Ada seseorang yang termenung di ruang tunggu, memikirkan takdir, seolah esok ia tak akan kembali.
Melihat pahitnya realita, membuat ia tak lagi percaya akan mimpi.Berharap ada keajaiban untuk menopang bahu ini sejenak,
Tentang pundak yang katanya sudah menyerah,
Mungkin akan aku rehatkan di waktu yang tak lama.
Tak ada lagi masa diri ini berleha-leha, karena pundak anak pertama harus tahan banting dibantai semesta.Dunia sekeras ini ya,
Di umur yang belum seberapa, harus dipaksa menantang kerasnya dunia.
Yang sebenarnya diri ini lagi tidak baik-baik saja,Aku rindu akan bahagia yang sesungguhnya, bukan terpaksa karena realita yang seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Rasa [ON GOING]
Literatura faktukata yang membuat diri lebih meyakinkan bahwa hidup perlu kata untuk bangkit -meiamsin