Selamat membacaa
Semoga suka°
Flashback On
Air putih yang ada di gelas mengakhiri sarapan pagi keluarga Ragil. Keluarga kecilnya yang terdiri dari tiga orang saja. Ragil mengusap mulutnya dengan tisu. Sedangkan Ina, sang istri sedang menumpuk piring makan tadi.
Ragil menatap Fian yang hendak berdiri dari duduknya. "Kamu mau ke mana?" tanyanya yang melipat tangannya dimeja makan.
Fian kembali duduk ditempatnya. Dia menatap mata sang ayah. "Mau ke atas, ke kamar," balas Fian.
"Sebentar duduk dulu, Ayah mau ngomong," ujar Ragil.
"Mau ngomong apa, yah?"
"Kamu ikut Ayah hari ini ya, Ayah mau ajak kamu ketemu seseorang," kata Ragil.
"Ayah kan mau ke rumah sakit. Aku ikut Ayah ke sana gitu?" bingung Fian.
"Iya."
"Keburu bosen kalau dia nunggu kamu sampe siang, Mas," sahut Ina yang masih ikut duduk dan mendengarkan sedari tadi obrolan suami dan anaknya.
Ragil mengangguk-angguk. "Yaudah, kamu siang aja ke rumah sakit."
"Kasih tau aja tempatnya, biar jelas gitu. Lagian jam makan siang kamu di rumah sakit itu gak lama kan? Kenapa gak pergi malem aja sih?"
Fian menarik napasnya saat mendengar ibunya berkomentar. Gara-gara Ayah nih, ngomel kan jadinya. Batin Fian.
"Gak bisa malam, harus siang," balas Ragil.
"Iya deh terserah."
"Intinya gini kan, yah, Fian dateng ke tempat yang nanti Ayah kirim aja alamatnya ke Fian. Kebetulan hari ini sih gak ke sekolah. Nanti kalau aku udah sampe, aku bakal kabarin Ayah. Gitu kan?" jelas Fian menatap orang tuanya bergantian.
"Iya. Yaudah sana ke atas," balas Ragil lalu berdiri dari duduknya.
Setelah itu Fian pergi ke kamarnya diatas. Tujuannya satu, balkon.
Pagi dengan cepat sudah berganti siang. Kini Fian baru keluar dari kamarnya dengan pakaian santainya. Dia turun dari lantai atas dan sampai di teras rumahnya.
Ibunya ada di sana sedang duduk di teras. Fian masuk lagi ke dalam rumah. Dia mengambil helmnya.
"Bu, Fian pergi sekarang yaa. Ibu mau apa biar aku beliin pulangnya," ujar Fian yang duduk disamping ibunya itu.
Ina menoleh. Dia membuang napasnya. "Dari tadi kek nanyain mau apa nya. Sekarang Ibu udah gak pengen lagi. Udah sana berangkat aja. Ayahmu nanti nungguin, kamu juga tidur mulu."
Entah kesekian kalinya, Fian membatin. Ngomel lagi. Tapi gapapa, kan sayang ibu. Batinnya.
"Ekhem. Iya Bu. Ini mau pergi. Yaudah salim dulu." Fian berdiri dan menyalami ibunya. Kemudian dia berjalan ke motornya yang sudah ia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor is Mine [TAMAT]
ספרות נוער♥FOLLOW DULU SEBELUM BACA♥ --- Kisah cintaku berawal dari air mineral yang kata dia ada manis-manisnya kayak aku. "yang, eh, yan. Aduh. Air mineralnya yang itu satu dong." Baru aja sampe dah salah ngomong aja aku. "Gapapa. Panggil sayang aja juga...