23

1.1K 145 37
                                    

Tidak ada yang lebih hancur dari melihat bagaimana tatapan yerim padanya.

Mata bulat itu menatap enggan, takut. Bergetar kecil dengan gerak tubuh menjauh saat Jungkook mencoba menjangkaunya.

"Yerim.." gumamnya begitu pelan.

Sedang gadis itu jelas-jelas menghindar dengan gerakannya yang akan pergi sebelum dengan cepat ditahannya.

"Aku ingin berbicara. Sebentar" lirihnya. Matanya meredup dengan binar pengharapan. tak pernah merasa seputus asa ini sebelumnya.

Melihat yerim saat ini bukankah sebuah takdir? Jungkook tidak pernah mengetahui arti dibalik segala kebetulan ini. Dari tak sengaja bertemu taehyung hingga bertemu yerim diwaktu setelahnya.

Bukankah semesta mendukung mereka untuk meluruskan semua kesalahfahaman ini? Membuat mereka kembali bersama?

"Aku sedang ada pekerjaan" tolak yerim. Tatapannya berubah datar, jelas enggan.

Jungkook menggeleng kecil dengan tatapan seriusnya meyakinkan "hanya 5 menit, aku berjanji"

Yerim menarik pergelangan tangannya dari cengkraman jungkook, "jangan membuat keributan ditempat kerjaku"

"Tidak. Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya--"

"Sebaiknya kau pulang kalau tidak ada keperluan lain. Kak seokjin akan marah melihat karyawannya terdistraksi saat bekerja"

"Aku akan bicara padanya. Aku hanya ingin meluruskan segalanya. Mengenai malam itu--" ujar jungkook sebelum bibirnya tertutup rapat saat raut wajah yerim menggelap. Alis gadis itu bertaut tak suka, terlihat marah.

"Cukup. Aku tak mau dengar" Ujarnya beralih pergi. Wajahnya memerah saat lelaki itu menyinggung kejadian malam itu. Kenangan buruk yang menjadi alasan ia ingin menjauhi pria itu.

Malam dimana ia merasa tak dipercayai, harga dirinya direndahkan dan diinjak-injak oleh lelaki yang dulu bahkan memberikan seribu janji untuk selalu menjaganya.

Jungkook kembali menahan, tidak ingin berputus asa.

Ia tidak mau. jika tidak sekarang. Khawatir bahwa lain kali yerim akan kabur tanpa memberinya sedikitpun kesempatan.

"Aku hanya meminta waktumu sebentar saja untuk menye-"

"Maaf tuan, tolong jangan menggangu pekerjaan karyawanku" suara itu dengan tenang mengintrupsi.

Wajah kalem namun tegas itu akhirnya menengahi setelah sekian menit berdiri tak jauh dari mereka. Berniat memberi waktu, sebelum merasa harus turun tangan saat melihat raut enggan yerim.

Sudah menduga bahwa jeon jungkook yang disebut di telfon oleh seulgi adalah orang yang sama yang dulu pernah ia kenal.

Sedang tautan tangan jungkook tanpa sadar melepas saat melihat lelaki itu yang menghampiri mereka. Seokjin membawa yerim ke belakang tubuhnya.

Dalam diam jungkook memicing tajam. Menemukan fakta bahwa ia tak menyukai pemandangan tersebut.

"Aku ada urusan dengan yerim"

"Yerim jelas menolak untuk berurusan dengan anda" sambarnya membuat wajah jungkook memerah menahan kesal.

Mengedarkan pandangan menemukan seulgi juga ikut memerhatikan mereka dalam diam.

Beruntung keadaan cafe tak terlalu ramai pagi ini. Meja pelanggan juga berada cukup jauh dari mereka berdiri. Sehingga tidak terlalu menyedot perhatian.

"Silahkan pergi darisini. Aku tidak ingin ada keributan ditempatku" tegas lelaki itu yang jungkook tebak sebagai pemilik cafe ini. Seokjin. Yang disebut yerim beberapa menit lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[5] remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang