44

91 16 34
                                    

Selamat membacaa
Semoga suka

°

"Sebelum acara kelulusan kelas dua belas tahun ini ditutup, mari kita saksikan persembahan dari perwakilan kelas dua belas."

Disaat pembawa acara turun dari panggung, saat itulah Fian menarik tangan Febby untuk sama-sama naik ke atas panggung. Keduanya tersenyum dan berdiri bersebelahan untuk menyapa mereka semua yang menontonnya.

Kemudian Febby mengambil microphone ditempatnya, Fian pun sama tengah mengambil gitar dan bangku untuknya duduk. Setelah duduk di kursinya, Fian menatap Febby agar dia bisa memulainya. Febby pun mengangguk hingga petikan senar gitar mulai terdengar ditelinga.

Riuh para penonton khususnya kelas dua belas dan sebelas semakin keras saat Febby mulai bernyanyi.

Tubuh saling bersandar ke arah mata angin berbeda

Kau menunggu datangnya malam saat ku menanti fajar

Sudah coba berbagai cara agar kita tetap bersama

Yang tersisa dari kisah ini hanya kau takut ku hilang

Membawakan lagu berjudul Pamit itu tepat untuk mengakhiri acara ini. Febby dan Fian pun membawakan lagu tersebut dengan baik. Tak heran jika sebagian penonton yang tadinya riuh sekarang menjadi terharu-haru.

Perdebatan apapun menuju kata pisah

Jangan paksakan genggamanmu

Izinkan aku pergi dulu, yang berubah hanya tak lagi ku milikmu

Kau masih bisa melihatku, kau harus percaya ku tetap teman baikmu

Hoouuhoou

Febby dan Fian sama terharunya membawakan lagu ini. Bahkan saat mereka bertatapan pun terlihat raut wajah takut kehilangan dari diri masing-masing.

Tak sedikit para siswa yang menonton ikut bernyanyi. Febby juga dapat melihat kalau sahabatnya, Mora, yang duduk di kursi bagian depan itu tersenyum haru saat ia menatapnya.

Izinkan aku pergi dulu, yang berubah hanya tak lagi ku milikmu

Kau masih bisa melihatku, kau harus percaya ku tetap teman baikmu

Senyum manis Febby mengakhiri lagu yang dibawakannya. Dia memandang orang-orang di depannya yang juga menatapnya itu sambil tersenyum walau hatinya sedih. Kemudian ia mendekatkan tubuhnya ke Fian yang baru berdiri dan mengesampingkan gitarnya.

Febby tak percaya, dia di peluk oleh Fian di atas panggung dan dilihat banyak orang bahkan orang tuanya sendiri pun pasti melihatnya. Tapi, yang Febby lakukan hanya membalas pelukan itu.

"Jangan pergi."

Dua kata itu terdengar lembut tepat ditelinga Febby karena Fian mengucapkannya berbisik. Febby menarik napasnya dan pelukannya terlepas.

"Gak akan."

Fian jelas tersenyum, lalu mereka berdiri menghadap penonton lagi dan membungkukkan badannya. Lalu berdiri tegak lagi.

"Buat temen-temen kelas dua belas semuanya, terimakasih tiga tahunnya ya. Semoga kita semua bisa sukses!" ucap Fian yang menggenggam tangan Febby.

"Iya, terimakasih suka dukanya. Semuanya indah kok. Dan buat adek-adek semua, jangan menyerah dalam belajar dan selalu semangat ya!" ucap Febby diakhiri senyumannya.

My Neighbor is Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang