EXTRA PART 2 (Flash back Jendra)

1.5K 131 69
                                    

"Hilang, terbang jauh,menggapai bintang, dengan langkah sayu dan sorot mata penyesalan. Aku meninggalkan dengan sejuta luka dan kenangan tentang kita yang selalu membuatmu tak berdaya." Rajendra Pangestu

Flash back Sita.

Pergantian hari dari Kamis menjadi Jumat ditemani semilir angin balkon ruangan megah yang hanya di singgahi dua anak manusia yang tengah merasakan betapa candunya sebuah tawa dan sebuah impian nyata, menurutnya.

Sita berkali-kali tersenyum, tangannya mengadah di luar pembatas menadah rintik hujan dan juga menikmati percikannya hingga membasahi wajah cantik gadis itu.

Jendra tersenyum, tangannya bergerak mengusap wajah Sita dengan lembut. "Jangan main air, nanti sakit. Untung aku masih disini sama kamu. Kalau gak ada siapa yang bakalan ngusap air diwajah cantik ini."

Sita terkekeh, memutar tubuhnya menghadap Jendra. Tangannya melingkar di pinggang Jendra, mendekap tubuh besar itu terasa nyaman.

"Emang kamu mau kemana Je?" tanya Sita membuka mata menyorot mata Jendra.

"Mau jadi pilot, kan bakalan jauh sama kamu," jawab Jendra sembari mengelus kepala Sita.

"LDR dong kita?"

Jendra mengangguk. "Iya, dan kita bakalan LDR jauh bangeeettt."

Sita mengernyitkan keningnya. Sejauh apa sampai Jendra berkata seperti ini kepadanya. "Sejauh apa emang? Emang gak pulang?"

Tak membalas juga tak memberi jawaban apapun atas pertanyaan gadisnya, Jendra malah menarik tubuh Sita dalam dekapan. Mencium kening Sita berkali-kali. Terasa candu sampai Jendra merasa sesak jika ia meninggalkan gadis ini.

"Jangan pernah ada air mata lagi. Aku gak suka lihat kamu sedih," ujar Jendra menompangkan dagunya di kepala Sita.

Sita mengangguk. "Tapi selama ini kamu yang buat aku nangis Je."

"Maaf,"

"Aku pengen jadi pilot Ta."

Sita mendongak menatap Jendra yang lebih tinggi darinya lalu mengangguk. "Iya, kamu bisa kok jadi pilot. Aku yakin."

"Ta, papa gak sayang ya sama aku?"

Sita terdiam, bibirnya terkunci tak dapat menjawab pertanyaan Jendra yang saat ini menatap arah depan dengan sorot mata sendu. Sita hanya bisa memandangi leher Jendra, tapi ia dapat melihat, jika laki-laki itu merasa sesak karena hal ini.

"Papa apa gak pernah sayang ya sama aku?"

"Apa aku anak yang gak berguna ya Ta?" Jendra terkekeh pilu, dan kembali meletakkan dagunya diatas kepala Sita. Sita menyenderkan kepalanya di dada Jendra, dapat Sita dengar detak jantung itu terasa damai, tapi suara yang keluar dari bibir Jendra sama sekali tak ada kata damai.

Lagi dan lagi Jendra sedikit terkekeh, tangannya menangkup kepala belakang Sita. "Sita sayang kan sama Jendra ?"

Sita mengangguk. Dapat Jendra rasakan jika gadis itu mengerti pertanyaannya.

"Sita jangan pernah sedih kalau misalkan Jendra gak pulang lagi."

"Emang Je mau kemana ?"

JENDRA  (Revisi) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang