Seokjin terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Biasanya ia adalah orang yang langsung melakukan aktifitas sehabis terbangun, namun kini entahlah ia hanya ingin menyiksa diri dengan kenangannya semalam.
Ia dipaksa lagi, oh sial. Setitik air mata itu turun tanpa permisi membelai wajah cantiknya. Seokjin segera menghapusnya tergesa.
Dirinya bangun agak siang dan Namjoon telah pergi. Terakhir ia bilang dirinya memang akan melakukan perjalanan bisnis ke Jepang, bersama wanita itu? mungkin iya.
Segera Seokjin mengambil botol obat di lacinya yang paling bawah. Namjoon melarangnya meminum obat anti kehamilan dengan dalih Soobin sepertinya sudah butuh kawan.
Atau Namjoon mencarikan Seokjin kesibukan sembari dirinya mencari kesenangan?
Entahlah, yang jelas Seokjin tidak mau mengandung di dalam kondisinya yang kacau balau, salah-salah ia bisa menyakiti bayinya sendiri.
Ia segera meminum Morning after pill yang ia sembunyikan itu dan bergegas ke kamar Soobin. Seokjin kembali tersenyum saat membuka kamar itu dan melihat anaknya sudah rapi mengenakan seragam pre schoolnya. Dari kisah perkawinannya yang tragis setidaknya ia memiliki Kim Soobin, anaknya.
...
Taehyung dari tadi duduk dengan siaga, sambil sesekali berjenggit kaget. Sungguh dari tadi ia sangat kasihan dengan Jeon Jungkook mahasiswa Sosiologi yang daritadi dimaki-maki oleh Seokjin saat sedang bimbingan skripsi. Apakah skripsinya sesampah itu sampai Seokjin dengan sepenuh hati memarahinya? batin Taehyung.
"yasudah Tuan Jeon, silahkan revisi bagian yang tadi aku beri tahu"
"baik Pak Seokjin, saya akan berusaha semampu saya. Permisi"
Jungkook mengambil langkah seribu, awalnya ia senang sih Dosen prmbimbingnya itu sangat cantik dan bodynya bagus, tipenya sekali
'cuma kalau segalak ini absen slur'
batinnya dalam hati.
Taehyung yang dari tadi mengamati mulai memberanikan mendatangi Seokjin, ingin menanyakan ada masalah apa.
BRAK
Belum tersampaikan niatnya, Seokjin sudah terlebih dahulu menyiapkan buku-buku untuk kelas selanjutnya dengan cara dibanting-banting.
"Kim Seokjin"
"APA?" Taehyung berjenggit sekali lagi.
"ada apa?" ujarnya memberanikan diri.
"tidak ada apa-apa. Kau juga sehabis ini ada kelas, bersiaplah!" ujarnya galak.
Seokjin segera pergi dan Taehyung kali ini hanya membiarkannya sembari berdoa mahasiswa didikan Seokjin di kelas selanjutnya diberikan keslamatan.
...
Seokjin melihat titik-titik hujan di jendela kelas, tempatnya mengajar. Ia merasa tak mengenali dirinya yang sekarang.
Sebenarnya ia sama sekali tidak bermaksud untuk marah-marah, bahkan ia merasa bersalah dengan mahasiswa Jeon yang tadi terkena amukan. Namun hari ini semua terasa sangat salah dan hatinya sama sekali tidak bisa diajak kompromi, dari 28 tahun hidupnya baru kali ini ia benar-benar kehilangan kontrol akan emosinya sendiri.
Tak lama kemudian jam mengajar Seokjin sudah habis, ia mohon pamit kepada mahasiswa yang tadi juga sempat terkena amukannya.
"Pak Seokjin tadi mengerikan sekali, coba bayankan kalau di rumah. pasti marah-marah terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Morning Dew (END)
FanfictionSemurni embun pagi, cinta tak pernah bersalah. Hanya manusia yang keliru menggunakannya. .. Seokjin seorang dewasa yang terkungkung dalam permainan cinta disekelilingnya, Haruskah ia bertahan? Haruskah ia pergi? Akankah ia memilih jalan yang ter...