PROLOG

857 58 1
                                    

"Pangeran soobin tunggu sebentar ya, saya akan mecarikan referensi lainnya,"

"ingat, jangan kabur pangeran!" ucap sang guru pada seorang pangeran yang nampak menatap malas buku-buku didepannya.

Sedangkan pangeran itu hanya menanggapi dengan anggukan tak peduli. Ia menatap malas kepergian guru sastranya itu.

Pangeran manis itu lalu berdiri. Ia berjalan menuju teras kelasnya saat seorang anak laki-laki yang dua tahun lebih muda darinya. Soobin mendapat sebuah ide cerdik dari otaknya.

"Hueningie! kemarilah," anak kecil yang dipanggil itu menoleh dan berjalan menuju sang pangeran.

"ada apa kak?" soobin terkekeh melihat adik kecilnya yang terlihat sangat lucu. ia mencubit pipi hueningkai gemas.

"hueningie mau tidak kakak belikan eum..." soobin memegang dagunya bingung.

"...ah iya kincir angin favorit hueningie!" hueningkai tampak antusias lalu kembali berpikir.

"tapi kata ibunda belinya jauhhh...sekali..." bocah itu melebarkan tangan mendukung perkataannya barusan. Ia terlihat sedih.

"kakak temani aku bermain saja yuk," hueningkai menarik tangan soobin, namun soobin menahannya. ia tidak boleh menyerah!

"tapi hueningie mau kan?? jauh tidak apa-apa kok! Kakak punya kuda cepat yang larinya wushh..... demi kincir angin!" soobin menggerakkan tangannya seolah-olah menunjukan kuda yang berlari dengan cepat, berharap sang adik berubah pikiran.

"tapi kak-

"apa? Kincir angin?! woah gyu hmp-" soobin menutup mulut beomgyu. Entah darimana adiknya itu bisa muncul disini.

"ssut tidak usah teriak! nanti yang lain dengar!"soobin berkata sambil menukikkan alisnya.

"huh! tapi gyu mau kincir angin juga kak!" beomgyu memegang lengan soobin.

Soobin tersenyum kemenangan saat menemukan ide lain untuk kabur.
Hueningkai tidak mau tidak apa. Soobin lupa jika ia punya adik satu lagi yang bisa ia jadikan alasan.

Dengan perasaan senang soobin berjalan keluar dari istana. Ia berhasil keluar dari istana dengan aman.

Tentu saja ia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa. Soobin jarang sekali keluar istana, Ia yakin rakyatnya tidak akan mengenalinya.

Ia juga sudah memakaikan pakaiannya pada hueningkai untuk berdiam diri diruang kelasnya yang membosankan itu.

Kenapa tidak beomgyu? tentu saja tidak, karena tubuh beomgyu itu kecil tidak sepadan dengan tubuh soobin yang tinggi.

maka dari itu ia memakaikan pakaiannya pada hueningkai yang memiliki tubuh sebelas dua belas dengannya. cerdas bukan?

Choi Soobin, ia adalah anak sulung dari pasangan Raja dan Ratu Choi. Ia merupakan satu dari tiga bersaudara, Pangeran Beomgyu, dan Pangeran Hueningkai.

"hah hah hah. Tidak ada yang mengejarku kan? hahaha mereka gampang sekali tertipu dengan bocah sepertiku,"soobin mengusap dahinya yang berkeringat.

Ia terus berlari takut jika ada yang mengejarnya, padahal nyatanya tidak ada yang menyadarinya sama sekali.

Soobin mendudukkan pantatnya dibawah pohon besar. Angin disertai suara ricuhan daun-daun yang bertubrukan menimbulkan angin, ah segar sekali rasanya.

Saat sedang asyik beristirahat, tiba tiba soobin mendengar sebuah suara yang membuatnya berjengit kaget.

Dengan segera soobin bangkit mencari asal suara tadi, sambil bersembunyi. Ia harus waspada!

"aish!!! kenapa meleset sih?!," terlihat seorang anak laki-laki yang mungkin seumuran dengan soobin tengah mengacak-acak rambutnya kesal.

TACENDA -Yeonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang