Bab 18

939 118 36
                                    

Seokjin baru saja pergi, mungkin setengah jam yang lalu" ujar Ibu Seokjin 

Sial, Namjoon benar kehilangan Seokjin dan Soobin kali ini. 

"ah benarkah bu? dia bilang tidak tadi mau kemana?" 

"dia bilang akan langsung pulang, ada apa Namjoon. Kau dan Seokjin sedang marahan ya?" 

"ah tidak kok, salah paham saja tadi siapa yang mau menjemput Soobin" 

"Namjoon benarkah tidak ada apa-apa?" ujar ibu Seokjin khawatir, dari tadi ia merasakan ada hal yang salah dan kini terbukti dari anak dan menantunya yang terlihat aneh. 

"benar bu, maaf aku tidak bisa lama-lama, ada urusan kantor hehe" ujarnya encoba tenang, namun kepanikan jelas tergambar pada wajah menantunya itu. Sama seperti wajah panik Seokjin tadi. 

"Namjoon, ibu percaya sama kamu. Tolong jaga anak ibu baik-baik ya? satu lagi, landasan terkuat dari pernikahan adalah kepercayaan apapun yang terjadi jujurlah satu sama lain dan jangan sampai gadaikan kepercayaan pasangan kalian" ujar Ibu Seokjin. 

"aku akan mengingat nasehat ini baik-baik Bu dan ya aku akan menjaga Seokjin dan Soobin dengan sekuat tenagaku" 

Namjoon masih bisa tersenyum saat ia pergi dari rumah ibu mertuanya. 

Namun tak jauh dari sana, ia harus menepikan mobilnya. Matanya memburam, tangannya bergetar. 

'Seokjin pergi? apakah ini nyata. Seokjin pergi?' ujarnya berulang kali. 

Namjoon merasakan dirinya jatuh kedalam jurang kegelapan yang ia ciptakan sendiri. Anak dan istrinya pergi.

parahnya lagi ciuman itu masih membekas dalam hati sanubarinya.

Istri dan seseorang yang ia sudah anggap sebagai adik sendiri. Ia tak sanggup membayangkan hal lain apa yang sudah mereka lakukan. 

Rasanya sakit, sungguh sakit. Namjoon ingin mati. 

apakah saat Seokjin mengetahui perselingkuhannya dengan Wendy ia merasa sesakit ini? 

apakah Seokjin juga menangis saat ia mencium bau wanita lain di jas suaminya? 

Kenapa baru sekarang aku memikirkannya? 

Dia orang paling bodoh di dunia. Tangisnya semakin keras, Namjoon hilang arah. 

Dengan gemetar ia meraih handphonenya. Seolah memiliki pikiran sendiri, ia akhirnya menelepon seseorang. 

"Wendy.. hiks hiks, Tolong aku, Seokjin pergi" 

... 

Hari sudah semakin gelap, namun itu sama sekali tak menyurutkan niat Seokjin untuk menyelesaikan pelarian ini. 

Ia lelah menggantungkan kebahagiannya dimana-mana dan akhirnya jalan ini yang ia pilih. Ia berusaha untuk mencoba menemukan lagi kekuatan di mana ia berdiri dengan kedua kakinya sendiri. Mungkin beberapa orang akan menyebutnya pengecut yang egois, 

Namun sungguh, ia lelah kali ini. 

Ia lelah harus diperkosa oleh suaminya sendiri, batinnya lelah menghadapi Namjoon dengan segala ambisinya. 

Ia lelah merasa tidak berdaya, tidak berdaya karena setitik cinta yang tersisa untuk Namjoon. 

Disisi lain. 

Taehyung

Bahkan hanya mengingat namanya saja, matanya sudah panas. 

Ia sangat lelah menyakiti hati pria itu, ia sakit ketika harus menyakiti pemuda setulus Taehyung. Seokjin hanya ingin menjaga hati Taehyung sekuat tenaganya. Walau kini mereka terpisah, tapi hanya ini jalan yang terbaik. 

Morning Dew (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang