17

600 117 50
                                    

"J-jungkook?"


"Kau juga suka mint-chocho?" Tanyanya menggerakan ice-cream tersebut ke kanan dan kiri dengan pelan, kode agar yerim segera menerimanya.

"Ah.. ya. Aku menyukainya" balasnya dengan cepat menerima uluran tersebut, tersenyum canggung.

"Tadi penjualnya memanggilmu, tapi kau tidak ada" jelas jungkook lebih lanjut membuat yerim tertawa canggung "Sepertinya aku terlalu lama mengangkat telfon"

"Kau kemari sendirian?"

Yerim mengangguk, "temanku tidak jadi datang. Awalnya kami membuat janji untuk bertemu disini" ujarnya mengudang anggukan jungkook.

"Mau berjalan bersama?" Tawar jungkook membuat yerim sedikit terkejut, pun dengan cepat mengangguk. Membawa langkah mereka saling beriiringan.

"Kau sendiri bagaimana?" Tanya yerim, "kau juga sendirian?"

"Awalnya bersama jimin. Tapi dia menemui temannya. Aku tidak mau mengganggu jadi memutuskan untuk membeli ice-cream dan berjalan-jalan sendiri"

Yerim mengangguk. Pandangannya turun kebawah menatap sepatu mereka yang berjalan seirama, berdampingan.

"Terimakasih!" Ujar yerim mengangkat wajahnya kembali.

Alis jungkook terangkat satu "untuk..?"

"Untuk ice-creamnya" kekehnya manis. "Maaf juga tadi sempat menyerobot milkimu" ringisnya.

Jungkook tertawa pelan, membuat yerim sedikit terkesiap menatap pria itu. Jungkook memang paling tampan kalau sedang tertawa begini.

"Wajahmu tadi lucu sekali" ujarnya membuat wajah yerim semakin memerah.

"Ah, ya! bagaimana dengan kakimu?" ujar jungkook menatap kaki yerim.

"Apa?" Yerim mengerjap bingung.

"Bukankah dua minggu lalu, kaki mu cedera? Aku bahkan menghantarkanmu ke flat karena kau tidak bisa pulang sendiri. Kau lupa?"

Bagaimana bisa lupa?!! Teriak yerim dalam hati. Sejak malam itu yerim selalu memikirkan jungkook.

Pun hari-hari setelahnya gadis itu mencari sang lelaki untuk setidaknya mengucapkan terimakasih meski nyatanya meraka tak pernah bertemu lagi.

"Kaki ku sudah baik-baik saja. Aku bahkan sudah bisa berlari sambil menaiki tangga. Aku fikir kau yang lupa saat itu"

"Kenapa berfikir begitu?" Kekeh jungkook.

"Aku jarang sekali melihatmu setelah hari itu. Padahal setidaknya aku ingin mengucapkan terimakasih"

"Ah itu.." ringis jungkook pelan, "akhir-akhir ini aku sangat sibuk"

"Kau sedikit berubah" celetuk yerim membuat lelaki itu menoleh.

"Apa?"

Yerim pun sedikit terkejut dengan ucapannya.

"Ah maksud ku. Kau yang sekarang terlihat lebih bersahabat" ringis yerim tidak enak, sedikit takut menyinggung perasaan jungkook.

Namun bagaimanapun memikirkannya. Jungkook malam ini memang jauh berbeda dengan hari-hari biasanya saat mereka bertemu.

Jungkook.... terlihat lebih lepas, lebih ekspresif. Mengobrol bahkan tersenyum. Wajahnya tidak datar dan dingin seperti biasanya.

Pria itu juga terlihat sangat tampan meski hanya mengenakan hoddie gelap dan celana ripped jeans miliknya. Entah karena efek lama tidak bertemu atau yerim saja yang selalu memandang pria itu sebagai pria paling tampan di matanya.

[5] remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang