16

540 119 28
                                    

Terhitung sudah 2 minggu lamanya, yerim tidak lagi menemui presensi jeon jungkook.

Entah di kampus atau dimanapun, sempat merasa khawatir dan takut bahwa lelaki itu sedang kenapa-kenapa, pun ditambah pernyataan saeron tiga puluh menit lalu.

"Jungkook ke kampus kok, hanya saja memang jarang masuk kelas. Mungkin dia benar sakit seperti perkataanmu"

Menghela berat, kini langkah kakinya melambat saat melihat sosok tak asing tak jauh di depan sana, meski hampir seluruh wajahnya tertutup topi namun yerim kenal betul perawakan tinggi lelaki itu.

Membuat ia dengan cepat memutuskan untuk menghampiri, sebelum langkahnya total terhenti sebab lelaki itu sudah lebih dulu masuk ke dalam sebuah mobil hitam yang berhenti di depannya.

Bahu mungil itu melemas, harapanya untuk dapat menemui Jungkook pada kesempatan ini pun harus pupus lagi.

Berbalik arah, melanjutkan langkah menuju halte tak jauh di depannya, sebab tersadar bahwa sebentar lagi ia sudah masuk waktu kerjanya.

Duduk hampir 10 menit lamanya, kini tubuhnya sedikit tersentak saat seseorang menepuk bahunya.

"Maaf?" Sapa orang itu canggung.

"ya?"

"Uhm.. apa kau juga akan menaiki bus?" Tanyanya dibalas anggukan yerim.

Pria itu menggaruk lehernya yang tidak gatal, sedikit ragu untuk mengutarakan tujuannya.

"Perkenalkan aku jaehyun" ulurnya memperkenalkan diri, yang dengan ragu dibalas oleh yerim.

"Yerim"

"Begini yerim, aku juga ingin menaiki bus seperti dirimu. Tapi, aku belum pernah menaikinya.... ah, maksudku aku baru saja kembali dari luar negeri beberapa hari lalu..jadi.." jaehyun mengulum bibirnya, bingung sendiri harus menjelaskan bagaiaman.

"Kau harus memiliki ini untuk bisa menaikinya" unjuk yerim pada kartu transportasi miliknya. Faham akan perkataan pria itu.

"bagaimana mendapatkannya? Aku tersesat. Tidak membawa dompet dan ponsel juga" ringisnya memelan, kupingnya terlihat memerah. Mungkin menahan malu.

Yerim mengedarkan pandangan kearah sekitar, dan benar saja di halte ini memang hanya ada mereka berdua.

Meneliti penampilan lelaki itu sekilas, yerim meyakini  bahwa seprtinya pria ini sedang tidak berbohong.

Terlihat bagaimana ia benar-benar kebingungan dan beberapa barang ber-merk yang melekat pada tubuhnya. Sepertinya bukan penipu yang sedang menjalankan modus kejahatan baru.

"Kemana tujuanmu? Kau bisa menggunakan kartuku juga untuk membayarnya" ujarnya mengundang senyum merekah jaehyun.

"Terimakasih, aku akan ke apartemen di daerah seonso-dong" ujarnya dibalas anggukan yerim.

"Kalau kau?" Tanya jaehyun yang cepat-cepat ia imbuhi "maksudku, aku hanya ingin tau apakah kita searah?"

"Aku akan ke toserba dekat pusat kota"

"Ah, berarti aku akan lebih dulu turun dibandingkan kau. dan kita searah" cengirnya membuat yerim mengulas senyum tipis.

"Itu bus-nya" tunjuk yerim memutus kontak mata diantara mereka.

Jaehyun menoleh, mengikuti arah pandang sang gadis. Mendapati satu bus yang berjalan kearah halte yang mereka tempati.

Buru-buru ia beranjak berdiri sembari merapikan kemeja flanelnya. Terlihat excited membuat yerim yang berdiri dibelakangnya menatap heran.

[5] remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang