Setelah mendengar perintah dari Kepala Prodi tersebut Seokjin dan Taehyung kembali bergelut kembali dengan pikirannya masing-masing. Bisa dikatakan mereka baru saja putus? menjaga jarak merupakan pilihan yang sudah disepakati oleh keduanya. Tapi dengan lucunya mereka malah harus kembali bersamaaan. Di Pulau terpencil yang jarang ada sinyal. Bagus.
Keduanya kembali bertemu di ruangan mereka sehabis jam pelajaran terakhir.
"Seokjin mau pulang?"
"iya" ujar Seokjin lirih, sudah beberapa hari ini Taehyung tidak lagi mempedulikan bagaimana ia pulang.
"Namjoon mengirimkan pesan kepadaku, katanya aku diundang makan malam di rumahmu malam ini. Jadi kau pulang bersamaku?"
Senyum kecil Seokjin luntur seketika, oh jadi karena itu.
"ayo"
Dalam perjalanan ke rumah Seokjin mereka berdua hanya diam saja. Taehyung sama sekali tak membahas mengenai perintah yang baru saja mereka terima. Seokjin tau pria di sampingnya itu sudah jelas akan menerima perintah itu, ia tak memiliki alasan kuat untuk menolak. Seokjin yakin ketika Taehyung tetap berusaha menolak maka ia akan menghadapi sanksi sosial dan menjadi buah bibir di penjuru fakultas.
Kini keduanya sampai dan masuk ke dalam rumah. Seokjin mempersilahkan Taehyung duduk dulu di ruang tamu dimana terdapat foto pernikahan Seokjin dan Namjoon yang terpampang nyata, reflek ia langsung mendecih iri melihat foto itu.
Seokjin langsung masuk mencari Namjoon dan ia menemukan suaminya itu ada di dapur, menata makanan yang terlihat ia beli dari luar dibantu bibi Yoon.
"Seokjin" ujar Namjoon segera setelah melihat istrinya itu ada di depannya.
Namjoon menyuruh bibi Yoon untuk menemani Soobin di kamarnya, sadar akan kode bibi Yoon langsung menyingkir.
"hei kau masih marah? Maafkan aku" ujar Namjoon sembari mendekati Seokjin namun ucapan itu dibalas tatapan datar oleh Seokjin.
"aku tadi yang menyuruh Taehyung mengantarkanmu sekaligus makan malam di sini. Tak apa kan?"
"sayang, aku memang suami terburuk. maafkan aku"
"tumben kau pulang awal?" tanya Seokjin ucapnya ketus.
Namjoon tersenyum kecut mendengar pertanyaan Seokjin.
"kau dulu mengatakan aku bisa bersantai karena aku pemilik perusahaan. Yah aku menggunakan saran itu" Ia pun menggenggam tangan Seokjin dan mengecupnya sekilas.
"hei aku minta maaf, aku mencintaimu sayang. Sudah ya? Mommynya Soobin jangan marah lagi ya?" ujarnya membujuk Seokjin sambil mengelus tangannya.
"tapi kau jahat" ujar Seokjin mulai bergetar.
"kau membuatku menangis dan meninggalkanku sendiri" ujar Seokjin yang kini berusaha menahan air matanya untuk turun. Namjoon yang melihatnya langsung sigap mengambil Seokjin dalam pelukan, ia mengucapkan kata maaf dan mengelus punggung istrinya.
"maafkan aku ya?"
"jangan seperti itu lagi Namjoon atau aku akan pergi sekalian dari hidupmu" ujarnya masih merajuk dan dibalas dengan pangutan Namjoon di bibir bawahnya.
"tidak akan sayang, tidak akan" ujar Namjoon sambil tersenyum tidak menyadari bahwa ancaman itu bukan hanya omong kosong. Seokjin telah berubah dan ia sudah mulai sadar meninggalkan Namjoon bukanlah hal yang menakutkan.
Dulu dunianya hanya Namjoon. Selama ini Seokjin selalu menggantungkan hidupnya pada Namjoon. Ia genap menitipkan seluruh cintanya dan berharap orang itu bisa menjaganya dengan baik sesuai dengan janji mereka pada Tuhan di altar dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/234798871-288-k134846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Morning Dew (END)
FanfictionSemurni embun pagi, cinta tak pernah bersalah. Hanya manusia yang keliru menggunakannya. .. Seokjin seorang dewasa yang terkungkung dalam permainan cinta disekelilingnya, Haruskah ia bertahan? Haruskah ia pergi? Akankah ia memilih jalan yang ter...