Fetish:
An obsession with a specific experience, body part, or object.-----
Ibey sedang duduk di stool sambil memakan nasi goreng buatan Bima, dan dia harus akui, nasi gorengnya enak. Ada taburan telur dadar yang sepertinya diiris tipis seperti yang sering ada di nasi uduk, tapi ternyata juga masih ada telur mata sapi di piringnya tadi. Untungnya sih telurnya matang, karna Ibey bukan penggemar kuning telur setengah matang itu. Banyak yang suka, tapi Ibey malah selalu menyerngit melihat orang yang sengaja membelah dan membiarkan itu mengaliri nasi goreng atau apapun makanan yang ada telur setengah matang itu.
Ngebayanginnya aja bikin Ibey sampe harus minum air dingin yang ada di sebelah piringnya.
Ibey melanjutkan makan sambil tangannya menarik ponsel – setelah meletakkan gelasnya – dan mulai menggerakkan jarinya. Dia malas membuka whatsapp di hari Sabtu begini, dan memilih melihat Instagram saja. Akun personalnya, karena second account nya masih ada pesan dari Timo yang belum dia balas sejak dua hari yang lalu.
Belum juga memutuskan akan melihat story terlebih dahulu atau scroll ke bawah untuk melihat feeds, ada telpon masuk.
Kevin.
Ibey mendengus, dan jadi teringat rencana bodoh kemarin malam.
Kemarin, harusnya Ibey menghabiskan malam dengan satu dari beberapa teman prianya. Kevin, model yang baru mulai merambah ke layar kaca dan sekarang baru punya satu sinetron dimana itu pun dia masih jadi figuran. Mungkin muncul sekali dalam tiga episode saja. Walaupun dia tetap rajin ikut casting di production house ataupun bahkan ikutan open cast untuk iklan gitu.
Tapi yaaa, belum terlalu beruntung.
Ibey sudah kenal Kevin sejak sekitar enam bulan terakhir lah, sebelum kemudian mereka dekat sekitar tiga bulan ini. Dekat fisik, karena Ibey selalu bilang kalau dia tidak punya pacar, tapi juga tidak tertarik punya pacar. But sure, boleh aja ngelakuin kegiatan orang pacaran, why not. Tapi, no string attach. At all.
Dan kebetulan Kevin open juga soal itu. Dia sendiri juga katanya sekarang ga punya pacar, dan lagi mau fokus di karir aja. But, you know, nafsu adalah nafsu dan hasrat harus disalurkan. Itulah kenapa mereka akhirnya "berteman".
Gak terlalu sering juga. Sebulan paling satu atau dua kali lah. Bulan lalu cukup sering, karena mereka bahkan 'bertemu' tiap minggu – berarti empat kali dalam sebulan – tapi kemudian tidak bertemu selama dua minggu penuh. Tapi hari Rabu, Kevin mengajak bertemu.
Awalnya Ibey membalas biasa saja, gak terlalu tertarik juga. Cuma, Jumat siang Ibey punya hari yang buruk, dan udah kepikiran bakalan have a good night. Dia bahkan sampe konfirmasi jadwal main sama Kevin di jam makan siang – hal yang jarang-jarang Ibey lakukan.
Tapi apaan!?
Ibey sampai di LXIX – salah satu club langganan Ibey di bilangan Jakarta Selatan – sekitar jam setengah 9. Ngobrol ngalor ngidul dan udah sempet mesan – dan ngabisin – segelas minuman, trus nanya Kevin mereka bakal kemana.
Ibey sebenernya anti bawa cowok ke apartemennya. Gak mau aja, misal besokannya, Ibey ditinggal sama cowok itu, atau malah lebih parah, mesti ngurusin itu cowok yang mungkin masih hangover. Dia selalu prefer di hotel. At the man's place? Boleh, tapi kalau Ibey emang udah cukup dekat.
Dan Kevin sebenernya belum termasuk dekat-dekat amat kalau diliat dari durasi mereka kenal. Tapi karna bulan lalu mereka se-"akrab" itu, jadi Ibey gak keberatan kalau misal Kevin emang mau ke tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wicked Games [Lanjutan Di Karyakarsa]
RomanceHampir tamat di Karyakarsa. ..... Book #1 of Games Series. . !! WARNING!! Cerita ini mengandung adegan dewasa, umpatan, seksualitas, dan hal lainnya untuk segmentasi 21 tahun ke atas. Bijaklah dalam membaca dan resiko ditanggung seluruhnya. This...