21

681 123 48
                                    

Nafasnya tertahan dengan tubuh kaku saat melihat tampilan layar diponselnya.

Hampir seribu komentar memenuhi salah satu postingan yang baru saja di upload kemarin.

Merutuki diri sendiri mengapa ia baru membuka ponselnya hari ini.

Terhitung sejak kejadiam malam itu, banyak hal yang memenuhi pikirannya. Tubuhnya lemas dan demam. Hanya mampu menghabiskan waktunya diatas kasur tanpa melakukan hal apapun.

Cengkramannya pada selimut diatas pahanya mengerat, saat mata tajamnya mendapati banyak komentar mencomooh yang ditujukan pada yerim.

Ya. meski ia juga tak bisa mengelak akan fakta tersebut. Namun ada bagian hatinya yang merasa tak terima atas sorotan hinaan itu pada sang gadis.

Bukankah, itu hak setiap individu untuk memilih pekerjaan dengan segala resikonya? Pikiran rasional jungkook mencoba mengambil alih.

'Kau tau? Aku dengar ia dikeluarkan dari kampus'

Pergerakan jari jungkook berhenti bergulir saat mendapati komentar dengan puluhan balasan diponselnya.

"Dikeluarkan" beo jungkook pelan.

Tubuhnya dengan cepat beranjak dari baringnya. Meraih kasar satu handuk dekat kamar mandi. Dengan cepat membersihkan diri sebelum berganti dengan satu hoddie gelap dan celana ripped jeans.

Panggilan telfon yang menghampiri ponselnya tak lagi ia pedulikan.

Terlampau hafal, pasti sera lagi.

Sebab, sejak kemarin tumpukan panggilan di ponselnya berasal dari nama yang sama. Sera tak henti menghubunginya. Mengirimi deretan pesan berisi omong kosong.

Ia tak punya waktu, untuk ber-urusan dengannya. Urusan mereka telah usai, sejak orangtua-nya menyetujui permohonan pembatalan pertunangan mereka.

Meraih kasar ponsel. Kini gerakan jungkook kontan terhenti saat mendapati presensi seseorang didepan pintu apartemen-nya.

"Yah!! Apa kau kau tuli? Aku menelfon dan menekan bel apartemen mu seribu kali!!" Seru jimin berapi-api.

"Maaf hyung, aku buru-buru" ujarnya menggeser bahu jimin yang memenuhi jalannya.

"Kau mau kemana?!" Tahan jimin tak kalah cepat.

"Aku harus memastikan sesuatu"

Jimin berdecak, "hei! Apa kau mendengar kabar bahwa yerim dikeluarkan dari kampus?!" Serunya membuat jungkook menoleh.

"Jadi berita itu benar?" Tanyanya melemah.

Jimin menghela "entahlah, banyak rumor aneh yang beredar hingga tidak tau mana yang benar dan salah"

"Yerim menemuiku 5 hari lalu" imbuh jimin ditengah keheningan mereka.

"....Menemuimu?"

Jimin mengangguk "dia mencarimu"

Jungkook terkekeh getir "jangan bohong hyung, aku sendiri mencari hingga menelfonnya berulang kali tapi tak pernah diangkat"

"Ponselnya rusak. Saat kau pergi, dia kecelakaan"

Wajah jungkook berubah menegang, mata rusanya membulat terkejut "kecelakan....?"

Jimin mengangguk, "Dia baik-baik saja, tapi temannya terluka parah. Aku lupa siapa namanya. Tapi dari cerita yerim temannya telah menolongnya hingga ia yang terluka lebih parah"

"Apakah Hongseok?" Sergap jungkook.

Jimin menaikan sebelah alisnya "Tidak. Walaupun aku lupa, tapi seingatku ia perempuan"

[5] remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang