Soobin memilih untuk mempercayai Kepala Jung. Ya, setidaknya jika buku itu tidak ditemukan, ia bisa bertanya mengenai sejarah kerajaannya.
Namun, nyatanya pria tua itu hanya menceritakan peristiwanya sendiri secara berulang, itu bahkan tidak ada hubungannya dengan apa yang Soobin tanyakan. Soobin mendengus, sedikit memaklumi dengan usia Kepala Perputakaan itu.
Bukannya fokus, matanya malah menemukan keberadaan pria dengan penutup mata itu. Ia terus mencuri-curi pandang kearahnya. Ia merasa familiar dengan pria itu.
Soobin mencoba mengingat. Ia memiliki feeling bahwa pria itu penting, siapa tau ia dapat membantu Soobin dalam mencari Yeonjun. Namun, ingatannya memang sangat buruk. Ia tidak bisa mengingatnya hingga tiga jam kemudian.
Sepertinya pria itu juga mengenal Soobin, ketika dirinya melihat pria itu menghadap kearahnya. Tentu saja hei! Bagaimana tidak, dia itu Putra Mahkota disini. Mana mungkin pria itu tidak mengenalnya.
Tanpa sengaja ia memukul kepalanya sendiri. Itu membuat dirinya sendiri malu, astaga ia masih di perpustakaan.
'Jangan membuat malu dirimu sendiri ,Soobin' Untung saja, pria tua tadi sedang pergi mencari buku yang mungkin saja Soobin butuhkan di tempat lain.
Soobin kembali mencoba fokus dengan catatan analisisnya. Ini semua terasa janggal. Kenapa hanya buku peristiwa tahun 1872, 1873, dan 1875 saja yang hilang? Dan peristiwa pada tahun itu berakaitan penting dengan keluarganya.
Buku perustiwa Tahun 1874 tidak hilang, dan itu adalah peristiwa kelahirannya. Jika ada pencuri, kenapa ia tidak mengambil buku saat peristiwa kelahirannya, padahal itu cukup penting jika dilihat dari peristiwa keluarganya.
"Ini untuk anda Putra Mahkota," Soobin terkejut dengan kehadiran pelayan yang membawakan secangkir cokelat hangat.
Soobin menatap minuman itu. Ia haus, namun ia takut jika didalam sini terdapat racun ataupun apapun yang bersifat membuat dirinya celaka.
"Tenang saja, saya membawakan ini atas perintah Kepala Jung," Soobin menghela nafas lega, baiklah setidaknya ini dapat dipercaya.
Soobin mencicipi cokelat hangat itu sedikit demi sedikit. Oke, baiklah. Tidak ada yang aneh. Namun rasanya sangat nikmat, Soobin akui. Rasanya seenak buatan Yeonjun untuk dirinya saat musim dingin. Namun sekarang Musim panas, dan itu bukan buatan Yeonjun.
Huh, Soobin kembali merindukan Yeonjunnya.
"Rasanya enak. Kenapa kau tidak menjadi juru masak istana?" Pria itu tersenyum bangga.
"Rasanya memang enak! sayangnya ini bukan buatan saya. Pria itu yang membuatnya, Putra Mahkota," Soobin tersedak. Bagaimana pria dengan penutup mata itu bisa membuatkannya minuman?
"Apakah Putra Mahkota baik-baik saja?" Soobin menganggukkan kepalanya.
"Chajun tidak buta, dia hanya menggunakan penutup mata karena trauma. yang jelas dia masih bisa melihat dengan normal. Ah, Baiklah. Sepertinya saya terlalu lama disini,"
'Chajun? siapa dia, aku tidak pernah mendengar namanya, tapi aku seperti pernah melihatnya'
"Jika Anda membutuhkan bantuan, Saya berada di ruangan bawah tanah. Saya undur diri, Putra Mahkota," Soobin mengangguk.
Soobin menolehkan kepalanya, sepertinya belum ada tanda-tanda Kepala Jung akan kembali dalam waktu dekat. Oleh karena itu, ia akan menghampiri pria bernama Chajun itu. Ia penasaran.
Soobin menjadi kikuk saat mengetahui dirinyalah yang mendatangi seseorang. Biasanya ia akan menjadi seseorang yang didatangi.
"Khm," Soobin berpura-pura batuk agar mendapatkan perhatian Pria yang sedang membereskan kardus buku-buku yang tidak layak disimpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA -Yeonbin ✓
FanfictionSoobin kecil telah kehilangan kebebasannya. Dan sekarang Soobin tidak ingin kehilangan kebahagiaannya. Oleh karena itu, Soobin melakukan berbagai cara untuk tetap bersama Yeonjun, karena Yeonjun adalah bahagianya. [ yeon | top ] [ bin | bott ] ©snow...