"pangeran apakah anda senang?"soobin mengangguk antusias.
Walaupun ibunda dan kedua adiknya tidak menginap, ia tetap senang karena bisa menghabiskan setengah hari bersama mereka.
Soobin bersyukur sekali jika ratu masih mau menemuinya, walaupun soobin sudah membuat kesalahan besar.
begitu juga dengan adik-adiknya, mereka terlihat senang bertemu dengannya dan merasa kehilangan saat dirinya tidak ada di istana.
Ah soobin jadi rindu lagi kan. Padahal baru tiga jam lalu mereka bertemu.
"pangeran kelas senjatamu besok akan diganti dengan kelas literatur, yeonjun akan berisirahat selama dua hari," soobin yang sedang menyelesaikan makan malamnya pun menjadi panik.
''astaga aku melupakan yeonjun!''
"Bagaimana keadaan yeonjun paman, apakah yeonjun baik-baik saja? Apakah yeonjun harus melewati pembedahan? Apakah yeonjun—hah, aku harus ke kamar yeonjun sekarang!"soobin pergi meninggalkan paman lee sendirian.
"astaga! pangeran kau masih makan, selesaikan acara makanmu dahulu!" itulah yang soobin dengar terakhir kali sebelum ia benar benar meninggalkan meja makan.
soobin berlarian melewati beberapa jalan kecil untuk sampai ke kamar yeonjun, kamar khusus pengawal dan penjaga.
"huh, kenapa gelap sih, " soobin mengeluh saat berjalan mencari kamar yeonjun yang ternyata jalannya tidak seterang jalanan di kamarnya.
'aku harus menyuruh paman lee untuk menerangi jalan disini'
"pangeran,"
"aaa!" soobin berjengkit kaget saat ada salah satu pengawal menghampirinya.
"ada apa pangeran? Apakah anda membutuhkan bantuan saya?"
Soobin segera mengangguk dan meminta tolong kepada pengawal itu untuk mengantarkannya ke kamar yeonjun.
"terima kasih,"soobin berkata demikian saat sudah sampai di kamar yeonjun.
"sudah menjadi tugas saya pangeran. apakah saya perlu menunggu anda disini?" soobin menggelengkan kepala menyuruh pengawal tadi untuk kembali menjalankan tugas yang sempat terganggu soobin.
Saat pengawal itu sudah pergi, tanpa basa-basi lagi soobin langsung masuk ke dalam tenda yeonjun tanpa permisi.
"yeonj— AAAAA,"
•••
"hei, berhenti marah, lalu cepat bantu obati aku," soobin mendengus.
Tebak apa yang soobin lihat tadi?
gila sudah, soobin sudah gila. Bukan! Yeonjunlah orang gila itu.Bagaimana bisa yeonjun tidak memakai sepotong kainpun tadi.
yeonjun hanya membalut tubuhnya dengan selimut tebal, dan karena itu juga soobin melihat 'sesuatu' yang membuatnya menahan malu.Saat soobin masuk ke tenda tadi yeonjun sedang dalam posisi akan bangkit mengambil obat untuk mengobati luka didadanya, dan sebab itulah selimut yeonjun melorot hingga setengah pahanya membuat soobin berteriak.
Wajah soobin sekarang memang tidak semerah tadi, tapi tetap saja rasa malunya masih sangat banyak saat kembali menatap yeonjun yang sudah memakai bawahan.
"s-sebelah mana?"soobin mengedipkan matanya gugup. Yeonjun menunjuk dada kirinya dengan perban yang sudah dibuka .
astaga setelah melihat 'sesuatu' tadi kini soobin kembali dibuat memerah karena melihat perut semi kotak-kotak yeonjun.
Bagaimana bisa seorang anak berumur dua tahun lebih tua darinya memiliki perut sebagus itu?
jangan lupakan dengan postur tubuh yeonjun juga. Soobin jadi merasa insecure setelah melihat tubuh yeonjun.
'APA YANG AKU PIKIRKAN! BODOH'
soobin menggeleng-gelengkan kepalanya pelan membuat yeonjun kebingungan.
"ada apa?" soobin mendorong pundak yeonjun pelan.
"masih saja bertanya ada apa?! Kau gila yeonjun! Apa yang kau pikirkan sampai tidak memakai satupun pakaian?! huh gila. untung saja yang masuk aku, bagaimana jika orang lain?!"soobin mendelik marah.
"aku kesusahan mengambil celana pangeran, lagian pakaianku tadi menyatu dengan celana kalau pangeran lupa. tidak mungkin aku memakai pakaian yang terkena darah itu kan?"soobin mencebikan bibirnya.
"tidak minta tolong?"yeonjun menggelengkan kepalanya.
"aku malu,"
"apa kau tidak lebih malu jika aku yang memergokimu?"
"tidak tentu saja ," yeonjun memang mengatakannya dengan santai, tapi mampu membuat soobin memerah kembali.
dengan teganya soobin memukul dada yeonjun, ia lupa jika dada yeonjun sedang terluka.
"maaf, salah siapa kau menyebalkan,"
"huh? Aku mengatakan itu karena aku dan kau hanya berbeda dua tahun dan juga sesama laki-laki jadi sepertinya aku tidak akan terlalu malu—
"memangnya apa yang pangeran pikirkan?"yeonjun tersenyum menatap soobin.
"tidak ada!" soobin mengalihkan pandangannya karena malu, ingin sekali ia mengganti topiknya. Namun sepertinya yeonjun belum mau menggantinya.
"benarkah pangeranku?" yeonjun menarik dagu soobin perlahan untuk menatap wajahnya.
telinga soobin ikut memerah mendengar ucapan dan perilaku yeonjun barusan. Dengan segera soobin menarik tangan yeonjun paksa dari dagunya.
"tentu saja pendek!—apakah lukamu sakit?" soobin harus cepat mengganti topiknya sebelum ia pingsan karena skinship dari yeonjun.
"ah ini, tidak apa-apa. pangeran tidak perlu khawatir," soobin mengangguk menaruh obat olesnya kembali setelah selesai mengobati luka yeonjun, ia lalu membantu menutup lukanya dengan perban.
"maafkan aku yeonjun, aku sungguh tidak sengaja," Soobin menunduk sedih, jujur saja soobin belum pernah melukai orang secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Walaupun tidak sengaja, soobin tetap saja merasa tidak enak.
"berhenti meminta maaf pangeran, hal seperti ini sudah biasa terjadi,"
"—ah iya paman lee bilang jika keluargamu datang menemuimu ya?" soobin mengangguk antusias.
"iya! Aku senang sekali yeonjun! walaupun ayahku tidak ikut mengunjungiku, tapi tidak apa-apa ayahku pasti sibuk, aku dan adik adikku bermain—"
Dan ya malam itu yeonjun habiskan untuk mendengarkan cerita antusias dari soobin, walaupun sebenarnya yeonjun butuh istirahat.
Yeonjun tidak bisa melewatkan cerita antusias soobin, ia suka ekspresi saat soobin bercerita. sangat menggemaskan. ia tidak ingin melewatkan itu.
Paman lee tidak mencari soobin, mungkin paman lee sibuk menata ualng jadwal soobin untuk dua hari ke depan jadi ia tidak mengecek ke kamar soobin.
Mereka berdua berakhir tidur bersama karena soobin kelelahan bercerita dan takut kembali sendirian ke kamarnya karena sudah larut malam.
Tapi kalian jangan salah sangka, yeonjun tetap menaruh satu guling ditengah untuk membatasi tubuhnya dan soobin.
walau pada akhirnya saat pagi menjemput, mereka tetap terbangun dalam posisi saling memeluk.
berdoa saja tidak ada seorangpun yang menciduk mereka tidur bersama.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA -Yeonbin ✓
FanficSoobin kecil telah kehilangan kebebasannya. Dan sekarang Soobin tidak ingin kehilangan kebahagiaannya. Oleh karena itu, Soobin melakukan berbagai cara untuk tetap bersama Yeonjun, karena Yeonjun adalah bahagianya. [ yeon | top ] [ bin | bott ] ©snow...