"Jinnie, Seokjinnie hey hey. Kok melamun terus?"
Seokjin yang sedari tadi melamun tersadar dan mendapati telapak tangan besar tepat ada di depannya.
"Ah aku tidak apa Taehyung-ssi" bohongnya selepas melamun. Banyak sekali hal-hal yang terjadi di tahun-tahun belakangan ini, semenjak itu pula melamun dan murung menjadi kebiasaanyan barunya.
"Jinnie, kalau ada masalah bolehlah kau bercerita. Kita kan sahabat"
Sahabat katanya, ujar Seokjin sambil menatap Taehyung heran.
Kim Taehyung namanya, ia adalah rekan sesama Dosen di Universitas tempat Seokjin mengajar. Setiap dosen di Universitas itu diberi fasilitas berupa ruangan yang biasanya diisi oleh dua orang dan jackpot bagi Seokjin mendapatkan teman seruangan yang berisik seperti Taehyung.
Ia datang dua bulan yang lalu menggantikan posisi Yoongi yang sekarang sedang melaksanakan penelitian akademis ke pedalaman. Ruangan yang dulunya sunyi cenderung suram itu sekarang sudah berubah menjadi cerah ceria, lagu tak pernah berhenti berbunyi dari speaker yang Taehyung bawa.
Mana kadang lagunya gedubrakan sekali, mirip kaleng rombeng bagi Seokjin.
Kini lihatlah dosen baru itu, dirinya terlihat sedang mengupas jeruk perlahan dan memakan buahnya satu-satu dengan santai macam di pantai.
"Taehyung-ssi nampaknya sekarang kau harus mengajar"
"uhuk uhuk kh-apa iya?" ujarnya sambil berusaha menelan jeruk yang tersangkut di tenggorokannya.
Seokjin hanya memutar matanya dan menunjuk papan tulis putih di depan mereka. Itu adalah jadwal mengajar mereka berdua ditambah dengan catatan-catatan lain.
"wah kau benar Jinnie aku tidak memperhatikannya tadi"
Seokjin sebenarnya sangat heran dengan Tehyung, bisa-bisanya anak itu sering sekali melupakan jadwal mengajarnya. Hal itu pula yang mendasari Seokjin dengan segala kerendahan hati turut mengambil jadwal Taehyung dan mengingatkannya bila sempat.
Tak lama kemudian muncul Lucas Wong yang terlihat di pintu ruangan mereka, dilihat dari gelagatnya, mahasiswa semester lima itu sedang dijadikan tumbal oleh teman-temannya demi menjemput pengajar yang bernama Taehyung.
"sini lucas makan jeruk dulu" ujar Taehyung.
Bisa-bisanya.
"Tidak, seret dia Mr Wong" ujar Seokjin tegas.
Melihat aura gelap dari Seokjin Lucas langsung berusaha membawa Taehyung pergi keluar dan meninggalkan jeruk-jeruknya di sana.
11.30
Seokjin seketika panik melihat jam dinding, ia segera bergegas menyambar kunci mobil dan pergi meninggalkan Universitas.
"Huh karena Taehyung aku sampai terlambat" gumam Seokjin. Mobilnya ia arahkan ke salah satu Pre School elite yang ada di kota Seoul.
Benar saja, malaikat kecilnya terlihat sedang bermain sendirian menendang-nendang kaleng minuman dan angan lupakan bibirnya yang mengerucut lucu.
Seokjinpun segera menghampiri anak itu.
"Hey Jagoan" anak yang berwajah tampan itu menengok melihat mommynya sedang tersenyum sangat cantik, well ia berumur empat tahun namun ia sudah sangat mengerti bahwa Seokjin adalah orang yang sangat cantik. Paling cantik baginya.
"Mommy kau terlambat lagi. Tiap kali berjanji mau menjemput pasti telat." ujarnya sambil menahan tangis namun ia tak menangis karena ia lelaki sejati, pikirnya.
"maafkan Mom tadi ada beberapa hal yang harus diurus" ujarnya, Seokjin sebenarnya sedang menahan tawa melihat rupa anaknya yang terlihat sekali sedang menahan tangis namun berusaha tegar.
Soobin, anak tampannya ini sangat tampan terlihat jelas penggabungan antara Seokjin dan suaminya. Pipinya yang gembil sangat mirip dengannya namun lesung pipinya yang dalam dan gerak geriknya yang sangat dominan sangat persis dengan suaminya.
Seketika senyum di bibir Seokjin menghilang dan hatinya berdenyut sakit, hebatnya hanya dengan mengingat ia sudah bisa merasakan sakit di hatinya.Seokjin kemudian menciumi pipi anaknya gemas untuk mengalihkan rasa sakit itu.
"ok Mom aku maafkan, tapi jangan ciumi aku terus. Nanti malu kalo ada yang melihat"
Seokjin semakin menciumi anaknya. Malu bagaimana? Saat Soobin tidak bisa tidur saja ia akan menyusu pada Seokjin bahkan di umurnya yang sudah empat tahun.
"Ok Boy, kau ingin makan di luar atau makan masakan Mom saja?"
"kalau makan dirumah, apakah Dad akan ikut?" Seokjin hanya menggeleng pelan. Mereka makan bersama saja sekitar beberapa bulan yang lalu, apa yang bisa diharapkan?
"Dad sibuk nak kau harus mengerti" Seokjin mengusap kepala anaknya lembut dan Soobin tidak melanjutkan perkataannya.
Seokjin dan Soobin kembali melanjutkan perjalanan dan berakhir di salah satu restoran favorit mereka. Keduanya juga lekas mendudukan diri ke meja favoritnya yang ada di pojok belakang dekat kaca.
"JINNIE"
Seokjin menoleh ke asal suara suara yang dua bulan ini selalu menggema di ruangannya
"Taehyung?".
Taehyung datang sendirian dan dengan santainya bergabung bersama Seokjin dan Soobin. "wah hai jagoan" ucapnya sambil memperhatikan anak kecil di samping Seokjin, "siapa dia Seokjin?" ujar Taehyung penasaran. Belum sempat Seokjin menjawab suara anak kecil ini menyaut "aku Soobin uncle, anak mom Seokjin yang paling tampan"ucapnya dengan mata berbinar.
Taehyung sedikit kaget, memang si bila dilihat Seokjin adalah pria yang memiliki tubuh yang sintal, pantatnyajuga cukup besar untuk lelaki dan Taehyung juga sering memperhatikan dada Seokjin yang memang lebih berisi. Sejak awal bertemu Taehyung sadar Seokjin pasti bukan dominan.
Tapi tetap saja, dengan tubuh semenggiurkan itu ia tidak menyangka Seokjin adalah ibu beranak satu.
"Mom Mom lihat itu Dad" ujar Soobin excited melihat Daddynya.
"jangan panggil Soobin, Dad sedang bertemu rekan kerjanya"
Taehyung yang sedari tadi menyimak percakapan ibu dan anak tersebut sambil mengikut arah pandang Seokjin. Ia melihat pria tinggi dengan bahu lebar dengan posisi membelakanginya.
Taehyung memang suka sembrono, namun sebenarnya ia memiliki kepekaan hati yang tinggi kadang ia berpura-pura bodoh saja. Ia paham betul dengan tatapannya penuh luka yang Seokjin layangkan pada figur yang entah mengapa nampak familiar baginya.
...
TBC
bentar lagi bapak suami muncul wkwkwkw
BTW MAKASI UDAH MAU BACA
KAMU SEDANG MEMBACA
Morning Dew (END)
FanfictionSemurni embun pagi, cinta tak pernah bersalah. Hanya manusia yang keliru menggunakannya. .. Seokjin seorang dewasa yang terkungkung dalam permainan cinta disekelilingnya, Haruskah ia bertahan? Haruskah ia pergi? Akankah ia memilih jalan yang ter...