Sore hari, akhirnya Soobin telah menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Ia pun menghela nafas lelah. Matanya terasa berair setelah banyak membaca surat keluhan dari Rakyatnya.
Kini ia mengambil teh miliknya, mengambil sedikit waktu untuk beristirahat sebelum jam makan malam. Ia meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.
Kejadian pada malam sebelumnya membuatnya berpikir bahwa ia harus bertahan. Ia tidak boleh menyerah ditengah jalan seperti pikirannya kemarin untuk mengundurkan diri dari Jabatan Putra Mahkotanya.
Ia melamun, sudah hampir satu tahun ia tidak bertemu Yeonjunnya. Ya, ia yakin Yeonjun masih hidup. Paman Lee sedang berusaha diluar sana, begitu juga dengan Soobin yang berada didalam istana.
Soobin membuka laci, lalu mengambil sebuah peti kecil yang berisikan barang berharga. Soobin membuka peti itu dengan kunci.
"Hah... Yeonjun, aku sangat-sangat merindukanmu," Soobin kemudian kembali melamun.
Tiba-tiba, ia teringat pada Chajun. Pria itu tidak pernah terlihat keberadaanya di Perpustakaan setelah kejadian itu. Soobin menghela nafasnya kasar. Putri Minju kemungkinan besar telah memecat Chajun.
Sebuah ketukan pintu, membuat dirinya panik. Ia terburu-buru memasukan barangnya kembali ke laci. Saat melihat siapa orang yang memasuki ruang kerjanya, ia mendengus.
"Ada apa, Beomgyu?" Adiknya itu mendekat kearahnya.
"Kak, ayo berburu! Ku dengar ada seekor harimau berkeliaran di hutan yang sering membuat khawatir warga. Jadi, bagaimana jika kita berburu?!" Beomgyu mencoba memberikan kode, sayangnya hal itu tidak terlihat dimata Soobin.
"Hari sudah gelap, bahkan sebentar lagi akan makan malam. Kau—
Setelah segala kode Beomgyu keluarkan, akhirnya Soobin mengerti. Maafkan Soobin dengan ketidakpekaannya.
—sepertinya ide bagus. Aku sudah lama tidak berburu harimau. Itu akan menjadi tantangan yang fantastik,"
•••
"Maaf membuatmu menunggu lama, Paman Lee," Soobin turun dari kudanya, diikuti dengan Beomgyu dibelakangnya.
"Pangeran, Kau datang. Itu tidak masalah," Paman Lee memberikan hormat dua kali, pertama untuk Soobin, dan kedua untuk Beomgyu.
"Maaf telah membuatmu menunggu lama, Pangeran. Namun, aku membawakan kabar baik. Aku baru saja kembali dari Kerajaan Kang, dan aku menemukan keberadaan Ibu Yeonjun,"
Soobin terkejut. Ia tidak tau jika Paman Lee menyempatkan dirinya pergi ke Kerajaan Kang, ia tidak pernah memberikan kabar kepadanya.
"Ceritanya sangat panjang pangeran, namun aku berhasil menemukannya berkat Pangeran Beomgyu juga," Beomgyu menepuk dadanya merasa bangga.
"Kau harus berterimakasih padaku Soobin," Soobin menggeplak kepala adiknya yang kurang ajar, tidak memanggil dirinya dengan sebutan 'Kak'.
"Tetapi, disana aku tidak bertemu langsung padanya. Ada seorang pria lain disana, aku tidak tau siapa dia. Tetapi ia menjaga Ibu Yeonjun," Paman Lee mengeluarkan sebuah kertas sketsa.
"Selama tiga hari aku tidak bisa melihat wajah pria itu. Jika kau berkata itu Yeonjun, maka jawabannya bukan Pangeran. Ia berbeda, sangat berbeda. Aku menggambar sketsa pria itu," Paman Lee memberikan sketsa itu kepada Soobin.
Sketsa itu tidak begitu jelas. Paman Lee, memang bukan seorang seniman. Namun bukan itu masalahnya. Gambar ini hanya digambar melalui belakang.
"Paman, wajahnya tidak terlihat. Namun, ia memiliki seekor kuda yang cukup besar. Yang berarti, dia mungkin meminjamnya dari seorang pejabat, atau bisa juga dia sendiri seorang pejabat," Beomgyu memberikan pendapatnya. Soobin menganggukan kepalanya setuju.
"Benar pangeran, kuda itu seperti kuda milik kerajaan. Mungkin saja, ia adalah pengawal kerajaan Kang. Namun, untuk apa? Siapa dia hingga berkali-kali keluar masuk rumah Yeonjun?"
"Tetapi, ia tidak mungkin seorang pengawal kerajaan. Ia buta, matanya tertutup kain. Eh, Bagaimana bisa ia mengendarai kuda jika buta?" Soobin mencerna Semua fakta yang ia ketahui sekarang. Dan, gotcha!
"Tunggu, ia memakai penutup mata, paman?" Soobin mengambil kertas sketsa dari tangan Beomgyu.
"Tidak mungkin," Soobin memiliki satu dugaan sekarang.
"Ada apa kak?"
CTAS
"Paman Lee!" Entah dari mana asal anak panah yang sekarang telah menancap di perut Paman Lee.
Dengan Sigap Soobin mengambil pedangnya, begitu juga dengan Beomgyu yang dengan sigap memanggil para prajurit.
"Lindungi Paman Lee!" Soobin melihat pria misterius itu. Ia langsung berlari mengejarnya. Ini tidak bisa ia biarkan.
Kejadian ini mengingatkannya pada saat Ibu Yeonjun yang terkena anak panah. Dan kini, hal ini kembali terjadi? Ia harus menangkap pria itu.
Soobin terus mengejar pria itu yang dengan lincah melompat dari pohon satu ke pohon lainnya. Baiklah, ia tidak bisa menangkapnya jika tidak menggunakan serangan jarak jauh. Maka dari itu, Soobin mengeluarkan busur dan anak panahnya.
Soobin melesatkan anak panahnya. Namun gagal. Soobin menggeram, ia harus menyusun strategi. Ia membelokkan langkahnya, kemudian kembali melesatkan anak panahnya.
Dan ya, anak panah itu mengenai punggung pria mesterius tersebut dan terjatuh. Namun, itu bukan berasal dari anak panahnya. Melainkan Hueningkai.
"Kai?!" Hueningkai tersenyum.
Pangeran Beomgyu menghampiri pelaku yang terkapar. Ia membuka topeng pelaku, dan—
"Panglima Kim?!"
"Geledah semua tubuhnya, kemudian obati dia. Dia adalah kunci," Beomgyu mengerahkan semua pasukannya, dan mengikutinya. Ia akan mengawasi, jangan sampai Panglima Kim kabur.
Hueningkai menahan tangan Soobin yang sedang menarik rambutnya sendiri. Soobin merasa frustasi.
Permasalahan ini semakin rumit. Paman Lee terluka dan tidak sadarkan diri, sekarang adalah Panglima Kim. Mereka berdua adalah kunci, walaupun Panglima Kim merupakan salah satu tersangka.
"Panglima Kim berkhianat," Soobin terkekeh.
"Tidak ada lagi di dunia ini yang dapat aku percaya Kai," Soobin berjalan meninggalkan Hueningkai. Ia akan kembali ke istana.
"Kau bisa percaya padaku kak. Aku juga adikmu, aku akan selalu berada dipihakmu," Soobin menghentikan langkahnya. Setelah sedikit berpikir, dirinya memutuskan berbalik dan mendekat kearah Hueningkai.
"Ambil buku Sejarah Peristiwa 1873 di kediaman Raja, Kai. Aku membutuhkan buku itu,"
Hueningkai satu-satunya pangeran yang mendapatkan hati Sang Raja. Tentu saja, ia bahkan tidak pernah melanggar perintah Raja. Maka dari itu, Soobin menyuruh Hueningkai untuk mengambil buku itu dari kediaman Raja.
-TBC-
•••
Hi yeonbinist!Jangan bosen buat baca Tacenda ya!
Dukung terus! See you next~
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA -Yeonbin ✓
Fiksi PenggemarSoobin kecil telah kehilangan kebebasannya. Dan sekarang Soobin tidak ingin kehilangan kebahagiaannya. Oleh karena itu, Soobin melakukan berbagai cara untuk tetap bersama Yeonjun, karena Yeonjun adalah bahagianya. [ yeon | top ] [ bin | bott ] ©snow...