⌛21

138 21 3
                                    

Pagi ini terlihat mendung. Entah apa yang terjadi di medan perang, namun hati Soobin merasakan gelisah, ketakutan, lebih daripada hari-hari sebelumnya.

Hari ini tepat hari ke-20, Soobin masih tidak diizinkan pulang atau pun menyusul ke medan perang. Ia sungguh tidak tau apa maksud ayahnya.

Pernah suatu dini hari, ia melarikan diri. Namun gagal. Ia bahkan belum sempat keluar dari gerbang istana. Padahal kalian tau, Soobin adalah ahli penyelinap.

Soobin terbangun dari pikirannya, saat ia mendengar suara telapak kaki kuda. Matanya menatap lima orang berkuda dengan seragam perang milik istananya.

Dan ya! Orang terdepan diantara prajuritnya ada adiknya, Beomgyu.

Soobin yang tadinya berada di balkon kamarnya segera berbalik berniat untuk menemui mereka. Perasaannya benar-benar tidak enak. Ya Tuhan jangan biarkan hal-hal buruk yg dibayangkan Soobin terjadi.

Ketika Soobin membuka pintu, didepan sudah ada Paman Lee. Beliau membawa sebuah surat resmi dari kerajaan. Soobin mengepalkan genggaman tangannya.

"Pangeran..." Paman Lee menatap mata Soobin dengan penuh rasa iba.

"Cepat katakan padaku paman!" Tiba-tiba Soobin kehilangan kesabaran, ia tak pernah marah sampai membentak pada siapapun.

Kemudian Soobin melihat kelima prajurit tadi sudah ada di depan kamarnya. Membungkukkan badannya, kemudian melepaskan penutup kepalanya.

"Pangeran Soobin, pangeran Beomgyu sudah menunggu anda diruang besar," Soobin menengokkan kepalanya ke arah Paman Lee.

Beliau bahkan hanya bisa tersenyum getir kepadanya. Ada apa ini? Tanpa berlama-lama Soobin berjalan menuju ruang besar.

"Kak, biarkan aku memelukmu," Begitu datang, Soobin langsung dipeluk erat oleh Beomgyu.

"Katakan padaku, ada apa? dimana Yeonjunku?" Soobin berbisik kepada Beomgyu.

Beomgyu melepaskan pelukannya, menegaskan dirinya sendiri sebelum berani membacakan sebuah surat resmi dari istana.

"Duduklah pangeran, aku akan membacakan surat resmi istana," Soobin menurutinya.

Soobin tidak bisa fokus dengan keseluruhan isi surat tersebut, yang dapat ia simpulkan adalah istananya berhasil memenangkan peprangan dan meraih wilayahnya kembali.

Soobin tersenyum lega. Perang pertumpahan darah sudah berakhir.

"Pangeran, banyak prajurit yang telah gugur dalam pertempuran itu. Sebanyak 3.389 meninggal, 2.891 luka parah, dan 376 lainnya menghilang," Soobin terkejut, ini adalah korban terbanyak dalam sejarah istana Soobin kedua setelah kejadian 3 abad yang lalu.

"Dan salah satunya adalah-

Yeonjun. Jasadnya tidak ditemukan, dan diperkirakan meninggal ketika salah satu prajurit melihatnya terluka parah disebelah dadanya untuk terakhir kali,"

Soobin berdiri, dengan cepat berlari kearah beomgyu. Ia tanpa segan, menodongkan pedangnya ke leher Beomgyu.

"Jangan pernah bercanda kepadaku menyangkut Yeonjun!" Beomgyu tertunduk, tidak berani menatap mata Soobin.

Beomgyu tau kakaknya itu sedang diliputi rasa kemarahan, ketakutan, dan juga kesedihan. Ia tau, kakaknya mungkin tidak bisa menerima kenyataan secepat ini.

"Jika kau tidak percaya, aku membawakanmu ini," Soobin menatap tak percaya.

Ini adalah gelang dari kuil yang Yeonjun berikan pada Soobin sepuluh tahun lalu, namun Soobin memakaikannya kembali kepada Yeonjun.

TACENDA -Yeonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang