Pro Domme:
A woman who is a professional top and dominant.-----
Ini merupakan chapter 29 dan 30 di Karyakarsa ya :)
-----
Ibey terbangun beberapa menit sebelum jam setengah enam pagi, dan dia bahkan tidak merasa mengantuk lagi. Sebenarnya dia juga beberapa kali terbangun – atau tidurnya tidak lelap – sejak dia benar-benar memaksakan diri memejamkan mata, sekitar tujuh jam yang lalu. Dan, karena tahu dia tidak akan bisa tidur lagi, dia memilih bangkit dari kasur dan keluar kamar saja.
Biasanya alarm nya berbunyi jam setengah delapan – lalu satu jam bersiap-siap, dan setengah jam perjalanan kantor, Ibey bisa sampai sebelum setengah sepuluh. Sesekali dia ke kantor lebih pagi, tapi itupun tidak harus bangun jam enam banget.
Apalagi setengah enam.
Menarik napas dan melepaskan ponsel yang di-charge dari nakas, Ibey tidak lupa membawa nampan dan gelas keluar. Gelas yang masih penuh karena memang tidak dia minum kemarin.
Dia tidak minum air hangat. Jarang. Amat sangat jarang.
Apalagi kalau dikasi cowok nyebelin.
Kenapa sih dia pake nguping segala kemaren? Dan bisa-bisanya gue mikir dia cakep, when the very next thing he said to me was...
URGH! Ibey meletakkan nampan dan gelas agak terlalu kencang, gelasnya bahkan bergoyang dan hampir jatuh kalau tidak ditahan Ibey dengan cepat.
Untung refleks nya masih bagus.
Menarik napas lagi untuk menenangkan diri, Ibey berjalan ke arah kulkas untuk mengambil botol air kaca. Saat sudah berdiri di depan meja dan menarik gelas untuk menuang air, pintu kamar Bima membuka dan orangnya keluar.
Dia selalu bangun jam segini?
"Pagi." katanya sambil tersenyum sementara Ibey hanya mengerling ke arahnya dan mengangguk, lalu menarik gelas berisi air dingin untuk meminumnya. Pria itu sendiri masih berdiri di depan pintu kamarnya – yang sudah sedikit menutup – dan tidak ada tanda-tanda bergerak.
Oh and yeah, still looking straight at Ibey.
"You need something?" tanya Ibey karena jelas Bima melakukan itu secara sadar. Dia bahkan gak kaget atau apa gitu pas ditanya.
Berarti gak lagi ngelamun.
Bima tidak langsung menjawab, dan hanya menggeleng. Ibey – yang sekarang udah melihat ke arah pria itu – memperhatikan dari atas ke bawah.
Kaos, celana pendek, ponsel di tangan dengan earphone yang sudah dicolok ke ponsel.
No towel, so not going to swimming, clearly. Juga bukan outfit pergi mandi.
Dia ngapain bangun sepagi ini?
"Okay fine whatever." Kata Ibey mengangkat bahu, dan menuangkan air sekali lagi. Membiarkan gelasnya di atas meja di sebelah ponselnya, Ibey memilih mengisi botol air sebelum kembali memasukkannya ke kulkas.
And that man still standing there, looking at her.
Dia kenapa, sih?
"You creep me out, honestly." Kata Ibey akhirnya, merasa tidak nyaman. Dia menarik ponsel dan gelas, dan berjalan ke sofa sambil menghidupkan TV. Jelas Bima masih mengikuti gerakannya, walaupun Ibey mencoba mengacuhkannya.
Well, Ibey punya hal lain yang perlu dia khawatirkan sekarang. Karena, baru juga dia mendaratkan tubuhnya di sofa dan TV menyala, sebuah pesan masuk ke ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wicked Games [Lanjutan Di Karyakarsa]
RomanceHampir tamat di Karyakarsa. ..... Book #1 of Games Series. . !! WARNING!! Cerita ini mengandung adegan dewasa, umpatan, seksualitas, dan hal lainnya untuk segmentasi 21 tahun ke atas. Bijaklah dalam membaca dan resiko ditanggung seluruhnya. This...