Bottom:
The person in a scene who follows the orders and receives thesensations.
-----
Untungnya Ibey sudah membuka pintu dan bahkan sedang mencuci tangan di depan westafel ketika dia melihat Timo berjalan melewati pembatas antara butik dan taman kecil di belakang. Ibey bisa melihat pantulan pria itu dari kaca, yang langsung menyeringai nakal ketika sadar Ibey sedang melihatnya.
"The toilet is pretty big, I see."
Ibey buru-buru menarik tissue dan mengelap tangannya, lalu menggeleng cepat.
"Gak, Tim." Katanya tegas sambil bersiap berjalan kembali ke arah butik. Tapi baru dua langkah, Timo sudah menahan tubuhnya dengan meletakkan tangganya di perut, sedikit ke bawah.
"Let me check it, then. Just making sure." Katanya, sembari tangannya juga terus turun sampai ke paha, lalu bergerak ke tengah dan naik. Jari-jarinya mengelus lembut bagian dalam paha Ibey, sebelum kemudian satu jarinya sedikit mendorong masuk.
Bersamaan dengan getaran yang tiba-tiba muncul, dan membuat Ibey tersentak.
This bastard even takes time to go to the car and get the remote.
Emang beneran mau nyiksa Ibey dengan sepenuh hati kayaknya dia hari ini.
"You promised!" kata Ibey kesal, dan menoleh ke samping sambil mendelik. Sementara Timo tersenyum lebar dan penuh kemenangan.
Timo tadi udah janji ga bakal ngidupin vibrator selama di butik Binar – well, selama sesi belanja mereka, sebenarnya. Alasan Ibey sih, awalnya karena dia ga mau ada yang ngedenger suara getarannya – lemah, she sknows. Orang emang lumayan smooth dan hampir gak bersuara kok. Tapi Ibey bikin alasan lain. Dia ga mau sebentar-sebentar tersentak kaget dan diliat Binar, temennya sendiri. Teman baik lagi.
Tadi Timo akhirnya setuju. Makanya remote nya sampe ditinggal di mobil.
Tapi buktinya?
Bener-bener dah ini bapak-bapak satu.
"Well, since you don't let me see it, I guess I need another way to find out, no?"
Sumringah betul dia, berbeda seratus delapan puluh derajat dengan wajah Ibey yang sekarang geram.
"Kamu ngeselin banget seharian!" katanya kemudian, sambil melepaskan tangan Timo dari tubuhnya dan berjalan cepat. Dia bisa mendengar tawa Timo di belakangnya sebelum kemudian ada suara pintu menutup.
Memasuki area butik lagi, Ibey sadar mata Binar mengawasinya dengan sangat lekat. Dia padahal sedang sibuk mengamati dress yang dari kemarin dia inginkan, tapi akhirnya menoleh ke arah Binar yang masih berada di balik meja kasir, dan sekarang sedang tersenyum aneh ke arahnya.
Nyebelin.
Ibey akhirnya memilih berjalan ke arah temannya itu, dan menyandarkan tubuh di meja kasir.
"Fine, spill it." Katanya, sambil membuka ponsel dengan sidik jarinya. Binar malah tertawa kecil.
"You know I'm in no place to say anything." Seperti biasa, selalu diplomatis.
"Buuuut..." Ibey menaikkan satu alisnya, sengaja menggantungkan kalimat. Dia tahu Binar belum selesai.
"But, you may wanna check what's Mad have to say bout it." Kata Binar sambil tersenyum, dan Ibey dengan cepat mengalihkan perhatiannya kembali ke ponselnya.
Binar ternyata benar-benar mengirimkan foto Timo ke grup mereka – dua foto, tapi dari belakang dan samping semua. Mads tidak puas, dan bahkan meminta foto dari CCTV. Dikirim juga sama Binar, dan Mads kembali protes karena gambarnya tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wicked Games [Lanjutan Di Karyakarsa]
RomanceHampir tamat di Karyakarsa. ..... Book #1 of Games Series. . !! WARNING!! Cerita ini mengandung adegan dewasa, umpatan, seksualitas, dan hal lainnya untuk segmentasi 21 tahun ke atas. Bijaklah dalam membaca dan resiko ditanggung seluruhnya. This...