TIGA PULUH

1.1K 129 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.......................

Happy reading ❤️

.......................

"Berusaha menjadi yang sempurna, tapi tetap saja aku belum bisa. Kesempurnaan dimata manusia hanya tentang hal yang nyata dan membanggakan, bukan tentang sulitnya perjuangan." Rajendra Pangestu

Jendra duduk di kursi pojok dengan kedua tangan saling ia lingkarkan didepan dada. Sorot matanya mengartikan jika Jendra saat ini tengah memikirkan sesuatu. Semua teman-temannya memandang Jendra tapi tak berniat untuk bertanya.

Wibi menarik nafasnya, lalu berjalan dengan langkah tegap dan menarik kerah baju Jendra.

"Ikut gue!"

Jendra seketika mendongak ke arah Wibi.

"Lepasin anjing!" Berontak Jendra yang tak dipedulikan oleh Wibi.

Keduanya berjalan keluar dari kelas, semua teman-temannya memang penasaran termasuk Sena, tapi mereka belum ada hak untuk mengulik lebih jauh.

Jendra dan Wibi masuk kedalam gudang kosong nan sepi. Dan tangan Wibi menutup pintu gudang itu dengan keras.

Brughhh

Wibi melempar tubuh Jendra dan membentur dinding gudang. Tangan Wibi terlihat melingkar didepan dada, jika biasnya laki-laki itu bersikap konyol entah hari ini Wibi terlihat sangat tegas bagai dirasuki jiwa Lingga-daddynya.

Jendra terdiam dengan kepala yang menunduk.

Plak

Tamparan ringan mendarat di pipi Jendra, Jendra membulatkan matanya ke arah Wibi dengan tak percaya. "Kok Lo nampar gue sih, Bi!!" dampratnya sembari mengelus pipinya.

"Lo bodoh!"

"Lo tau, Lo bodoh Je!" lanjut Wibi tak mendapat jawaban dari Jendra.

Wibi menunjuk dirinya sendiri dengan aura yang benar-benar berbeda. "Gue ini sepupu Lo! Kenapa Lo nyembunyiin ini semua dari gue!"

Jendra masih terdiam.

"LO TOLOL JE! KENAPA LO NYEMBUNYIIN INI SEMUA DARI KITA!!"

braggghh

Kaki Wibi menendang kursi usang itu dengan keras hingga bunyi nyaring terdengar di telinga masing-masing. Tangannya bergerak ke atas dan mengacak rambutnya frutasi.

Wibi kembali menoleh ke arah Jendra, mencengkeram kedua bahu Jendra dengan kuat, menggoyangkan bahu itu agar Jendra faham. "KENAPA JE, KENAPA GUE BILANG!!"

"KITA INI APA DI MATA LO!"

"Jutru karena kalian berharga buat gue, gue gak bisa cerita ke kalian."

JENDRA  (Revisi) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang