Bab 7

1.4K 125 21
                                    

Beberapa hari kemudian Seokjin mengajukan izin setengah hari dengan alasan kesehatan. 

Senyatanya ia kini terduduk di bangku ruang tunggu rumah sakit sendirian, tepatnya di dokter spesialis kandungan. Sedari tadi ia tersenyum simpul mengamati para istri yang bolak-balik dengan perut besarnya, para suami yang sibuk menggandeng pasangannya, beberapa anak kecil yang berlarian, bahkan ia turut melihat remaja yang turut mengantre entah karena apa. 

Setelah kejadian penuh dosa sore itu, ia merasa bersalah luar biasa namun tanpa ia pungkiri ada bara kecil yang kembali hidup di hati Seokjin. Bara itu kembali menghangatkan hari-harinya juga semangat hidupnya.

Di sisi lain Seokjin sadar betul bara itu akan membesar dan membakar dirinya suatu saat nanti, tapi ia pun tak bisa meninggalkannya semudah itu, kini Taehyung adalah seseorang yang berharga bagi Seokjin. 

Ia tidak bisa menjamin kejadian sore itu tidak akan terulang lagi, maka Seokjin kini memutuskan untuk menggunakan pelindung yang lebih layak dibandingkan dengan morning afterpill yang selama ini ia gunakan. 

"Kim Seokjin" 

Seokjin terbangun dari lamunannya dan masuk ke dalam ruangan dokter, dulu ia selalu ditemani Namjoon saat masuk ke sini ketika mereka rutin mengecek keadaan Soobin yang masih tertidur pulas di perut Seokjin. Ia juga tidak pernah lupa ketika rasa haru menyeruak saat ia melihat Soobin yang bahkan belum terlihat bentuknya melalui layar USG. Saat itu ia dan Namjoon adalah pasangan paling bahagia. 

Saat itu

"Kim Seokjin-ssi, lama tidak jumpa" ujar Jimin, dokter spesialis kandungan yang dulu membantu Seokjin melahirkan Soobin. 

"bagaimana kabar Soobin?" lanjutnya. 

"dia baik Dokter" 

"Tumben kok tidak bermasa suami?" 

"hahaha iya dia sibuk Jim" 

"pemilik perusahaan ya pasti sibuk sih hahaha" 

"Kau juga, mentang-mentang Yoongi pergi penelitian tidak pernah ke kampus lagi"

Jimin yang mendengarnya hanya tersenyum hingga matanya turut melengkung. Dokter spesialis itu memang pacar dari Yoongi, teman seruangan Seokjin dulu yang sekarang sedang penelitian ke daerah pedalaman. 

"ayo kapan-kapan kita hangout, bosan juga Yoongi susah sinyal" ucap Jimin yang disambut gelak tawa keduanya.   

Seokjin sangat ingat dulu Yoongi pernah menangis dalam pelukannya walau hanya tiga tetes air mata yang turun karena tak mampu meninggalkan Jimin. Walaupun keduanya tampak pendiam sebenarnya mereka berdua merupakan teman yang saling peduli. Yoongi adalah salah satu penguat Seokjin saat ia tahu dirinya diselingkuhi Namjoon, Yoongi yang memeluknya erat kala itu. 

"jadi apa keluhanmu sayang?" 

"aku ingin program KB Jim" 

"Loh Soobin masih betah sendiri ya? padahal 4 tahun adalah waktu yang pas buat punya adik lagi loh" 

"aku dan suami sibuk Jim, bingung nanti siapa yang ngurus" 

"baru saja ada pasangan 10 tahun yang belum punya anak berkonsultasi masalah bayi tabung, yang ini malah ingin ditunda dulu hahaha, tapi yasudah sih pilihan orang masing-masing"

iya, setiap orang memiliki pilihan masing-masing. Mengamankan diri dari kekacauan yang ia perbuat sendiri merupakan pilihanya. Kini ada dua pria dalam hidup Seokjin, ia takut ketika hamil nanti ia tidak bisa menebak siapa ayahnya. 

Setelah urusannya selesai Seokjin segera bergegas pulang ke kampus dengan kantung obat yang sudah ada di tangannya. Ia hanya izin setengah hari, tentu ia harus segera kembali untuk mengajar. 

Morning Dew (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang