⏳1

385 56 0
                                    

"hiks hiks hiks," Soobin mengusap air matanya yang terus berjatuhan hingga membentuk anak sungai dipipi mochinya.

"kakak sudahlah, jangan menangis lagi. Ini gyu kasih tiga coklat hehe," Bukannya menerima, soobin malah mengamuk dengan beomgyu.

"ih kak soobin! jika tidak mau yasudah jangan marah! biar gyu habiskan sendiri saja," Beomgyu lanjut memakan coklatnya, tanpa memperdulikan soobin yang menangis semakin kencang.

"aish kakak jangan menangis terus, Hueningie jadi sedih,"soobin terharu saat adiknya paling kecil memeluknya. Bukan seperti Beomgyu yang menyebalkan.

"hiks hueningie~"

soobin menangis. Setelah tertangkap oleh paman Lee pengawal pribadinya tadi, ia langsung dibawa kedepan raja. Sebenarnya tidak banyak hal yang dikatakan raja. Hanya saja,,,

Soobin tidak bisa menyeritakan betapa kejamnya saat kalimat singkat sang raja yang juga berperan sebagai ayah kandungnya terucap.

Kini soobin dikurung dikamarnya menunggu hukuman yang akan diberikan ayahnya.

Biasanya soobin langsung akan dihukum saat itu juga, tetapi entah kenapa kini ia harus dikurung terlebih dahulu dikamarnya.

ia harus menunggu nanti malam keputusan ayahnya. Setelah selesai makan malam, ayahnya akan kembali menghakiminya.

Dan ya seperti yang kalian kira soobin menangis tersendu-sendu dengan kedua adiknya yang menemaninya. Soobin menyesal.

Ia menyesal ketahuan kabur karena terlalu lama pergi. Seharusnya ia cepat pulang tadi, jadi tidak akan ada yg mencarinya.

•••

Malam ini Soobin dan kedua adiknya dituntun untuk datang ke meja makan utama.

Soobin menatap ibundanya sendu, lalu tatapannya beralih pada sang ayah yang terlihat masih marah padanya. Soobin menundukkan kepalanya tidak berani menatap ayahnya lagi.

Makan malam itu berjalan seperti biasa, lancar dan damai. Namun terasa berbeda bagi soobin. Terlalu sunyi, terlalu dingin, dan terlalu suram.

Sampai dentingan terakhir garpu ayahnya selesai makan dan menyuruh kedua adiknya pergi ke kamar dan tidur. Meninggalkan soobin, ibundanya, dan tentu saja ayahnya.

"Pangeran soobin," Soobin meremat celananya dirasa nada ayahnya sangat dingin.

"ayahmu sedang berbicara didepan. Kau tau kan harus apa?"soobin menggigit bibir dalamnya lalu memberanikan diri menatap mata ayahnya.

"kenapa kau kabur? Berikan ayah alasan yang masuk akal pangeran soobin," Soobin menggigit kecil bibir dalamnya.

Haruskah soobin jujur? Ia takut ayahnya marah, namun jika ia berbohong ayahnya akan tambah marah. Jadilah sekarang soobin mengatakan hal sejujurnya.

Terdengar ayah soobin mendesah lelah kemudian menatap soobin datar. Itu membuat dirinya merasa tambah takut, ia mengalihkan tatapannya pada ibundanya yang tengah tersenyum guna menenangkan soobin.

"kau benar, jadwal dan peraturan kerajaan memang sekatat itu. Apalagi jika kau adalah anak sulung. Waktu bermainmu akan banyak terganti oleh pelajaran kerajaan yang memang harus kau kuasai,"

"kau mungkin tertekan pangeran soobin, ayah memaklumimu-

"tapi tidak dengan raja,"

"kau itu adalah seorang raja dimasa depan pangeran, kau harus bisa menguasai segalanya. Kau tau seorang raja bukanlah hal mudah, kau harus benar-benar pandai segalanya,"

TACENDA -Yeonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang