EMPAT PULUH LIMA ( END)

2.3K 160 74
                                    

Halo, hehehe maaf ya buat kalian pusing.

Cerita ini alurnya mundur. Jadi selama part awal sampai akhir, ini tentang bayangan Sita. Ingatan Sita tentang Jendra mulai dari awal cinta sampai dipisah Tuhan.

Maaf ya kalau bikin rumit ☺️

Dan untuk yang punya temen suka baca nih, yuk saranin cerita ini. Yang bilang gak ada cerita dengan alur gampang ditebak.

Kalian boleh saranin cerita ini ❤️❤️❤️

Hahahahahhaahahhahahahahahha

"Merangkai cerita bersama orang lain yang ironinya aku baik-baik saja saat ini." Gerisita Prasaka

Pukul 19.15 Wib, semua orang kini berkumpul di sebuah rumah besar dengan Sita yang saat ini memakai gaun hitam dan terdapat belahan di bagian kaki kirinya. Sungguh terlihat sangat cantik dimata semua orang.

 Sungguh terlihat sangat cantik dimata semua orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini dirumah Sita tengah mengadakan pesta tak terlalu besar, hanya mengundang beberapa orang terdekat saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini dirumah Sita tengah mengadakan pesta tak terlalu besar, hanya mengundang beberapa orang terdekat saja. Sita tengah berulang tahun yang ke 18 tahun pada tanggal 15 Agustus. Dengan senyuman yang sumringah dapat Sita perlihatkan kepada semua orang hingga dua orang yang dulunya menjadi penabur tawa Sita dan sekarang menjadi alarm untuk mengingat duka, dia adalah Saka dan Gesa.

Saka dan Gesa berjalan mendekati Sita lalu mendekap tubuh Sita layaknya anaknya sendiri. "Selamat ulang tahun anaknya papa. Maaf ya nak, karena papa, Je gak bisa datang di acara ini."

Sita mengangguk lalu tersenyum. Tapi sangat kentara sekali jika senyuman gadis ini benar-benar mengundang tatapan sendu. Saka melepas dekapannya dan memandang wajah Sita yang cantik, rasa bersalah, rasa sakit, dan rasa kehilangan seolah beradu menjadi satu bersama senyuman paksa agar Sita dapat merasakan betapa bahagianya mereka semua.

"Gak papa pa. Sita udah ikhlas. Dan maaf," Sita sedikit menundukkan kepalanya lalu kembali mendongak. "Maaf, Sita belum bisa jadi menantunya papa sama bunda."

JENDRA  (Revisi) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang