Tentang aku.
Disini akan aku jelaskan siapa aku, bagaimana aku, dan seperti apa diriku.
Aku si manusia keras kepala, yang tak menyukai perdebatan, dan menyukai kesendirian.
Diwaktu itu,
Wajah ku masih seperti biasa,
Tersenyum seolah keadaan tidak apa-apa.
Saat kumpul bersama, tawa nya selalu terdengar jelas seakan benar-benar bahagia,
Sebenarnya diri ini sedang hancur separah-parahnya,
Dibuat kecewa dengan orang yang di cinta.Aku si orang yang lebih memilih diam,
Ketika ceritaku diabaikan, aku memilih untuk tidak melanjutkan.
Karena orang tidak pernah perduli itu,
Karena teman yang sesungguhnya adalah diri sendiri,
Dan tuhan yang mengerti.
Ini tentang aku,
Tentang aku yang terbiasa mendengar suara lantang yang buat tubuh ini bergetar,
Duduk dibalik pintu, dengan rintihan ketakutan.
Kepala dibuat sakit,
Dan hati dibuat lelah, sampai tak menyadarkan, aku masih bernafas sampai hari ini.
Aku mengadu dengan tuhan,
Kata per kata terucap dengan bibir yang tak kuat menahannya,
Hanya tangis, dan tangan yang seraya memohon untuk dikuatkan.Ini tentang aku si anak pertama,
Yang membantu ayah untuk memenuhi keluarga, sebagai panutan untuk adik-adik selanjutnya,
Jika aku gagal,
lemah,
Dan Menyerah hanya karena keadaan,
Apa yang aku banggakan untuk orang tua?
Membuatnya menangis karena hatinya terluka,Aku si anak yang punya banyak mimpi,
Tak dibanggakan, ataupun disemangatkan, tapi aku yakin dengan diri ku sendiri.
Gagal berkali-kali, tapi slalu meyakinkan diri.
Aku terlalu berambisi dengan mimpi,
Berharap semua akan ku gapai suatu hari nanti.Perkenalkan aku,
Si anak yang menyukai kesendirian,
Berjalan sendiri di kegelapan, memendam semua sendirian, seolah baik namun nyatanya jiwa ini hangus terbakar keperihan.Ditengah penghujung senja, aku berjalan sendiri untuk mencari ketenangan,
Hanya ditemani angin yang berhembus kencang, mengukir senyum dengan air mata karena teringat kekecewaan.
Ditengah kesendirian nya
Ia berlutut seraya mengadu kepada sang pencipta.
"Tuhan, kaki ku rasanya tidak sanggup untuk melangkah, kaki ku rasanya berat untuk ku lanjutkan perjalanan hidup selanjutnya. Kepala yang dipenuhi pikiran, juga hati yang tidak sanggup menerima beban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Rasa [ON GOING]
Non-Fictionkata yang membuat diri lebih meyakinkan bahwa hidup perlu kata untuk bangkit -meiamsin