🕰️ 35

297 26 7
                                    

Pagi ini istana terlihat sangat ramai, dikarenakan banyak pelayan yang mulai mendekor istana sedemikian rupa, bahkan para pengawal ditambahkan jumlahnya demi mengamankan istana dari penyusup.

Hari esok adalah acara pengangkatan Putra Mahkota Soobin sebagai Raja.

Kediaman Soobin pun tak kalah ramai. Kedua adik dan ibundanya berada dikamarnya, menyaksikan Soobin yang sedang dirias seminimal mungkin. Pakaiannya putih bersih, rambutnya diikat rapih, dan tidak memakai perhiasan apapun.

Soobin akan melakukan tradisi sebelum pengangkatan Raja. Yaitu, berdiam diri selama 24 jam di sebuah bangunan sakral dimana ia nantinya akan melakukan segala tugas barunya disana.

Soobin berhenti didepan sebuah bangunan megah dengan dengan ukiran berbentuk naga, simbol dari kekuasaan tertinggi di kerajaannya.

Ibunda, dan kedua adiknya mendampinginya. Mereka berhenti ketika Soobin sudah sampai tepat didepan tangga bangunan itu.

Soobin menatap keatas bangunan itu. Disana ayahnya memandanginya dengan senyum yang baru pertama kali Soobin lihat. Senyuman itu nampak seperti senyuman kebahagiaan dan kebanggaan.

Soobin membungkukkan tubuhnya memberi hormat sedikit lebih lama untuk ayahnya dan juga bangunan sakral itu. Kemudian secara perlahan kaki Soobin menaiki tangga bangunan itu.

Tubuhnya telah sampai diatas, ayahnya memegang pundaknya sebentar memberi ucapan selamat. Pasangan ayah dan anak tersebut kemudian memasuki bangunan sakral itu kemudian bersujud didepan pintu secara bersamaan.

Seketika tubuh Soobin merasa gemetar. Ritual ini membuatnya ketakutan. Kutukan itu masih berputar dikepala Soobin, walaupun begitu ia mencoba untuk menghadapinya.

Keduanya bangun dari sujudnya, ayahnya kemudian melepaskan mahkotanya, kemudian menaruhnya disebuah meja didalam ruangan. Itu akan dipakai Soobin besok ketika dirinya diangkat menjadi Raja.

Ritual itu sudah selesai satu jam lalu. Dan didalam sini Soobin sendirian. Melamunkan segala hal yang ada dipikirannya.

Soobin menatap mahkota yang telah dilepas ayahnya. Itu berarti ayahnya sudah melepaskan gelar Rajanya.

Soobin kemudian teringat dengan Yeonjun. Ia merasa bersalah sepanjang hidupnya, jika ia tidak menegakkan keadilan.

Namun, jika ia membatalkan semua ini ia akan mengecewakan seluruh keluarganya, rakyatnya, dan juga Yeonjun.

Ah, tetapi Ibunda dan kedua adiknya sudah mewanti dirinya agar memilih pilihan yang tepat. Tetapi apa yang sebenarnya dimaksud dengan pilihan yang tepat?

Soobin tidak pernah mengetahui apa jawabannya.

🍃🍃🍃

Soobin terbangun dari tidurnya karena suara berisik disekitarnya. Soobin membulatkan matanya ketika melihat keberadaan kakeknya yang sedang bersungut marah dikursi tahtanya.

Tak lama kemudian suasana menjadi senyap. Soobin menengok kearah pintu saat seorang wanita datang dengan membawa seorang anak laki-laki kecil. Soobin menggelengkan kepalanya pusing.

'Siapa itu?'

Soobin kembali menengokkan kepalanya kearah kakeknya. Tiba-tiba didepannya ada seorang pria yang tengah bersujud dilantai. Tunggu dulu—

"Ayah! Apa yang kau lakukan?"

"Itu bukanlah anakku, Yang Mulia Raja. Ampuni aku!" Soobin yang awalnya berteriak, kemudian tersadar bahwa ini bukanlah kenyataan.

Soobin berdiri, berjalan mendekat kearah ayahnya, wajahnya masih sangat muda, kemungkinan besar memiliki umur yang sama dengannya, dan pakaian itu merupakan pakaian seorang Putra Mahkota.

TACENDA -Yeonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang