TIGA PULUH SATU.

1K 135 48
                                    

Pesen mamak.

"Jadilah kuat seperti Jendra. Jadilah tegas seperti Sena, jadilah bijak seperti Gesa, jadilah penyayang seperti Jio, jadilah penengah seperti Wibi, jadilah tawa seperti Wara, jadilah sabar seperti Sita, dan jadilah ceria seperti Zora."

"Boleh tegas seperti Saka, tapi posisikan tegasmu sebagaimana mestinya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..............

Happy reading ❤️❤️

...........

31. Olimpiade.

Jumat 6 Agustus. Momen bersejarah di SMA Suka Maju. Jendra, Sena, Ganesh, dan dua murid lain saat ini tengah sibuk mempersiapkan segala materi yang akan dibahas dalam kegiatan olimpiade tahunan. Dari berbagai sekolah yang datang dengan berbagai jenis juga cara jitu untuk mencapai poin, Jendra dan ke empat temannya mencoba tenang dalam situasi menegangkan.

Olimpiade fisika dan biologi yang tahun  ini mereka terima, tahun terakhir Jendra mendapatkan peluang untuk kejuaraan besar ini. Tapi dada Jendra kembali bergemuruh, tangannya mencengkram pundak Sena yang saat ini berdiri dengan punggung bersender pada dinding.

Sena menoleh. "Lo gak papa?" tanya Sena mulai khawatir.

Jendra mengangguk tapi cengkraman tangannya seolah memberi arti jika Jendra mulai gugub karena hal ini.

Sena faham, laki-laki itu menarik tangan Jendra dan menjauh dari sana. Ditengah perjalanannya, ia menyaut satu cup air mineral yang sudah di siapkan oleh panitia.

"Duduk!" Perintah Sena di angguki oleh Jendra. Jendra memejamkan matanya, tangannya bergerak menahan dada yang mulai memanas.

Bagaimana jika ia tak mendapatkan juara, dan bagaimana jika Jendra akan disiksa oleh papanya?

Sena pergi dari sana dan datang kembali
dengan tangan yang membawa kotak makanan berisi 3 jenis roti yang berbeda.

Sena mengulurkan pada Jendra, Jendra mendongak menatap Sena yang kini berdiri didepannya. "Makan dulu, terus minum obat Lo!" kata Sena kepada Jendra dengan suara yang tegas bak seorang kakak laki-laki untuk Jendra. Padahal umur keduanya hanya bertaut lebih tua Jendra 1 tahun.

Jendra mengangguk. Seperti ini saja membuatnya sedikit tenang, Sena bersikap sangat dewasa dari yang lainnya. Terlihat dari tenangnya ia menyelesaikan masalah.

Jendra menghabiskan satu roti lalu meneguk air dan menelan satu butir obat penenang.

Tangannya masih bergetar membuat Sena seketika menekuk kakinya dan menatap Jendra dengan lekat.

JENDRA  (Revisi) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang