggil sayang aja juga...