22

172 48 96
                                    

Selamat membacaa
Semoga suka

°

Gilang kembali menuju para temannya yang kini duduk membuat lingkaran besar. Jumlah mereka yang lumayan banyak, membuat duduk mereka terasa sesak. Untungnya pantai pagi ini sepi, bahkan tidak banyak pengunjung lain selain mereka.

"Gue udah buat aturannya. Nanti satu-satu pilih kertas yang di undi, terus dapet truth or dare dari situ. Nanti giliran jawabnya," jelas Gilang dengan suara yang keras agar para temannya mendengar.

"Boleh gak sih gue gak ikut, Gil?" tanya Bian, ia terlalu malas bermain seperti ini.

Gilang tentu menggelengkan kepalanya. "Oh ya gak lah. Harus ikut semuanya!" serunya.

Seruan Gilang membuat Bian menghela napas, ia melirik sebelahnya kanan dan kiri adalah perempuan. Ia makin malas karena hal ini.

Sedangkan Fian disana, dikanannya ada Febby dan samping kirinya ada Cantika. Dia seakan merasa akan dihabisi oleh Febby.

"Udah belum, ndah?" tanya Gilang ke Indah yang sedang menulis undian sendirian di sana.

"Udah-udah. Bentar gue masukin botol." Indah sesegera mungkin memasukkan beberapa kertas undian itu ke dalam botol.

Kemudian dia berjalan mengarah ke Gilang, menyerahkan botol itu dan ikut duduk bersama temannya.

"Nanti yang gue tunjuk buat jawab, langsung maju ke tengah ya," ujar Gilang.

Sedangkan para temannya sudah protes ditempat. Mereka tak setuju.

"Malu-maluin nanti kalau ditengah, Gil!"

"Kalau gak bisa jawab atau gak bisa lakuin tantangannya gimana? Malu Kak."

"Sumpah ya, Gilang emang bener-bener."

"Ini nih, alasan gue males ikut tadi."

"Ssttt, udah diem semuanya! Gak akan gue kasih yang sulit-sulit kok." Gilang mengangkat tangan menyuruh para temannya diam. "Namanya juga hiburan."

Kocokan undian dimulai dari Gilang, lalu botol itu berpindah bergantian sampai kembali ke Gilang lagi. Mereka mengambil satu-satu tanpa memilih.

"Kamu dapat apa, Febby?" bisik Fian ke Febby yang melihat tulisan di kertas dengan malas.

Febby melirik Fian kemudian mengarahkan bibirnya ke telinga Fian hendak berbisik. "Truth," bisiknya lalu menjauh dari telinga Fian.

Sedangkan Fian hanya mengangguk. Ia melihat teman-temannya yang saling menengok tulisan di kertas masing-masing yang dipegang.

"Udah dapat semua kan?" tanya Gilang sambil menatap satu persatu temannya.

"Udah," jawab mereka kompak yang membuat Gilang semakin antusias.

"Kira-kira siapa ya, Mor, yang bakalan maju pertama?" Gilang melirik Mora disebelahnya.

"Gue aja gimana?" balas Mora.

Tidak ada yang mengira kalau ada yang mau mengajukan diri untuk mengawali. Pasalnya, Gilang sendiri juga tidak mau maju pertama kali.

My Neighbor is Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang