17.

1.6K 81 1
                                    

Sadist: 
A person who enjoys or becomes sexually aroused by inflicting pain or humiliation on someone else.

-----


Ibey sampai di apartemen sangat malam.

Panjang banget hari ini. Dia beneran gak nyangka kalau ternyata ngurusin perusahaan baru tapi banyak mau ternyata semelelahkan ini. Xave punya banyak banget konsep dan rencana buat perusahaan baru ini. Bagus sih memang, karena berarti dia sudah punya visi. Tapi masalahnya, karena masih 'serabutan' dan banyak pekerja yang masih 'cabutan' dari perusahaan induk, jadi emang lumayan melelahkan.

Tapi entah kenapa, Ibey bersemangat mengerjakannya. Sampe-sampe, gak berasa udah jam setengah dua belas ketika dia pulang, dan beberapa menit lewat dari tengah malam ketika dia sampai di apartemen.

Tapi, Ibey kaget banget waktu dia membuka pintu, dan seluruh apartemen masih gelap. Lampu mati, AC juga ga nyala, dan beneran seperti ga ada kehidupan.

Itu bocah belum pulang?

Melepaskan sepatunya sambil menutup pintu, Ibey mengidupkan lampu sambil kemudian berjalan makin ke dalam apartemen. Menekan tombol-tombol untuk menghidupkan lampu yang lain, Ibey meliat pintu kamar yang harusnya ditempati Bima, juga menutup.

Kalaupun dia udah tidur, kenapa semua lampu dimatiin?

Ibey berjalan ke arah dapur, dan melihat sticky notes yang ditempel di pintu kulkas. Mendekat, Ibey akhirnya bisa membaca tulisan di atas sticky notes kuning itu.

"Sekali lagi saya minta maaf kalau saya berbuat salah, ya."

Dan ada nama Bima di bawahnya. Dengan cepat Ibey melangkah ke arah kamar pria itu, dan membuka pintunya.

Ibey gak pernah masuk ke kamar ini semenjak ditempati oleh Bima, tapi meja yang ada di dalam kamar itu, kosong dan bersih. Ibey pernah - waktu dia melewati kamar dan melihat meja itu dari luar - melihat kalau biasanya ada laptop di atas meja, dan beberapa benda lain.

Tapi sekarang semuanya gak ada.

Bentar.

Itu anak beneran udah cabut? Cabut gitu aja? Tanpa bilang-bilang ke dia?

= WICKED GAMES =

Ibey dengan cepat mengambil ponselnya dan mencoba menelpon Bima. Sialnya, nomor itu tidak juga menjawab dan hanya menghasilkan nada panggil yang tak kunjung berhenti.

Ibey gatau kenapa dia repot banget mencoba menghubungi Bima, but yet, she did. Dia ga mau aja malah jadi salah paham gajelas gini. Jujur aja, Ibey belum ada lagi ke tempat HR buat hal ini, karena dari kemaren dia ga sempet. Tapi, pas tadi siang Bima bilang kalau dia sudah dipanggil HR dan dapet informasi itu, ya Ibey seneng-seneng aja. Dia kan tetep harus waspada sama Bima, karena sampai sekarang dia masih gatau apakah dia bisa percaya apa enggak sama itu bocah satu.

Tapi ya, gak harus langsung malemnya banget dia cabut, sih. Apalagi cuma pake post it di depan pintu kulkas gitu, dan bukannya ngubungin dia di whatsapp atau apa.

Kirim pesan kan bisa! Atau telpon atau apa. Ibey udah cek call log-nya, dan emang gak ada telpon juga dari itu anak. Dan karena terakhir kali - soal ngundang anak kantor ke rumah kapan dulu - itu adalah salah Ibey yang gak bales chat, dia juga udah nge cek whatsapp. Sama, ga ada juga.

Gak sopan!

Percobaan ketiga dan masih gak berhasil tersambung, Ibey akhirnya memilih menelpon Jay. Dia emang bukan HR, tapi dia lebih tau dari semua orang di lantai itu kayaknya, kalo soal ginian. Apalagi kalau emang Bima dipanggil ke ruang HR, pasti Jay ngeliat karna masih satu ruangan.

Wicked Games [Lanjutan Di Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang