⌛16

223 26 0
                                    

Hari ini adalah waktu yang hangat bagi yeonjun dan soobin setelah sekian lama. Mungkin saja bisa disebut waktu bebas?

Tidak ada raja, tidak ada pengawal, dan tidak ada peraturan yang membatasi mereka.

Dini hari, mereka berdua duduk didepan jendela, dan menatap bulan yang hendak menghilang.

Mereka berdua sama-sama tidak memakai sehelai kain apapun. Mereka hanya berbagi selimut dan pelukan hangat.

"tidak kedinginan pangeran?" Soobin mendengus.

"jangan panggil aku pangeran saat seperti ini. aish kau merusak suasana," soobin menekuk kakinya dan mengistirahatkan dagunya.

"baiklah-baiklah. kau ingin aku memanggilmu apa?" yeonjun memeluk tubuh telanjang soobin dari belakang.

Setelah adegan panas mereka, ah tidak. Mereka tidak benar-benar mencapai intinya. Yeonjun tidak segila itu.

Kalian harus ingat jika soobin adalah seorang pangeran. Yeonjun tidak bisa begitu saja merusak soobin, apalagi soobin adalah calon Raja.

Ah tiba-tiba hati yeonjun berdenyut sakit.

Yeonjun tenggelam dalam pikirannya sendiri, membiarkan soobin mengoceh tidak jelas.

"Yeonjun, kau tidak mendengarkanku ya?!" Soobin membalikkan tubuhnya menghadap yeonjun.

Mata tajamnya berubah saat melihat tatapan yeonjun yang terlihat sendu. Yeonjun tidak menatapnya, tetapi menatap bulan.

Soobin mengangkat tangannya. Ia mengusap rahang tegas yeonjun untuk menyadarkan yeonjun dari lamunanya.

Soobin jelas tau, ada yang sedang mengganggu pikiran laki-laki paling berharga baginya itu.

Soobin tidak ingin membahasnya. Ia takut membuat kepalanya semakin pusing, setelah semalam ia minum banyak.

Yeonjun tersadar dari lamunan, saat mendengar suara tangisan tertahan dari soobin.

Soobin menutup wajahnya dengan telapak tangan, dapat dipastikan soobin benar-benar mennagis. Hal itu membuat yeonjun langsung menarik soobin dalam pelukannya.

Yeonjun menutup matanya. Mendengar tangisan soobin adalah hal yang menyakitkan baginya, terutama jika itu terjadi karenanya.

"Maaf... soobin," yeonjun mengusap kepala dan mengecup dahi soobin terus menerus diiringi kata maaf.

Yeonjun salah kali ini. Tidak seharusnya ia melamun memikirkan hal 'itu' disaat ia sedang berdua bersama soobin.

Yeonjun tau, soobin bisa menebak apa yang ia pikirkan, walau hanya dari tatapan mata.

Yeonjun mejauhkan wajah soobin dari bahunya. Ia merasa bersalah saat menatap mata sembab soobin.

"aku mencintaimu—hiks yeonjun, sangat mencintaimu—hiks," soobin menarik nafas panjang

"jangan pernah berpikir hal buruk tentang kita—" soobin kembali menangis, kali ini lebih keras dan lepas daripada sebelumnya.

Yeonjun mengapit telapak tangan soobin. Ia membawanya dalam keningnya, ikut menangis dalam diam.

Mereka berdua larut dalam air mata, tidak memperdulikan hari semakin pagi, tidak perduli jika mereka belum tidur semalaman.

Yeonjun mencium punggung tangan soobin berkali-kali, berharap sang pujaan hatinya berhenti menangis.

"yeonjunie katakan padaku jika kau mencintaiku. yeonjunie mencintai soobinie kan?" Yeonjun melihat mata soobin yang menyiratkan ketakutan.

•••

TACENDA -Yeonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang