⏳7

248 35 1
                                    

Yeonjun berjalan-jalan santai disekitar asramanya itu, walaupun sudah telat sih karena ini sudah pukul 11.30, seharusnya ia pergi tadi pagi.

Ingat kan jika yeonjun diliburkan dua hari? nah itu yang membuatnya bisa bebas dari tugas disini. Sebenernya tugasnya itu cuma satu yaitu melatih soobin kesenjataan.

Iya tentu saja karena asramanya ini memang dibuat khusus untuk menjalankan hukuman soobin si pangeran pertama yang sering kabur dari istananya.

Jika kalian bertanya bagaimana bisa anak lima belas tahun seperti yeonjun bisa menjadi pelatih seorang pangeran seperti soobin? Bahkan yeonjun juga hanya dari orang kalangan biasa.

Jawabannya adalah paman lee. Itu berawal dimana saat terakhir kali soobin kabur dari istana.

Paman lee mengira jika yeonjun dan soobin adalah seorang teman. Waktu paman lee menciduk soobin, ia mengira jika yeonjun dan soobin sedang bermain petak umpet bersama.

Tidak sampai disitu, bahkan paman lee menyuruh mata-matanya untuk mengikuti kehidupan yeonjun seharian penuh. Niat awal hanya ingin tau apakah yeonjun orang berbahaya atau tidak bagi soobin.

Ternyata yeonjun pandai bermain pedang dan senjata lain kecuali panah. Sebuah ide muncul untuk mengganti hukuman soobin, sebelumnya soobin akan diberi hukuman mendapat kelas full tanpa haru libur, juga dengan jam tambahan.

Tentu saja paman lee tau jika soobin sangat sangat tidak menyukainya, apalagi itu tidak akan membuat soobin jera dan tidak mendapatkan pelajaran dari kesalahannya.

untuk jangka waktu soobin diasramakan, paman lee sama sekali tidak menyangka. Ia kira hukuman soobin hanya tiga bulan, tapi ternyata malah satu tahun.

Paman lee meminta bantuan yeonjun untuk membantu pangeran soobin memenuhi hukumannya. Ia berpikir soobin tidak akan kabur jika orang yang melatihnya adalah temannya sendiri.

Yeonjun yang tau jika ekonomi keluarganya sangat memprihatikan pun akhirnya menerima tawaran itu dengan timbal balik yang lebih dari cukup untuknya.

Namun sayangnya yeonjun tidak tau jika pangeran soobin adalah anak jakung yang ia temui di hutan dan pasar siang tadi.

Menurut Yeonjun anak itu sangat menyebalkan, tetapi sedikit baik karena mau memberinya beberapa koin untuk membeli makan.

namun sepertinya sekarang semua sedikit berubah.

"apa yang kau lamunkan yeonjun?" yeonjun menoleh pada seseorang yang tiba-tiba sudah ada didepannya.

"ah tidak ada paman. Hanya sedang menikmati waktu libur haha," paman lee mengangguk, lalu mengajak yeonjun untuk duduk di bangku terdekat.

"bagaimana lukamu?" Yeonjun menjawab bahwa lukanya baik-baik saja. Dokter istana memang terbaik dalam pengobatan.

"eoh paman tidak bersama pangeran Soobin?" pikiran Yeonjun tertuju pada Paman Lee yang tidak bersama Soobin.

"oh pangeran Soobin, hahaha. Dia sedang sibuk kelas dan tidak ingin diganggu, maka dari itu paman memilih pergi berjalan-jalan,"

'tumben sekali'

"apakah dia baik-baik saja?"

"kau khawatir ya? tidak apa-apa Yeonjun, Pangeran pasti baik kok. Ah paman pergi dulu ya, paman ingin mengecek makan siang," Yeonjun mengangguk membiarkan Paman Lee pergi.

•••

Tiga hari ini Yeonjun jarang bertemu Soobin, bertemu juga hanya sebatas melihat Soobin yang mondar-mandir ke perpustakaan. Setelahnya tidak.

Namun sekarang Yeonjun sedang melatih Soobin kembali di kelas senjatanya.

Aneh, Soobin terlihat lebih pendiam dan terlihat sangat fokus dengan pedangnya. Padahal biasanya Soobin akan terus mencibir ingin istirahat, kelelahan, dan masih banyak lagi.

Okay Yeonjun menyerah, ia memang tidak terlalu suka Soobin cerewet namun ia lebih tidak suka saat Soobin diam dan terlalu serius seperti ini.

"minum pangeran," Yeonjun memberikan sebuah gelas berisi air mineral yang langsung diterima baik oleh Soobin.

"kelas kita sampai disini saja dulu pangeran, aku tau kau sangat lelah," Yeonjun menatap Soobin yang sedang menyandarkan punggungnya ke gazebo.

Sedangkan Soobin sendiri mengangguk lalu memberikan gelas sisa yg isinya sudah ia minum.

"pangeran, jika kau lelah bilang saja padaku aku akan menghentikan latihannya sebentar sekedar untuk minum," Soobin menggelengkan kepalanya.

"tidak, aku tidak apa-apa Yeonjun," Yeonjun menghela nafas lalu mendudukkan dirinya disebelah Soobin.

"apakah ini karena kata-kataku beberapa hari lalu pangeran?"

"tidak," Yeonjun menarik bahu Soobin untuk berhadapan dengnnya.

"jangan bohongi dirimu sendiri Soobin. Kau boleh pura-pura kuat didepan orang lain, tapi tidak didepanku,"

Hati Soobin berdesir saat mendengar yeonjun memanggil namanya dengan lembut seperti itu. Ini pertama kalinya Yeonjun memanggil namanya dengan lembut.

"aku temanmu kan disini? jangan pernah sungkan untuk bercerita, dan jangan sembunyikan apa-apa dariku,"
Tanpa sadar Yeonjun mengusap pipi soobin.

Soobin tenggelam kedalam tatapan tulus yeonjun. Ia menutup matanya saat merasakan ribuan kupu-kupu menggelitiki perutnya.

Soobin kembali membuka matanya menatap wajah yeonjun yang terpahat apik. Hidung bangirnya, mata tajam yang kini terlihat tulus, dan bibir tebalnya.

Yeonjun memiliki paras bak pangeran, walaupun paman Lee bilang bahwa yeonjun hanyalah orang biasa.

Saat meraka saling tersadar, mereka langsung menjauhkan diri. Mereka merasa sedikit malu.

Yeonjun berdeham untuk menetralkan suasana, sedangkan soobin tengah berusaha menahan pipinya agar tidak semakin memerah.

"maafkan aku pangeran,"

'sial, apa yang dilakukan Yeonjun!'

'kau gila Soobin, kenapa kau memerah hanya karena Yeonjun menyentuh pipimu? dia itu temanmu!'





-TBC-
•••

Dukung trs yh:')

See you next~

TACENDA -Yeonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang