"soobin! tunggu aku," yeonjun berjalan cepat menyusul soobin yang sudah berjalan lebih dahulu didepannya.
Jadi setelah bibir mereka tidak sengaja menempel soobin buru-buru mengajak yeonjun keluar dan melanjutkan perjalanan.
Bahkan saat yeonjun hendak membayar makanannya soobin sudah pergi keluar, dan ya beginilah akhirnya.
"haish jangan terburu-buru—
"astaga! maafkan aku nona," oh tidak. Yeonjun berkali-kali mengatakan maaf saat tak sengaja menabrak seornang gadis.
Yeonjun segera membantu merapikan bunga-bunga yang jatuh berceceran.
"ah tidak apa-apa, kau terburu-buru kan," yeonjun tersenyum ramah, sambil melihat kearah soobin yang sudah berhenti didepan sana.
"apakah kau terluka?" gadis itu terdiam saat melihat paras rupawan yeonjun.
Yeonjun yang sadar akan hal itu langsung menanyakan keadaan gadis itu kembali sambil melirik kearah soobin yang bersedekap dada didepan sana.
"e-eh tidak apa-apa, s-siapa namamu? kau t-tampan sekali eoh," gadis itu meremat keranjang bunganya karena gugup.
"yeonjun. jika begitu aku permisi dan sekali lagi maaf," Yeonjun berkata cepat, tak mau membuat pangerannya didepan sana marah padanya.
Namun saat dirinya hendak pergi, tangannya malah ditarik kembali. Gadis itu kemudian menyerahkan setangkai bunga mawar ke tangan yeonjun.
"besok siang datanglah kemari aku akan mentraktirmu makan. soohyun," gadis itu tersenyum manis, kemudian berlalu pergi dengan muka memerah.
Padahal yeonjun tidak mengatakan sesuatu bukan? Kenapa gadis itu memerah? Yeonjun menggelengkan kepalanya.
Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"hmm, gadis tadi cantik sekali ya yeonjun?—" Soobin berbalik dan berjalan ke arah Yeonjun.
"Wah apa ini? Bunga mawar? Apakah kau baru saja menjadi kekasih gadis itu? aah selamat ya," setelah mengatakan itu soobin melanjutkan jalannya kembali sambil meninggalkan yeonjun.
yeonjun tersenyum geli saat mendengar soobin mengatakan hal seperti itu menggunakan nada ketus. Apakah soobin cemburu? yeonjun hanya mengedikan bahunya.
Namun setelahnya yeonjun tidak menyusul soobin, ia malah berputar arah untuk membeli sesuatu. Ia yakin soobin tidak akan melanjutkan perjalanannya sendiri, karena ia tidak tau arah jalannya bukan?
Sedangkan soobin kini sedang kesal karena menunggu yeonjun yang tidak kunjung datang menyusulnya, padahal sudah sekitar dua belas menit lalu sejak soobin meninggalkan yeonjun.
Soobin yang pada dasarnya sudah kesal jadi tambah kesal sama yeonjun. Akhirnya ia malah melakukan hal konyol dengan memarahi kuda kesayangan yeonjun.
"haish tuanmu itu menyebalkan sekali sih?! Bodoh malah meninggalkanku sendiri, tak tau apa hari sudah semakin sore!" dan hanya terdengar ringkikan kuda setelahnya.
Soobin ingin sekali menangis. Bagaimana jika yeonjun kesal padanya, kemudian sekarang meninggalkannya?
Saat air matanya bersiap tumpah, soobin mendengar suara seseorang yang memang sedang ia tunggu.
"jangan marahi kudaku, marahi saja aku—
Eh kau kenapa menangis?" yeonjun terkejut saat tiba-tiba soobin memeluknya erat sambil menangis.
"hei ada apa? Aku tidak meninggalkanmu. Lihat aku disini sekarang," yeonjun mengusap puncak kepala soobin, ia merasa bersalah meninggalkan soobin sedikit lama.
"kau darimana hah?! Hiks," yeonjun menahan tangan soobin yang mengusap air matanya kasar, lalu ia ganti dengan usapan lembut.
"hei jangan khawatir, aku hanya izin menitipkan kuda ke pamanku. Dan lihat ini aku membelikan coklat ini untukmu agar kau tidak marah, " soobin tersenyum lebar saat yeonjun memberikan coklat kepadanya.
namun senyumnya kembali luntur saat yeonjun menyodorkan bunga mawar kepadanya, bunga pemberian gadis tadi.
"apa?!" soobin mencebikkan bibirnya kesal.
"untukmu tentu saja. aku yakin kau tidak suka saat aku diberi bunga kan?" soobin hanya mengatakan terserah sambil menerima bunga mawar itu secara paksa. Ya setidaknya bunga itu tidak diterima yeonjun.
Soobin mengernyitkan dahinya saat melihat yeonjun menarik kudanya untuk ia ikat disebuah batang pohon.
"kita memakai satu kuda saja, disana banyak pencuri. Mereka juga bisa mengetahui kau pangeran jika mereka melihat kudamu,"
Oh yeonjun benar, soobin lupa jika dari kecil ia selalu menggunakan kudanya kemanapun ia pergi. Jadi kemungkinan beberapa orang tau jika itu kuda milik pangeran.
"huh, yasudah," soobin berjalan mendekat ke kuda miliknya yang nampak tidak mau ditinggal sendiri itu.
"sob aku akan kembali secepatnya. lihat, aku meninggalkan bunga ini untukmu. Setelah ini jangan marah padaku okay?" soobin mengusap kepala kudanya lembut.
Setelah sedikit berpamitan pada kudanya, ia kembali menghampiri yeonjun yang sudah duduk diatas kudanya terlebih dulu.
"hei pendek! Aku yang didepan!" yeonjun yang tidak mau membuang waktupun akhirnya hanya mengangguk sambil memundurkan tubuhnya agar soobin bisa duduk didepan.
"kudaku tidak akan dicuri kan?"
"tidak, tenang saja. Ayo berangkat," yeonjun menarik kudanya agar berjalan.
"yeonjun aku yang memegang kendali! Kenapa jadi kau?! Serahkan talinya," bukannya menyerahkan talinya yeonjun malah menyandarkan dagunya ke bahu soobin.
"kudaku susah dikendalikan jika dengan orang lain. Serahkan ini padaku. kau tidur saja, aku tau kau mengantuk,"
soobin tidak bisa berkata-kata lagi saat yeonjun menarik kepalanya untuk bersandar didada miliknya.
Sebelah tangan yeonjun melingkar erat dipinggang soobin untuk menahan tubuhnya agar saat tertidur ia tidak jatuh, dan sebelah tangannya lagi memegang kendali kuda.
"aku akan membangunkanmu jika sudah hampir sampai. Tidurlah soobin," sepertinya soobin tidak akan tertidur, tetapi malah pingsan saat mendapat perlakuan seperti ini dari yeonjun.
-TBC-
•••
HALO GAYSdukung aku terus yuk!
see you~
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA -Yeonbin ✓
FanfictionSoobin kecil telah kehilangan kebebasannya. Dan sekarang Soobin tidak ingin kehilangan kebahagiaannya. Oleh karena itu, Soobin melakukan berbagai cara untuk tetap bersama Yeonjun, karena Yeonjun adalah bahagianya. [ yeon | top ] [ bin | bott ] ©snow...