9

641 122 64
                                    


Koridor fakultas tak terlalu ramai, memudahkan gadis bersurai gelap itu mengedarkan pandangan menyusuri sekitar. Meneliti presensi seorang lelaki yang membuat ia sukses tak bisa tidur semalaman.

Tangan mungilnya meremat gugup sisi sweater yang ia kenakan. Tak pernah merasa segugup ini sebelumnya.

Apalagi saat sudah mendapati kehadiran lelaki itu dari kejauhan. Terlihat tampan dengan hoddie abu gelap dan celana riped jeans serta ransel hitam yang tersemat disisi bahu sebelah kanan.

Sepasang sepatu milik lelaki itu, terhenti didepan sebuah loker mahasiswa sisi koridor.

Yerim menghela pelan. ia harus memastikan. --memastikan bahwa itu adalah jeon jungkook. Kendati hatinya dirundung rasa takut dan khawatir jikalau harapannya tak sesuai realita.

Apalagi saat mengingat kejadian kemarin. Jelas di matanya bahwa lelaki itu terlihat sangat mesra dengan perempuan yang mirip sekali dengan jung sera. Apa mereka mempunyai hubungan khusus?

Menghela pelan. Menguatkan diri. Dengan tekad kuat, tungkai itu berjalan mendekat.

Hingga ketika jarak mereka hanya berada dalam jangkauan lima jengkal. Jantung yerim mulai berpacu lebih kencang.

Samar aroma citrus woody yang lembut, aroma sama seperti tiga tahun lalu yang ia rindukan, kembali melesak masuk kedalam indra penciumannya. Menghantarkan memori manis kebersamaan mereka dulu.

Semakin membuat ia meyakini bahwa didepannya memang jeon jungkook-nya.

"J-ungkook?" Lirihnya, dengan tubuh kaku. Gugup dan tegang sekali.

Pergerakan lelaki itu yang tadi sibuk memasukkan buku, kontan terhenti. Beralih menatap sumber suara.

Alisnya bertaut ragu, menatap gadis mungil disampingnya. "Sorry?"

Yerim menggigit bibirnya gugup saat manik gelap itu menyorotnya. Suasana lenggang dikoridor menambah atmosfer kecanggungan bagi gadis itu.

"jung.. kita bertemu lagi.." lirihnya, sarat kerinduan. Matanya menatap tulus dan bergetar.

Sedang sang lelaki terlihat menegang ditempatnya. Ada desiran aneh yang menjalar cepat keseluruh tubuh saat mendapati raut sendu gadis itu.

Ada dorongan tak kasat mata yang membuat hatinya teremat sakit, ketika raut kesedihan tersemat diwajah cantik gadis didepannya.

Menggeleng pelan, menetralkan kembali perasaannya. Jungkook berujar
"apa kita saling mengenal sebelumnya?"

Nafas yerim tercekat, terkejut akan seruan tersebut. "Kau melupakanku?" lirihnya, memandang tak percaya.

Lelaki itu mengernyit bingung. Mencoba berfikir keras meski sejauh ia mengingat, rasanya nihil. ia belum pernah bertemu dengan gadis ini sebelumnya "Apa kita pernah bertemu?" Ulangnya memastikan, sukses membuat hati yerim mencelos sakit.

Bagaimana bisa lelaki itu berlagak melupakannya sedang yerim begitu menderita tak mampu lupa barang sedetik pun dalam hidupnya?

Apa ia sedang dipermainkan? Kalau iya, maka jungkook benar-benar keterlaluan.

"Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu setelah menghilang selama tiga tahun.." ujarnya dengan genang air di pelupuk mata.

Raut jungkook terlihat kaku, badannya menegang, memusatkan perhatian penuh pada gadis itu. Bingung harus bersikap seperti apa sebab logika dan hatinya berjalan tak seirama.

Belum sempat satu kata terucap dari belah bibirnya. Tiba-tiba seruan lain mengalihkan atensi keduanya.

"Jungkook!!?"

[5] remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang