Consent:
First and foremost, this is the most important ones. When you give consent, it means agreeing to certain acts in a BDSM scene or relationship. Practitioners believe that consent is what separates BDSM from assault.
-----
"You should just stay, Bey."
Ibey, yang sedang mengancingkan kemeja satinnya sambil duduk di ujung tempat tidur, berhenti sambil menoleh ke belakang. Lewat bahunya, dia melihat Timo, pria yang masih berada di balik selimut di atas kasur. Dan Ibey tahu benar, dia tidak mengenakan apapun dibalik selimut itu.
Ibey mendengus.
"No, thanks, Tim." Katanya, melanjutkan kegiatannya. Tinggal dua kancing lagi, tapi Ibey memang selalu membiarkan satu kancing tetap tidak mengait.
"Ini udah malem." Kata Timo lagi, dan Ibey hanya menggeleng.
"We agreed on things, remember?"
Ibey sudah selesai dengan pakaiannya, dan sekarang berdiri. Knitted skirt Zara yang dia beli beberapa bulan lalu bersama Timo - dan memang sudah mendapat tatapan dan senyum senang Timo sebelum dilucuti pria itu sekitar tiga jam lalu - sudah kembali membungkus pinggulnya dengan indah.
"Tap-"
"Apartemen aku juga ga terlalu jauh. Plus, aku bisa naik taksi."
"Dan kamu lebih milih ke apartemen daripada spend the night with me?"
Ibey sedang memperhatikan make up-nya di cermin, tapi kemudian dia berhenti. Sebuah pemikiran gila - walaupun memang mungkin - melintas di kepalanya. Dan dia memutar tubuhnya - yang memang tadi membelakangi Timo - hingga sekarang benar-benar berdiri menghadap pria itu.
Pria berusia tiga puluh sembilan tahun yang juga adalah VP Commercial di kantornya.
"You did that, didn't you?"
"Did what?"
"Oh, c'mon Tim, seriously!?"
"Do what!?"
Timo mungkin cukup pintar dalam berakting, beberapa kali lolos dengan keinginannya kalau sudah menunjukkan acting di depan direksi atau bahkan pemegang saham - yang tidak lain dan tidak bukan adalah paman atau ibunya atau saudaranya yang lain - tapi Ibey tetap harus memastikan.
"Naro cowok itu di apartemen aku. It was you, right?"
"Whaaaat?"
Oh, Timo terlalu cepat pura-pura kaget.
"Nice try, Timothy Putra Anggoro."
Ibey, atau Ibrena Olivia Bangun, memang baru akan berusia 29 tahun beberapa bulan lagi - dan pun masih tetap akan berbeda sepuluh tahun dengan Timo - tapi ini bukan kali pertama Ibey memanggil nama panjang Timo tanpa embel-embel "mas" apalagi "pak".
Beberapa orang di kantor memanggil Timo dengan Mas, walaupun sebagian besar memanggilnya Pak. Yang memanggil Mas sih biasanya yang jabatannya udah level manager-up. Ibey sendiri kalau di kantor memanggilnya Pak, walaupun Ibey sudah menjabat senior manager.
"Tapi aku bener-bener gatau. Cowok apa? Siapa?" tanya Timo, bahkan sampai menegakkan tubuhnya sambil duduk di atas kasur.
Ibey menggeleng bosan, dan kembali memutar tubuhnya, menghadap cermin. Dia menarik lipstick merah dari pouch make up-nya yang memang ada disitu, dan memoleskannya di bibir. Dari pantulan di cermin, dia bisa melihat Timo yang turun dari kasur, membiarkan selimut jatuh tak berdaya ketika dia berjalan mendekat ke arah Ibey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wicked Games [Lanjutan Di Karyakarsa]
RomanceHampir tamat di Karyakarsa. ..... Book #1 of Games Series. . !! WARNING!! Cerita ini mengandung adegan dewasa, umpatan, seksualitas, dan hal lainnya untuk segmentasi 21 tahun ke atas. Bijaklah dalam membaca dan resiko ditanggung seluruhnya. This...