4

588 120 24
                                    

Kekesalan yang sempat menghampiri, sebab kejadian semalam. seolah hilang tak berbekas, tergantikan dengan kernyitan khawatir saat mendapati keganjilan pada wajah tampan lelaki didepannya.

"Wajahmu kenapa?" tanyanya, lagi.

Sudah kali ketiga yerim menanyakan hal yang sama sejak Jungkook menginjakkan kaki di rumahnya pagi ini. menjemputnya seperti biasa.

Tidak terlalu terlihat jelas memang, namun apabila dilihat lebih detail dan dekat, luka memar dan robek pada sudut bibir lelaki itu cukup membuat yerim meringis khawatir.

"Tidak apa-apa, rimie" ujar jungkook sibuk mengaitkan kaitan helm pada kepalanya.

Meski senyum teduh menenangkan tak terlepas dari bibirnya, namun tak bohong bahwa sorot mata lelaki itu terlihat berbeda. lebih redup dan sayu, tak secerah biasanya.

"Jangan berbohong" lirih yerim "kalau tidak apa-apa. lalu kenapa bisa begitu?"

"kemarin hanya sempat terjatuh saat di rumah. bukan masalah besar, rasanya juga tidak sakit kok. Ayo berangkat nanti terlambat" ujarnya menarik lengan gadis itu untuk segera menaiki motornya.

Sebab sejak tadi, meski sudah siap dengan helm yang dipakaikan jungkook. gadis itu hanya berdiri dan tak henti mengoceh di samping motornya.

Yerim hanya menghela pelan. menurut untuk segera naik. Tentu saja Ia tidak percaya akan ucapan lelaki itu. Namun, ia juga tidak bisa memaksa apabila Jungkook tidak ingin bercerita. Ia tidak ingin membuat lelaki itu tidak nyaman.

Perjalanan yang menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit itu membawa mereka tiba di sekolah.

Seperti biasa, menghantarkan sang gadis hingga ke depan pintu kelasnya pun yerim yang kini menyerahkan satu kotak bekal berwarna biru cerah.

"Aku membuat kimbab dengan telur dan sayur, kesukaanmu. jangan lupa dimakan" ujarnya, yang dibalas senyum lebar jungkook. dengan senang hati menerimanya.

"tentu saja, terimakasih ya cantik. pasti akan aku makan sampai habis nanti" ujarnya yang dibalas senyum kecil yerim.

"Sudah sana, kembali kelas. jangan lupa belajar yang benar, jangan pergi ke ruang kesehatan hanya untuk tidur lagi seperti kemarin" ujar yerim membuat pemuda jeon itu meringis.

"iya, kemarin yang terakhir kok. sudah ya, nanti aku kembali kesini lagi. belajar yang baik, sampai nanti" ujarnya mengusap sayang surai yerim--berpamitan, sebelum beranjak pergi kekelasnya.

:

:

:

"Sudah seperti anak kecil saja, setiap hari makan bekal"

"kalau iri bilang saja"

Taehyung berdecak "memangnya seenak apa sih masakan yerim?"

"lebih enak daripada makanan kantin, soalnya yerim memasaknya dengan cinta"

Taehyung mengernyit "ew sejak kapan kau menjadi semenggelikan ini?" ujarnya bergidik ngiri, terhitung empat tahun mereka saling mengenal. baru kali ini ia melihat sisi picisan menggelikan seorang jeon jungkook. memang susah sih kalau sudah bucin.

"Ngomong-ngomong dimana pacar mungilmu itu, biasanya ia ikut kita ke kantin?"

"Dia makan di kelas. ada kuis, jadi belajar di sana"

Taehyung mengangguk mengerti "eh iya aku mau meminjam kamera mu"

"Kamera?"

"Iya, kamera yang mahal. yang tempo lalu sempat kau pamerkan padaku saat di rumah"

[5] remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang