Bab 23

1K 118 17
                                    

FLASHBACK 

Namjoon perlahan membuka matanya, ia terlelap entah sejak kapan dan kini ia terbangun sambil menatap langit-langit ruangan di kantornya. Mencoba sadar dari mabuknya, ia sadar kini tak mengenakan pakaiannya secara sempurna. 

"Kau sudah bangun?" ujar Wendy yang ternyata ada di sana.

"Apa yang terjadi di sini?" ujar Namjoon cepat. 

"Apa lagi? Yah kita bercinta kalau kau lupa," ujar Wendy santai. 

"Sialan Wendy, kenapa selalu kau. Kenapa bukan Seokjin!" ujarnya membentak. Hal itu membuat Wendy kaget. 

"Mana aku tau Joon, kita hanya melakukannya seperti biasa," ujarnya tak mau kalah. 

"Kau tak tau betapa hancurnya aku Wend? Aku sakit ketika terbangun sendiri tanpa Seokjin di sisi ku, aku marah ketika mimpi indahku dengan Seokjin berubah menjadi dirimu!" ujar Namjoon penuh emosi. 

"Kenapa kau selalu menganggap aku yang salah? Asalkan kau tau, semua ini bisa terjadi juga karena keputusanmu sendiri!" balas perempuan itu.

"Akuilah Namjoon kau tak berdaya, mustahil kau lepas dariku," imbuhnya. 

Ya Wendy benar, ia memang pria menyedihkan. Semua kekuasaan yang ia pegang hanyalah semu, ia tak pernah benar-benar kuat sedari awal. 

Ia sangat marah ketika menjadi tak berdaya dan terbangun di sisi Wendy untuk kesekian kalinya. Perempuan itu terus membuatnya tersadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa, tak berdaya hingga harus kehilangan keluarga dan segalanya. 

"aku pergi" ujar Namjoon setelah menghela nafasnya panjang. 

"kau masih belum sepenuhnya sadar sayang, di sinilah sebentar lagi," ujarnya dengan nada menggoda. Ia tau bahwa dirinya telah menang dan selalu menang atas Namjoon. 

Jabatan, kekuasaan, stabilitas adalah kunci menaklukan Namjoon. Ia dapat memberikan semua itu pada selingkuhan seksinya. 

"aku serius pergi, tunggulah surat pengunduran diriku beberapa waktu lagi" ujarnya dingin. 

"kau tak akan bisa melakukannya," ujar Wendy meremehkannya tapi merasa takut di saat yang bersamaan. Namjoon sering mengancam seperti ini namun dengan nada yang sarat emosi, ketika ia berubah menjadi seperti ini Wendy merasakan hal yang lain. 

"Aku pergi, untuk yang sebenarnya" 

"Kau tak akan bisa Namjoon, tak akan pernah bisa. Semuanya sudah terlanjur rusak Namjoon," ujar Wendy yang kini telah meninggikan suaranya. 

Namjoon mengabaikannya dan pergi, meninggalkan Wendy dan segala yang datang bersamanya. 

Yah, segalanya. 

Ia telah mencapai puncaknya sebagai seorang lelaki yang gagal. Kini ia hanya ingin mencari Seokjinnya seorang. 

FLASHBACK END

... 

"Apa yang kau lakukan di sini? Keluar ku bilang. Keluar!" ujar Seokjin sangat defensif. Ia sebenarnya sedang gemetaran melihat mantan suami yang tiba-tiba ada di sana.

"Menjemputmu, apalagi memangnya?" ujarnya dengan penuh penekanan. Matanya tak lepas dari perut Seokjin yang kini jelas tengah membesar. Ia membawa tubuhnya maju dan berusaha untuk meraih lengan Seokjin. 

"Tidak akan terjadi. Aku tak sudi lagi bersamamu Namjoon. Pergilah. Kumohon" ujar Seokjin yang kini nampak frustasi. 

"Aku akan pergi, denganmu" kini dirinya sudah memaksa masuk demi meraih Seokjin yang semakin mundur ke dalam. 

Morning Dew (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang