Bab 15

998 95 20
                                    

Seokjin berusaha biasa saja ketika ia sampai di bandara dan melihat Namjoon yang kini tengah menantinya. Ia pulang bersama dengan Taehyung beberapa hari kemudian setelah pertikaian hebat beberapa hari yang lalu. 

Namjoon menyambut Seokjin dan Taehyung dengan senyuman hangatnya, senyum yang sering Namjoon perlihatkan saat mereka masih berpacaran dulu. 

"Namjoon, dimana Soobin?" 

"Soobin masih ingin bersama Neneknya Jin" 

"benarkah? padahal aku sangat rindu padanya" ujar Seokjin. 

"kau tak merindukanku?" 

"haha kau tau sendiri jawabannya" ujarnya tenang dan sekilas melirik Taehyung yang ada di sebelahnya. 

"Taehyung, bagaimana di sana?" ujar Namjoon mencoba beramah tamah. 

"menyenangkan Hyung, liburan di pedesaan memang yang terbaik. sayang sekali kau tidak bisa ikut"  ujar Taehyung terlihat ramah, walau yang ia bicarakan semua berupa kebohongan. 

Namjoon hanya mengangguk

"jadi Taehyung, ayo aku antar sekalian?" 

"tidak usah Hyung aku bisa pulang sendiri, banyak taksi di depan" 

"bersama dengan kita saja tidak apa Tae" ujar Seokjin dengan gerakan reflek menyentuh lengan atas Taehyung dan tentu semua gerakan tak sengaja itu terlihat jelas oleh Namjoon. Taehyung terkaget begitu juga Seokjin mereka langsung menjauhkan diri antara satu sama lain.  

"hahah tidak usah, aku tau kalian pasti sudah saling merindukan. Aku pergi" ujarnya sambil berjalan menjauh sembari melambai. Meninggalkan Seokjin dan Namjoon. 

"ayo pulang" ujar Namjoon berusaha menggandeng Seokjin yang tengah menatap kepergian Taehyung. 

"apa di sana berat? kau terlihat banyak pikiran?" 

Seokjin masih termenung dengan pikirannya sendiri. 

"Seokjin?" 

"ah iya?" 

"kau melamun, apa yang kau lamunkan?"

"ah tidak ada?" ujar Seokjin yang sedang jelas berbohong.

...

Dari ekor matanya Namjoon dari tadi mengamati Seokjin yang masih terdiam mengamati pemandangan luar mobil. 

Namjoon sudah bertahun-tahun mengenal Seokjin luar dalam namun ia baru sadar, Seokjin sudah sangat berubah. Wajahnya masih tampak menawan hanya saja ia kini sangat murung. Dulu Seokjin akan antusias menceritakan kesehariannya yang itu-itu saja. Kini, ia hanya akan diam dan Namjoon berani bertaruh Seokjin tak akan menceritakan apapun kalau ia tidak bertanya. 

"bagaimana di sana?" ujar Namjoon mencoba mengikis hening diantara mereka. 

"ah, semuanya berjalan lancar" ujar Seokjin tak mengalihkan pandangan matanya. 

"kau tak ingin menceritakan keseharianmu di sana?" 

"kenapa kau tertarik?" ujar Seokjin menoleh pada Namjoon. 

"apakah hal aneh suamimu bertanya begitu?" 

"ani, belakangan ini urusanmu sangat banyak dan kau terlihat tak berminat mendengarkan ceritaku" 

"sejak kapan aku begitu?" ujar Namjoon mencoba menyangkal. 

"banyak kesempatan kau menyuruhku diam saja" ujar Seokjin lirih 

dan Namjoon kembali merasa bersalah lagi. Namun kini ia akan menekan egonya untuk tidak melanjutkan percakapan yang sangat mungkin membuat mereka bertengkar lagi. 

Morning Dew (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang