Seorang pangeran manis terlihat masih tertidur pulas, sebelum sinar mentari menembus dari jendela dan mengenai matanya yang sedang asik menjelajahi mimpi.
"haish, siapa yang membuka huaammm jendelanya," Soobin menguap.
Soobin masih enggan membuka matanya. Ia menunggu balasan, namun tidak ada yg menjawab.
Soobin tersenyum, yasudah mending tidur lagi saja . Namun tak lama terdengar suara seseorang, yang mana membuatnya langsung membuka mata secara paksa.
"Bangun atau akan ku adukan pada paman lee jika pangerannya ini masih tertidur dikamarnya seperti putri tidur," dari ranjang Soobin bisa melihat Yeonjun yang sudah rapi dan melipat tangannya di dada.
"pergi pergi, aku mau lanjut tidur— hei apa yang kau lakukan!"
"tidak sopan kau berlaku seperti itu pada seorang pangeran!" Soobin terlihat marah saat selimut yang digunakannya ditarik paksa oleh yeonjun. Bahkan yeonjun membuangnya jauh dari kasur soobin agar dirinya kesusahan untuk mengambilnya lagi.
"hahaha! hei pangeran, kau lupa semalam paman lee bilang kau tidak akan menggunakan status dan derajat saat bersamaku. Hanya sebatas nama, Setelahnya untuk sikap itu terserah padaku sesuai dengan apa yang memang seharusnya aku lakukan sebagai pelatih dan juga temanmu,"soobin merengut kesal, paman lee kenapa membuat peraturan tanpa persetujuannya sih?!
"ya ya ya terserah kau pendek,"soobin menggosok matanya yang masih buram, setelahnya duduk dan sedikit merapikan rambutnya.
"hei kenapa kau masih disini hah?" soobin mengernyitkan dahinya saat melihat yeonjun malah terduduk di samping kasurnya.
"menunggumu,"
"Aku tidak akan kabur eoh!"yeonjun mengacuhkan soobin.
Soobin semakin kesal saat melihat yeonjun yg malah sibuk dengan buku tebal miliknya bukan malah mendengarkannya.
'huh terserah!'
•••
Sudah tujuh hari soobin tinggal di asrama, namun ini hari pertama soobin berlatih senjata selama disini, karena minggu lalu soobin hanya mengejar materi persenjataannya.
hei tentu saja itu wajib, saat diistana saja soobin selalu membolos pelajaran senjata, kecuali berlatih memanah sih.
Dia itu seorang arcer yang keren tau.walaupun ia tidak bisa memainkan pedang, tapi ia bisa bermain panah bahkan itu menjadi kelebihan soobin yang tidak lebih dimiliki orang lain di istananya.
"pakai begini saja tidak bisa.huh," soobin mengalihkan pandangannya saat yeonjun membantunya memasangkan perisai.
Disisi lain malu karena seorang pangeran tidak bisa memakai perisai dan disisi lain malu karena wajah yeonjun sangat dekat dengannya.
Merasa jika dirinya tidak kuat lagi berdekatan dengan wajah yeonjun, soobin mendorong pundak yeonjun dan mengatakan jika ia bisa memasangnya sendiri.
Kalian jangan berpikir jika Soobin dan Yeonjun sudah berteman. Eh ya sudah sih, namun masih terlihat seperti kucing dan anjing. Saling mengadu sama lain ke paman Lee jika salah satunya bersikap menyebalkan.
Namun soobin sudah lebih nyaman dengan yeonjun daripada kemarin-kemarin, mungkin rasanya nyamannya bertambah 25%. jadi total rasa nyaman soobin ke yeonjun baru 35%,hehe.
Yeonjun baik kok sama soobin baik banget plus perhatian juga, tapi didepan umum aja. Jika sudah berdua atau bertiga dengan paman lee yeonjun sangat menyebalkan.
"bagus! kanan! mundur! kir—argh"suara interupsi dari yeonjun berganti menjadi suara rintihan saat pedang milik soobin tak sengaja menggores dada yeonjun.
"sssh—
"ASTAGA MAAFKAN AKU, AKU TIDAK SENGAJA. YEONJUN JANGAN MATI," soobin berteriak untuk meminta tolong, benar-benar takut jika yeonjun mati.
Bukan apa-apa, hanya saja soobin tidak mau dicap pembunuh karena ia calon raja kan?
sebenarnya juga soobin takut kehilangan yeonjun sih. ya gimana enggak orang yeonjun saja adalah teman soobin satu-satunya disini.
"diam soobin! Aku tidak akan mati hanya karena tergores pedangmu," soobin menggeleng-gelengkan kepalanya tetap berusaha mencari bantuan saat darah didada yeonjun merembes sampai ke bajunya.
Itu karena yeonjun bandel tidak mau memakai perisai. Sok banget kalau kata soobin. kena pedang mampus kan!
"PAMAN LEE TOLONG YEONJUN!" soobin berteriak kencang saat melihat paman Lee datang dibantu dengan beberapa dokter pribadi soobin.
Yeonjun dituntun beberapa pengawal lain untuk dibawa ke kamarnya untuk diobati. Saat soobin hendak berjalan menyusul yeonjun, tangannya ditahan.
"pangeran tidak usah ikut ada—
"TIDAK PAMAN! YEONJUN—
"ratu dan adikmu datang pangeran, " mata soobin membulat karena terkejut, tidak menyangka bahwa ibu dan adiknya datang mengunjunginya untuk pertama kalinya setelah soobin diasramakan.
•••
"bagaimana kabarmu pangeran?" soobin menatap ibundanya yang sudah lama tidak ia temui, walaupun baru satu minggu.
Didalam ruangan itu, Ibunya tengah menyeduh teh dan tersenyum tulus padanya. Diruangan itu juga terdapat pangeran Beomgyu dan Hueningkai yang sedang menjahili satu sama lain.
Soobin berlari lalu memeluk ibunya dan kedua adik kecilnya. Ah dia sangat-sangat rindu dengan mereka. Ratu Choi tertawa saat melihat mata anak sulungnya berkaca-kaca.
"kak bin kenapa menangis? jangan menangis nanti kita ikut sedih, iyakan ibunda?" Ratu Choi mengangguk membenarkan perkataan Hueningkai.
"benar kak! huhu Beomie rindu kak Soobin, " Soobin tidak bisa menahan tangisnya lagi, dia benar benar tersentuh dengan kedatangan keluarganya.
"dimana ayah— ah hahaha raja pasti sibuk jadi tidak bisa mengunjungiku ya," soobin tersenyum kecewa saat tidak melihat kehadiran sang ayah.
"sayang— jangan sedih, raja pasti juga sangat merindukanmu. Hanya saja kau tau bukan, pekerjaan ayahmu pasti menumpuk," soobin mengangguk sambil tersenyum.
Tidak! Dia tidak boleh membuat ibundanya sedih dan merusak hari bahagianya hari ini karena bertemu dengan keluarganya.
"Ibunda, Beomie sama Hueningie menginap kan?!" mata soobin berbinar.
"Soobinie punya banyak cerita disini! Soobinie mau cerita semuanya! "
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA -Yeonbin ✓
FanfictionSoobin kecil telah kehilangan kebebasannya. Dan sekarang Soobin tidak ingin kehilangan kebahagiaannya. Oleh karena itu, Soobin melakukan berbagai cara untuk tetap bersama Yeonjun, karena Yeonjun adalah bahagianya. [ yeon | top ] [ bin | bott ] ©snow...