⌛25

124 14 2
                                    

Setiap pagi setelah sarapan, Soobin selalu mengunjungi perpustakaan lama. Itu telah menjadi rutinitasnya saat ini.

Kepala Jung dan dirinya tidak pernah menemukan series buku yang hilang, sudah tiga hari ini. Soobin kemudian berpikir, ia harus mengubah cara pandangnya.

Maka dari itu, pagi ini Soobin pergi ke ruangan bawah tanah perpustakaan lama ini. Ia akan mencoba bertanya kepada pelayan yang waktu itu memberikannya tawaran bantuan.

"Putra Mahkota," Seluruh pelayan langsung membungkuk kepadanya.

"Tidak apa-apa, kalian lanjutkan saja pekerjaan masing-masing," Soobin lanjut berjalan mencari pelayan itu. Namun, sayang ia tidak tau namanya. Jadi, bagaimana mungkin ia bisa bertanya.

Lalu Soobin melihat keberadaan Chajun. Ah ya! ia mengenal pria itu. Soobin langsung menghampiri Chajun.

"Chajun," Pria yang sedang mengepel lantai itu langsung berdiri. Lalu memberi hormat. Soobin memegang bahunya, membiarkan pelayan itu menegakkan tubuhnya.

"Aku membutuhkan bantuanmu Chajun,"

•••

Semenjak hari itu, Soobin terus bertemu dengan Chajun. Ternyata pria itu memiliki banyak pengetahuan yang luas. Soobin sempat terheran, mengapa ia tidak menjadi pustakawan saja? daripada hanya pelayan disebuah perpustakaan.

Chajun bahkan membantu Soobin dalam menafsirkan salah satu sobekan dari buku peristiwa 1873. Itu sangat luar biasa.

Jika kalian bertanya bahwa, kenapa Soobin bisa percaya secepat itu kepada Chajun. Jawabannya adalah pria itu sangat jujur. Ia juga bisa merasakan ketulusan dalam lubuk hatinya. Dan yang terpenting adalah Soobin nyaman berada disamping Chajun.

Kalian jangan salah paham, ia tetap cinta dengan Yeonjunnya. Ia hanya membutuhkan sedikit bantuan dari Chajun untuk menemukan titik terang dari semua peristiwa ini.

"Aku masih tidak tau mengapa buku pada tahun ini menghilang juga. Tidak ada hal penting yang terjadi pada tahun ini," Soobin memberikan pendapatanya. Namun langsung ditolak mentah-mentah oleh Chajun.

"Apa maksudmu tidak penting, Pangeran? Kau bilang semua buku yang menghilang adalah peristiwa penting. Jika menghilang, maka artinya ada hal yang disembunyikan. Atau mungkin saja buku itu bukan hilang, tapi disembunyikan,"

Soobin terkejut saat mengetahui Chajun menaikkan oktaf suaranya. Ini pertama kalinya Chajun menaikkan oktaf suara kepadanya, bahkan hampir membentak.

"Maaf, tapi maksudku bukan begitu, Chajun. Aku hanya- tidak mengerti dengan semua ini. Aku kehilangan orang yang paling aku cintai, dan sudah satu tahun ia menghilang. Aku sangat lelah menghadapi semua ini," Soobin menundukkan kepalanya, menahan tangisnya.

Sebenarnya ia tidak masalah jika harus menangis, tidak ada yang bisa melihatnya disini, kecuali Chajun. Mereka berada disebuah danau dekat dari perpustakaan lama, namun jarang ada orang yang berada disini.

Soobin dikejutkan dengan pelukan dari Chajun, bahkan dengan berani pria itu mengusap kepalanya. Hal ini membuat Soobin menangis.

"Aku hanya- ingin hidup bahagia bersamanya Chajun, apakah itu sulit dilakukan dunia untukku? Aku sangat sangat mencintainya," Soobin menahan nafasnya agar tangisnya tidak semakin keras.

"Jangan menangis pangeran," Hati Soobin seperti tersayat. Pelukan ini, usapan kepala ini, dan kata-kata ini pernah dilakukan Yeonjun padanya.

Saat Soobin sudah tenang, ia melepaskan pelukannya. Ia sudah bertekat mengatakan ini pada Chajun.

"Chajun, kau mirip dengan Yeonjunku," Soobin menunggu reaksi yang diberikan Chajun, namun pria itu sama sekali tidak bereaksi. Kecuali dengan pelukannya yang terlepas. Ia hanya terus terdiam.

"Cha-

"Pangeran Soobin!" Soobin melihat kearah belakangnya, dimana ada Putri Minju yang menatap marah kearahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Bukannya mendapat jawaban, Soobin hanya mendapatkan tamparan dari Putri Minju.

Soobin terkekeh, berani-beraninya Minju memukul dirinya. Siapa dia? apakah dia berkuasa?

"Apa yang kau lakukan dengan pria ini Pangeran!!! Jangan pernah coba-coba kau berani jatuh cinta pada pria ini, seperti kau jatuh cinta pada Yeonjun!!" Soobin membulatkan matanya, bagaimana Minju tau tentang ia yang jatuh cinta pada Yeonjun.

"Tidak usah terkejut. Aku tau semuanya. Aku tau kau dulu sering bercinta dengannya dimalam-malam panjang. Aku tau. Dan aku bisa melaporkan ini semua kepada Raja! Aku bisa menuntutmu, aku bisa menyebarkan berita itu kepada seluruh rakyat, dan membuatmu gagal diangkat menjadi Raja!" Soobin menggeram kesal.

"Kalau begitu, lakukanlah."

Soobin berjalan meninggalkan Chajun dan Putri Minju. Soobin memikirkan kata-kata Putri Minju, dan itu adalah benar. Memang seharusnya dia tidak dijadikan Raja. Sejak kecil, Soobin tidak pernah menginginkan menjadi Raja. Ia hanya ingin kebebasan dan kebahagiaan. Ia tidak perlu memiliki jabatan raja ataupun kekayaan.

Ia tidak pernah mendapatkan kebebasan, namun setidaknya ia perlu kebahagiaan. Yaitu dengan Yeonjunnya. Namun, kini Yeonjun menghilang dari hidupnya. Ia kehilangan kebahagiaannya.

Soobin berjalan menuju Kediaman Raja, ia akan mundur dari jabatan dan pergi dari Kerajaan. Saat berjalan menuju pintu, dirinya ditahan oleh pengawal kerajaan.

"Aku ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja! Lepaskan aku!" Kedua tangannya ditahan.

"Sudah malam Putra Mahkota, sebaiknya kau kembali ke Kediamanmu-ackkk!" Soobin berhasil melepaskan kedua tangannya yang sedang ditahan. Kemudian ia berlari, dan mendobrak pintu kediaman Raja.

Pintu itu kemudian terbuka, dan menampakkan Raja yang telah menodongkan Pedangnya tepat dileher Soobin.

"Pangeran Soobin!" Ibundanya keluar dan langsung menurunkan pedang Raja. Ibundanya kemudian menarik Soobin masuk kedalam kediaman Raja.

Soobin telah dibuatkan teh oleh ibundanya, sedangkan dirinya sendiri telah terkapar dikamar orangtuanya.

"Anak itu memalukan! Tak beradab!-

"Dia sedang mabuk Jinsae! Berhentilah mengumpati anakmu,"

Ya, Soobin sedang mabuk. Tapi bukan berarti dia hilang kesadaran sepenuhnya. Ia masih bisa mendengarkan kedua orangtuanya yang sedang cekcok.

Soobin membuka matanya perlahan, mengedarkan pandangannya keseluruh kamar tidur ayahnya. Dengan samar-samar ia melihat kearah rak buku milik ayahnya.

Soobin memukul kepalanya sendiri, ia mencoba untuk tidak berhalusinasi. Tapi ia yakin, itu adalah buku peristiwa tahun 1873. Kenapa ada dikamar Raja?

Dengan kepala yang terasa berat, Soobin berusaha bangkit. Ia harus mengambil buku itu. Ketika Soobin berhasil mengambil buku itu, ia langsung menuju ke halaman sebelumnya dari yang pernah dibaca.

Seorang wanita dari rakyat biasa mendatangi istana. Ia meronta-ronta menuntut Sang Pangeran untuk bertanggungjawab atas dirinya dan putra kecilnya.

'apa maksudnya itu?'

Ketika sedang melanjutkan bacaannya, Soobin mendengar langkah kaki yang mendekat. Oleh karena itu, Soobin langsung menyobek lima halaman berikutnya. Lalu ia masukkan kedalam hanboknya.

Ia akan membacanya besok. Mungkin saja dirinya sedang melantur sekarang ini. Soobin akan memberitahu Chajun akan penemuannya malam ini.

Setelah mengembalikan buku itu ketempat semula. Soobin kembali berpura-pura tertidur. Pintu kamar terbuka, dari suaranya ia bisa mengenali bahwa itu adalah ibundanya.

"Pangeran, istirahatlah disini terlebih dahulu. Selamat malam,"

-TBC-
•••

hiii! maaf updatenya kemaleman😔

dah mulai ketebak belum ceritanya?

thank u and see you next🤎

TACENDA -Yeonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang