26.

1.5K 60 10
                                    

Dragon's tail:
A type of whip with a broad, triangular piece of suede or leather that tapers down to a point.

-----

Ini merupakan chapter 31 di Karyakarsa ya :)

-----

Mads duduk di sofa yang lebih panjang dan sudah melipat kakinya dengan manis, tubuh bagian atas tegak seperti layaknya wanita-wanita yang diajari table manner dengan baik, dan menatap Ibey dengan kepala sedikit dimiringkan, dan nada yang masih mencekam.

"So?" tanyanya singkat, tapi itu pun cukup membuat Ibey – entah kenapa – deg-degan. Kayak diinterogasi polisi rasanya.

"So... euhmmm."

Ibey bahkan sampai tidak bisa menemukan kalimat pembuka yang pas.

"Fine, let me help you. So, video apa yang harus dikirim Binar?"

"Video CCTV waktu gue sama Timo di butik Binar."

"Dan kenapa Binar harus kirim ke lo?"

"Euhm... karna gue butuh itu sebagai bukti ke bos gue, bahwa gue cuma di-drop Timo di butik teman gue, sementara dia pergi lagi."

"But that's not ho- OOOHHH, LO KETAUAN!?"

Ibey bisa melihat Mads yang tadinya masih yakin dan kemudian kakinya tidak lagi terlipat, matanya mulai membelalak sampai benar-benar melotot, dan bahkan dia membawa tubuhnya bergeser, mendekat ke arah Ibey yang duduk di sofa yang lebih kecil, untuk satu orang.

Sekarang mulutnya bahkan masih membuka, walaupun kedua tangannya menutup mulutnya.

"What happen?" tanya Mads, akhirnya nadanya tidak lagi mengintimidasi seperti tadi, tapi kini dia sudah di ujung sofa, bahkan menarik tangan Ibey dan meremasnya pelan.

"To be honest, I don't know much about it yet, but yes, kayaknya gue ketauan. Yang jelas, bos gue bahkan ngelarang gue ke kantor hari ini dan ngasih gue cuti tiga hari yang pun gak pernah gue ajukan." Kata Ibey, sambil menarik ponselnya, berencana menunjukkan ke Mads soal postingan crazyrichissue di Instagram.

Kalau ditanya apakah Mads kenal Timo, bisa dibilang enggak. Ibey tidak pernah mengenalkan Timo kepada temannya – ya kecuali Binar, di Bali waktu itu. Mads bahkan baru melihat Timo di CCTV yang dia minta Binar kemaren dulu. Iya, dia melakukan penyelidikannya sendiri, tapi yah, that's that.

Mereka memang tidak mengenalkan 'teman pria' mereka ke yang lain – kecuali beberapa yang memang well, masih dalam satu lingkup pertemanan.

Kecuali Binar. Dia mengenalkan 'teman pria nya – yang sampai sekarang, Ibey bahkan masih sering lupa namanya – karena memang 'sudah serius' dengan pria itu.

Ya dibiayain bisnis butik di Bali, gimana gak serius?

"Tapi yang jelas, ada ini." Kata Ibey menyodorkan ponselnya, membiarkan Mads menggeser beberapa kali ke samping.

"Itu foto Timo dan istrinya di KL beberapa hari lalu. Feli baru buka café bareng temannya, dan pun gue sempet up beritanya di website kantor, dan beberapa media kantor. Bahkan harusnya, masuk ke Lavish edisi berikutnya." Kata Ibey, menyebutkan nama majalah produk kantornya, yang khusus membahas mengenai orang-orang kelas atas. Semacam Tatler Indonesia.

"Gue langsung kenal foto itu karna dikirimin langsung sama Mbak Mitch dan pun dia nyuruh gue buat final check draft nya sebelum di post." Kata Ibey lagi, sementara Mads mengangkat kepalanya dan tidak lagi memandang layar ponsel Ibey. Dia bahkan menyodorkan benda itu ke arah pemiliknya.

Wicked Games [Lanjutan Di Karyakarsa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang