delapanbelas. warning!
•••
"Kau belum tidur dari kemarin, pangeran," yeonjun manahan tangan Soobin yang mulai nakal memegang miliknya.
"Kau perlu beristirahat. Lagipula ARGH—
Bukannya berhenti, tangan soobin malah semakin jahil. Ia meremas milik yeonjun.
"Pangeran cukup!" Yeonjun menjauhkan tubuhnya.
"hah, aku berjanji akan langsung beristirahat setelah ini!" yeonjun menyatukan keningnya.
"Kau ada pertemuan juga dengan ayahmu nanti malam," Soobin mengerucutkan bibirnya kesal.
"Iya aku tahu. Ini masih jam dua siang, sore nanti aku akan tidur dan menemui ayahku jam delapan malam,"
"Sekarang biarkan aku memanjakan yeonjunie kecil," Soobin mendekat kearah Yeonjun.
Jika sifat binal Soobin sudah keluar, maka yang bisa dilakukan yeonjun hanyalah meladeninya.
"Yeonjun duduk diatas, aku ingin bertemu yeonjunie kecil," soobin menyuruh yeonjun duduk diatas kolam, agar posisinya lebih tinggi daripada soobin.
"Kau memang sengaja menggodaku pangeran nakal," yeonjun menarik dagu soobin untuk ia cium.
Ciuman terlepas diantara keduanya. Soobin meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
Soobin sedikit membungkuk, menyesuaikan wajahnya agar tepat berada didepan milik yeonjun.
"Lihatlah, dia nampak sangat gagah didepanku," Yeonjun menyeringai, Soobin benar-benar memancingnya.
"Tentu saja, kau membuatnya ingin menunjukkan seberapa jantanya yeonjunnie kecil untukmu sayang SSH—" yeonjun menggeliat saat soobin menjilat miliknya dari luar celana.
Saat Soobin sedang sibuk dengan kejantannya, Yeonjun secara pasti melepas pakaian soobin.
Soobin memang tidak pernah melepas bajunya ketika mandi. Tentu saja, akan ada banyak pelayan yang membantunya. Ia tidak mau tubuhnya terekspos.
Sadar jika dirinya telah ditelanjangi oleh yeonjun, Soobin menghentikan aksinya sebentar. Menatap mata yeonjun, seolah-olah meminta izin pada yeonjun untuk melepaskan celananya.
Setelah mendapat izin, soobin menarik celana sekaligus celana dalam yeonjun turun. Sedetik kemudian benda panjang itu mengenai wajahnya.
Yeonjun tertawa. Ah soobin bisa gila, suara tawa basah yeonjun membuat gairahnya naik semakin tinggi.
Dengan secepat yang ia bisa, soobin memasukkan kejantanan yeonjun kedalam mulutnya.
Terasa sangat sulit dan sakit, namun soobin sudah terbiasa. Dan ia menikmati itu.
Soobin menarik dan mendorong mulutnya membungkus kebanggaan yeonjun dengan tempo perlahan, namun semakin lama semakin cepat.
Tangannya pun juga membantu memanjakan milik yeonjun yang tidak terbungkus oleh mulutnya.
Yeonjun tidak bisa diam saja melihat dua tonjolan yang selalu menjadi favoritnya nomor dua, menganggur bahkan terlihat seperti menggodanya.
"Kau lihat dua benda didadamu itu sayang? Itu sangat menggoda. Merah muda dan tampak malu-malu, sangat cantik,"
Soobin benar-benar lemas. Panas semakin membakar tubuhnya. Kalimat kotor yang keluar dari mulut yeonjun memang tidak ada tandingannya.
Soobin yang sedang mengulum milik yeonjun tersedak saat yeonjun mencubit putingnya secara tiba-tiba. Ia melengkungkan punggungnya, menjauh dari tangan yeonjun.
Rasanya geli bercampur nikmat.
"Aku keluar ssh— sebentar lagi,"
Soobin menjilat ujung milik yeonjun dan memutarinya. Dan tak lama setelah itu yeonjun benar-benar keluar didalam mulutnya.
•••
Seperti perintah ayahnya, soobin malam ini datang kedalam kediaman Raja dan Ratu.
"Bagaimana kabarmu pangeran Soobin?"
soobin menyamankan duduknya. Ia mendongak dan menunjukan senyum manisnya pada sang ibunda.
"Tentu saja baik ibunda, dengan doa restumu aku akan selalu dalam kebaikan," ratu terlihat tersenyum membalas senyum manis soobin.
"Tampaknya kau sudah belajar merayu wanita ya, hahaha," soobin meringis.
Asalkan ibundanya tau, bahwa Soobin tidak pernah merayu wanita, tetapi dirinyalah yang sering dirayu seorang pria.
tidak juga. Hanya yeonjun yg merayunya.
"Ibunda sudah makan malam?" Soobin menatap Ratu yang menghampiri dirinya dengan sepotong pie strawberry ditangannya.
"Kau tidak perlu khawatir sayang. Ini Ibunda membuat pie strawberry kesukaanmu," mata soobin berbinar.
"Terima kasih ibunda! pie ini nampak lezat!"
Pasangan anak ibu itu kemudian saling berbincang. Melepas rasa rindu, dan sesekali bertukar candaan.
Bagi Sang Ratu, Soobin masih sama seperti Soobin lima tahun lalu.
Beberapa waktu berlalu. Candaan ringan Sang Ratu tiba-tiba berhenti saat mendengar suara pintu terbuka.
Semua orang didalam kediaman Raja berdiri dan memberi hormat. Itu adalah ayahnya.
Ayahnya duduk tepat dihadapan soobin. Menatap soobin dari atas kepala hingga ke perutnya.
Soobin yang sudah hafal dengan logat ayahnya pun sudah siap. Sangat siap. Ia tidak mau terlihat memiliki celah sedikit pun dihadapan Raja.
Lima menit berlalu, tetapi tak ada pembicaraan sedikitpun diantara ketiganya.
Raja masih diam. Soobin juga bingung ingin berbicara apa. Sedangkan Ibundanya kini terlihat memegang lengan Ayahnya.
"Ayah tidak bangga dengan hasilmu saat ini. Tetapi ayah juga tidak kecewa." Soobin menatap ayahnya dengan berani.
"Melihat perkembangan dan keberhasilanmu, ayah ingin memberikan perayaan kecil untukmu," soobin terkejut.
Perayaan? Apa yang dimaksud ayahnya itu?
"Semenjak kau diresmikan menjadi putra mahkota ayah sama sekali belum membuat perayaan untukmu kan?"
"Ini waktu yang tepat untuk merayakannya untukmu," Raja memberikannya sebuah bungkusan besar didepannya.
Soobin membukanya. Ia mengernyitkan dahinya saat menemukan tiga potong pakaian baru. Soobin merasa bingung akan maksud Sang Raja.
Merasa sang anak kebingungan, Ratu mulai menjelaskan maksud Raja.
"Soobin kau akan dicutikan selama dua minggu. Nikmatilah waktu liburmu dengan semua kemauanmu," saat soobin hendak memastikan, ayahnya menyela.
"Nikmati waktumu dengan Putri Byeoli. Ayah sudah mengundang Putri Byeoli untuk menemanimu selama masa cutimu,"
-TBC-
dukung terus ya?
see you next~
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA -Yeonbin ✓
FanfictionSoobin kecil telah kehilangan kebebasannya. Dan sekarang Soobin tidak ingin kehilangan kebahagiaannya. Oleh karena itu, Soobin melakukan berbagai cara untuk tetap bersama Yeonjun, karena Yeonjun adalah bahagianya. [ yeon | top ] [ bin | bott ] ©snow...