14

673 138 32
                                    

Tidak ada yang spesial.

Segalanya berlangsung sama selama dua hari perkemahan itu berlangsung. Dan terhitung hari ini, adalah hari terakhir sebelum besok mereka akan kembali ke seoul.

Berbicara mengenai jeon jungkook dan kejadian dua hari lalu atas perkataan lelaki itu. Tentu membuat yerim sempat terkejut dan merasa sakit hati.

Meski itu bukan hal baru sebab kata kasar atau cacian tak sekali dua kali ia dapatkan selama hidupnya, namun tentu saja itu menjadi hal berbeda ketika keluar dari bibir pemuda yang selama ini menorehkan memori manis dalam ingatannya.

Lelaki yang seingatnya selalu berhati-hati dalam perkataan atau perlakuannya, tak pernah menyakiti yerim.

Selama dua hari ini, tak sekali dua kali mereka saling berpapasan atau bertemu pandang.

Namun lelaki itu masih setia dengan perangai acuh dan dinginnya, mengalihakn pandangan seolah tak mengindahkan kehadiran yerim sama sekali.

Jungkook terasa asing dan berbeda. Sosok jungkook dimasa lalu yang ia kenali hilang entah kemana, membuat yerim menyadari bahwa ia tak boleh berharap lagi.

Dia tak punya siapapun didunia ini. pun tak boleh lagi mengharapkan apapun, yerim tidak berhak atas itu.

Mengingat lelaki yang dulu paling sering berjanji tak akan meninggalkannya saja, nyatanya menjadi orang yang paling melupakannya, meninggalkannya.

"Astaga dingin sekali"

Ucapan itu membuat yerim menoleh, mendapati kehadiran saeron yang menggosok kedua telapak tangannya ditengah hawa dingin malam ini.

Tepat 15 menit yang lalu mereka telah menyelesaikan makan malam sebelum kegiatan selanjutnya akan dimulai.

Yerim dengar akan ada pesta penutupan acara yang dilaksanakan ditempat berbeda.

Dimana  agenda tersebut mewajibkan para peserta melakukan jelajah hutan untuk mencapai tempat tersebut. Hal itu juga yang sedari tadi sedikit mengusik pikirannya.

"Aku penasaran, kata hong-sunbae, acara penutupan tahun ini akan berlangsung dipantai" ujar saeron antusias, dengan senyum lebar dibibirnya.

Mengingat pembicaraan dari mulut ke mulut para mahasiswa, bahwa pesta penutupan perkemahan fakutas seni adalah yang terbaik setiap tahunnya. Acara itu merupakan momen yang peling berkesan dan sering ditunggu-tunggu.

"Aku tidak yakin, kenapa harus melakukan jelajah hutan, apa memang tidak ada cara lain untuk ke tempat tersebut?" Tanya yerim ragu.

Sejujurnya ia juga sama antusiasnya dengan saeron saat mendengar kata pantai, tapi tidak setelah mengingat kembali bahwa mereka harus  melewati hutan terlebih dahulu.

Yerim kurang menyukainya, ia sudah membayangkan yang tidak-tidak. Pasti suasananya gelap dengan hewan berbahaya didalamnya.

Saeron mengibaskan tangannya " tidak se-seram itu kok rim, kau tau? Hutannya tidak sebesar dan semengerikan yang kau lihat di film. Itu hanya sebuah hutan kecil yang tak terlalu lebat, kita juga tidak akan menempuh jarak terlalu jauh. Lagipula, kita juga tidak sendiri. Kita bisa berdua nanti" ujarnya mencoba menepis pikiran buruk gadis didepannya.

:
:
:

"Kau membawa senternya?"

Saeron menoleh, menunjukan satu senter dalam genggamanya, "tentu saja"

Merapatkan rangkulannya pada lengan saeron sebab hawa dingin yang menusuk kulit.

Kini perhatian mereka serentak teralih saat suara seorang senior yang dikenal begitu ramah- byun baekhyun berdiri didepan sana memberi intruksi.

[5] remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang