Kejadian malam tadi, membuat Soobin tidak jadi menemui Hueningkai. Pagi ini juga Hueningkai memiliki tugas diluar, kemungkinan ia akan pulang nanti malam.
Oleh karena itu saat ini Soobin memilih untuk menemui Yeonjun dan Paman Lee bersama Beomgyu. Mungkin saja mereka bisa membantu menerjemahkan buku ini selain Hueningkai.
Soobin menyerahkan lembaran kertas itu kepada Paman Lee. Peristiwa 1873 tidak jelas alurnya. Bahkan setelah Soobin membacanya, ia tidak bisa menemukan titik terangnya.
Peristiwa mengenaskan terjadi ketika Wanita buronan itu ditangkap, kemudian tubuhnya dibakar hidup-hidup karena telah melakukan tindak kejahatan
Itu adalah lembar terakhir yang dapat dibaca. Sepertinya lembar berikutnya telah dihilangkan dari buku.
"Pangeran, sepertinya kau harus mencari buku peristiwa 1874. Aku yakin kau akan menemukan sesuatu disana. Buku ini tidak bisa diharapkan Pangeran," Soobin melamun.
Tahun 1874 adalah peristiwa kelahirannya. Apa yang salah dengan itu? Tapi buku itu masih ada di rak perpustakaan lama dengan rapi, bahkan tidak hilang.
"Baiklah, Paman. Aku dan Yeonjun akan pergi kesana hari ini," Soobin memperhatikan Yeonjun yang sama diamnya. Ia seperti memikirkan suatu hal.
"Yeonjun, apakah kau baik-baik saja?" Soobin memegang bahu Yeonjun guna menyadarkan ia dari lamunannya.
"Ah, iya Pangeran. Tapi aku sudah dipecat dari pekerjaanku di Perpustakaan Lama. Bagaimana caraku untuk masuk? Apakah sebaiknya aku tidak perlu ikut?" Soobin membenarkan pernyataan Yeonjun.
"Huh, kau benar..."
"Kau bisa pergi bersama Kai, Kak. Kau tidak akan dicurigai jika pergi kesana bersama Kai," Baiklah. Sepertinya ia memang harus bersabar hingga malam nanti.
•••
Soobin masih berada di ruang kerjanya tengah malam ini. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai Putra Mahkota.
Soobin menatap buku peristiwa 1874, dimana buku itu berisi tentang peristiwa kelahirannya. Ia telah mendapatkannya tiga jam lalu bersama Hueningkai di Perpustakaan Lama. Ia akan mulai membacanya malam ini.
Dulu saat ia kecil setiap dirinya akan berulang tahun, ia akan dibacakan buku ini oleh Ibundanya. Ia tidak pernah membaca sendiri apa yang tertulis dalam buku ini.
Soobin dilarang, bahkan sekedar memegang saja ia tidak diperboleh. Ia tidak pernah merasa curiga mengenai apa alasan dirinya dilarang membaca buku ini. Apakah ada peristiwa lain didalam buku ini?
Satu hari sebelum kelahiran Pangeran, terjadi sebuah peristiwa menegangkan. Wanita buronan yang dulu meracuni Permaisuri, hadir kembali dikerajaan dan mencoba mengacaukan persalinan.
Namun, sebelum ia dapat melakukan hal tersebut. Ia berhasil ditangkap oleh pengawal Raja, dan menghukumnya dengan berat. Ia dibakar hidup-hidup, kemudian abunya dihanyutkanbke sungai besar.
Wanita itu memberi kutukan kepada Raja, bahwa Putra yang ada dikandungan Permaisuri tidak akan pernah bisa menjadi seorang Raja. Ia tidak akan bisa meneruskan tahtanya.
"Pangeran Soobin," Soobin dengan terburu-buru menyembunyikan bukunya. Namun sepertinya itu terlambat.
Itu adalah Ibunda Soobin. Ia yakin, ibundanya telah melihat semuanya.
"Apa yang kau baca, pangeran?" Wanita itu terlihat menghela nafasnya.
"Sepertinya ini memang waktu yang tepat untuk memberitahumu," Soobin menatap mata Ibundanya. Apa maksudnya? Ada apa?
"Kau bukan Putra Pertama dari Ayahmu. Ibunda saat itu juga merasa terpukul atas kejadian ini," Soobin menggelengkan kepalanya.
"Kejadian apa Ibunda? Aku tidak mengetahui apa maksudmu," Ibundanya mendekat, mengambil buku itu lalu melemparnya jauh.
"Kau harus berjanji pada Ibunda. Kau tidak boleh membenci ayahmu," Wanita berkepala lima itu mengusap rambutnya.
"Katakan padaku, Ibunda,"
"Ayahmu memiliki hubungan dengan seorang wanita, jauh sebelum menikahiku. Ya, wanita itu bukan berasal dari kalangan atas. Hubungan mereka sudah jauh, hingga wanita itu akhirnya memiliki seorang putra. Namun karena Kakekmu tidak pernah menyetujui hubungan itu, Ayahmu dinikahkan oleh Ibunda. Bahkan ibunda saja awalnya tidak tau jika Ayahmu memiliki hubungan dengan wanita lain," Soobin menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Wanita itu kemudian mencari keadilan atas perbuatan ayahmu. Namun ayahmu tidak pernah memberikan hal itu. Ia memiliki ambisi untuk menjadi Raja, ia tidak akan membiarkan hidupnya sia-sia jika pada akhirnya ia tidak dinobatkan sebagai seorang Raja. Karena jika ia mengakui hal tersebut, ia akan dikeluarkan dari Kerajaan,"
"Wanita itu kemudian mencari banyak cara agar ayahmu mau bertanggungjawab, setidaknya untuk putra kecilnya. Aku mengingat saat ia datang bersama putra kecilnya. Mungkin dia berusia dua tahun. Ia bersujud dibawah kaki kakekmu, untuk menerima putranya. Namun kakekmu malah mengusirnya. Ia tidak peduli dengan cucu kandungnya."
"Wanita itu meracuni Ibunda,"
"Ya, itu benar. Namun ia melakukan itu hanya untuk membuat ayahmu menerimanya. Terakhir kalinya, wanita itu kembali datang mengacaukan istana ketika Ibunda sedang melakukan persalinan. Aku tidak tau kekacauan apa yang di buat olehnya, namun wanita itu telah tiada dan dihanyutkan ke sungai. Ia dihukum oleh kakekmu," Ya, Soobin mengetahui peristiwa itu.
"Dan untuk kutukan... Ibunda mendengarnya dari para pengawal. Semenjak saat itu, ayahmu berubah. Ia takut jika kutukan itu benar-benar terjadi. Maka dari itu, ayahmu menjadi seorang yang kejam kepadamu, ia ingin kau menjadi sempurna dan membuktikan bahwa kutukan itu tidak akan pernah terjadi."
Soobin tidak pernah menyangka bahwa hidupnya terlalu rumit. Ia kira hanya kisah percintaannya yang rumit, namun lebih dari itu.
Soobin meneteskan air matanya. Lalu ibundanya mendekatkan diri untuk memeluknya.
Ia tau sekarang, alasan ayahnya memiliki sifat kejam kepadanya. Soobin tidak tau harus senang ataupun sedih setelah mendengar cerita ini.
Ibundanya terluka karena ayahnya memiliki wanita lain. Bahkan hingga wanita itu memiliki seorang putra. Nyawa Ibundanya dalam bahaya ketika wanita itu terus mencoba membunuhnya.
"Soobin, katakan hal yang sejujurnya pada Ibunda. Apakah kau benar-benar memiliki hubungan dengan Panglima Yeonjun?" Soobin mematung.
Apakah mencintai Yeonjun merupakan akibat dari kutukan itu? Ia tau, dengan ia mencintai Yeonjun dan memiliki hubungan dengannya. Ia tidak akan pernah bisa menjadi seorang Raja.
Apakah benar kutukan itu yang membuatnya menyukai seorang pria?
"Ia sudah tiada, ibunda," Soobin harus berbohong kepada Ibundanya.
"Soobin, ibunda tau segalanya. Ibu tau jika selama ini kau memcari Yeonjun bersama adik-adikmu, dan dia masih hidup," Soobin terkejut.
"Soobin, dengarkan Ibunda. Jangan pernah berpikir bahwa perasaan cintamu adalah sebuah kutukan. Ya, mungkin benar itu akan menjadi salah satu penyebab kau tidak bisa menjadi Raja. Namun, cinta itu datang dari hatimu. Kau tidak akan bisa memilih kepada siapa kau jatuh cinta. Ibunda tidak akan memarahimu atau membencimu. Ibunda akan mengerti. Jadi katakan padaku, Soobin,"
"Ya, Ibunda. Soobin mencintainya. Maafkan aku. Aku akan mengakhiri perasaanku. Aku tidak ingin kutukan itu menajadi kenyataan. Aku akan menjadi Raja yang baik, aku akan—
"Soobin, tidak. Ibunda tidak akan memaksamu untuk mengakhiri perasaanmu. Setelah mengetahui kau benar-benar memiliki perasaan dengan Yeonjun, itu sebuah takdir. Kau harus memperjuangkan perasaanmu dengan Yeonjun, dapatkan keadilan untuknya Soobin. Yeonjun tidak bersalah, ia bukanlah penyebab kutukan itu terjadi,"
-TBC-
•••
Hi yeonbinist!
Aku update lebih cepet hehe.Ayo nonton varshow pertama Taehyun👇🏻👇🏻
https://youtu.be/WdhEVetHVE8?si=6MVtjeB_HW6Y6d8tsee you next!
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA -Yeonbin ✓
FanfictionSoobin kecil telah kehilangan kebebasannya. Dan sekarang Soobin tidak ingin kehilangan kebahagiaannya. Oleh karena itu, Soobin melakukan berbagai cara untuk tetap bersama Yeonjun, karena Yeonjun adalah bahagianya. [ yeon | top ] [ bin | bott ] ©snow...