Bab 20

1K 119 65
                                    

Sudah lewat beberapa minggu kepergian Kim Seokjin, dari sisi Namjoon. Jelas Namjoon masih berusaha, banyak hal yang telah dilakukannya. Ia bahkan menyuruh orang suruhannya untuk memantau Taehyung 24/7 yang sudah jelas mengibarkan bendera perang. 

Namun nihil, kepergiannya ini sungguh sangat rapi dan sama sekali tak terlacak. Seokjin memang sedari dulu merupakan seseorang yang rapi dan rinci. Bahkan pelarian ini sangat rapi dan tak tertangkap CCTV. 

Masih berkutat dengan pikirannya, ia menerima telepon dari ayah kandungnya. 

"Namjoon, Pulang sekarang!" 

"ada apa Ayah? jangan menambah runyam pikiranku," ujar Namjoon memang benar tak mau diganggu. 

"Pulang! Ayah sudah tau semuanya, begitu pula keluarga Seokjin. Pulang sekarang! Jangan sampai ayah semakin malu dengan tingkahmu" 

Namjoon yang mendengarnya langsung serasa disambar petir di siang bolong. Ia tak menyangka bahwa Seokjin langsung membawa permasalahan ini ke keluarga besarnya. Ia sungguh sudah tak habis pikir. 

... 

Flashback 

"Kau yakin dengan itu Seokjin?" ujar Yoongi yang sudah menduga namun masih terkejut. 

"haha iya, tolong jangan bujuk aku untuk mengubah pikiranku" ujar Seokjin miris

"Kau sudah memikirkan semuanya?"

"Ini keputusan yang besar untukku, kalau aku tidak berpikir maka aku yang sudah gila Yoongi" ujar Seokjin menjelaskan. 

"Berhubungan dengan Namjoon seperti dua mata pisau untukku Yoongi, aku mencintainya namun di saat yang bersamaan aku hanya akan membunuh diriku sendiri. Mungkin kau masih melihat ragaku di sini, cuma di dalam sini, kau hanya akan melihat seseorang yang menyerah. Ia hidup untuk menunggu kematiannya" ujar Seokjin sambil memukul-mukul dadanya sendiri, air mata menggenang di pelupuk matanya. Ia terlihat sangat lelah. 

"namun bagaimana dengan Soobin?" ujar Yoongi yang kini membayangkan anak dari sahabatnya yang pastinya akan sangat terpukul dengan kejadian ini. 

Seokjin menangis semakin keras ketika mendengar kata Soobin, dari kemarin ia selalu terbayang Soobin. Apakah ia bisa okay dengan semua keputusan ini? 

"aku hiks.. aku yakin ia mampu melewati semua ini. Ia anak yang kuat dan aku akan selalu di sisinya" 

"maafkan aku Seokjin kalau semakin menabur garam di atas luka, tapi bisakah kau tetap menepati janjimu dengan kedatangan adik Soobin, yang mana tak seayah dengannya?" 

Yoongi adalah seseorang yang sangat rasional, Soobin adalah seseorang yang paling kebingungan dengan keputusan ini. Ia biasa melihat kedua orang tuanya yang bersama, lalu tiba-tiba berpisah? tentunya aneh dan tak masuk akal untuk dipahaminya yang masih 4 tahun. Semua hal yang terjadi saja sudah membuat dirinya sangat kebingungan. 

"aku tidak bisa menyuguhkan sandiwara dalam kehidupannya Yoongi, aku tak mau kebahagiaanya adalah semu. Aku tak bisa membayangkan bahwa dikalau sudah besar nanti ia tau semua kebusukan orang tuanya, apa itu tak membuatnya semakin terluka?" 

"aku akan kuat untu Soobin, aku akan sangat kuat sampai Soobin tak butuh Namjoon dalam hidupnya" ujarnya mencoba meyakinkan. 

"Baiklah, aku menghormati keputusanmu Seokjin, aku akan disampingmu. Pasti" ujarnya sambil memeluk Seokjin. Setidaknya ini akan memberikan sedikit ketenangan pada temannya yang sedang hancur-hancurnya itu. 

... 

Sebagai seorang pria dewasa yang bertanggung jawab, Namjoon akhirnya dengan berat hati pulang ke rumah orang tuanya. Ia berusaha tenang, walaupun ia sudah tak memiliki muka di depan orang tua Seokjin. 

Morning Dew (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang