AKU JUGA MANUSIA...

29 7 3
                                    


Ya, kita kembali dengan kalimat itu.
Rasa kecewa yang ku kira sudah tak ada ternyata malah membekas terlalu parah. Kenapa?

Aku juga manusia...

Butuh orang tua yang untuk dijadikan teman cerita, orang yang selalu ada bukan uang sebagai gantinya.
Kasih sayang tidak bisa dibeli, makannya saat diri ini melihat seseorang ditinggal orang tua, kasih sayang itu putus tiba-tiba, tapi aku berusaha ada untuk memberikan kasih sayang agar ia tidak merasa kecewa.

Aku memiliki pelengkap di hidupku, pelengkap sempurna yang masih ada sampai saat ini, namun kenapa
Aku selalu merasa sendiri, ketakutan, dan hanya menutupi sosok aku yang sebenarnya.

Ayah, terlalu sibuk mencari nafkah, bahkan dimasa kecil sampai dewasa, aku tidak merasa pelukan hangat cinta pertama.
Ibu, juga sibuk mengejar dunia, tanpa mendengar keluh kesah cerita aku di setiap malam.
Mereka kembali ke dunia nya masing-masing, sampai lupa, ada aku yang menunggu di rumah untuk mengharapkan kasih sayang.

Aku selalu menyibukkan diri, sampai saat ini.
Kata orang, rumah tempat kita tenang, tapi mengapa aku tidak merasakan itu,
Nyatanya, hancur berantakan.

Pulang kerumah dengan rasa ketakutan, mendengar omongan yang buat diri ini jatuh tergeletak di lantai.
Brukkk....

Ketenangan sebentar yang aku rasa,
gelap dan hanya hati yang bicara.
dan saat membuka mata,
Hanya ada aku seorang,
Bersyujud kepada tuhan, untuk selalu meminta dikuatkan.

Bukan fisik yang selalu baik-baik saja, bukan pula rasa sakit yang menggerogoti tubuhku sedari ku dini, tapi mental sehat yang aku butuhkan,
Agar semua tidak perlu pura-pura.

Sampai saat ini,
Setiap kali mendengar gentakan dan suara kekerasan, tubuh ini kembali ke ceritaku yang dulu.
Rasa hancur yang tak pernah ada habisnya.
Namun,
Aku akan tetap baik-baik saja
Sampai keluargaku bahagia.

Luka Rasa [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang