delapan

1.2K 113 15
                                    

"Keluarga segalanya, tapi teman juga salah satu penenang jiwa," Rajendra Pangestu


Mentari pagi mulai menyapa para insan yang kini tengah menikmati udara pagi, termasuk Jio dan Wibi. Keduanya tampak duduk diatas motor matic kesayangan Jio yang selalu ia puja-puja bak seorang ratu dihatinya.

Bahkan, satu tetesan air hujan saja rasanya tak akan rela hinggap di motornya. Mata keduanya mengikuti arah pandang seorang laki-laki yang baru saja datang dengan seragam sekolah yang sama sekali tak terlihat rapi, sebut saja di bajingan kecil SMA Suka Maju.

Jendra membuka helmnya, meletakkan diatas jog motor matic yang ia kendarai pagi ini.

Jio meneliti setiap inci tubuh Jendra, tak terkecuali apa yang laki-laki itu kenakan.

"Apa lo liat-liat gue ?" tanya Jendra merasa jika dirinya di perhatikan. Jio mencibir.

"Tumben pakai matic, biasanya sok-sokan sombong pakai motor keren Lo itu," kata Jio sembari merapikan rambutnya yang agung lewat kaca spion, dan sialnya Wibi memutar kaca itu membuat Jio langsung melotot ke arahnya.

"Brengsek!" damprat Jio mendapat kekehan dari Wibi.

Terlihat berbeda dari biasanya, Jendra tampak lesu dan tak banyak bicara. Bahkan celetohan dari Wibi dan Jio hanya mendapat senyuman kecil dari Jendra. Apa yang membuat Jendra menjadi dingin seperti ini?

"Je, Lo gak papa ?"

Jendra menoleh menatap Wibi yang kini mulai mengkhawatirkannya. "Emang gue gila ?"

Wibi melempar sisa tisu yang baru saja ia gunakan untuk mengelap kaca spion kepada Jendra. "Gak gitu bangsat!"

Brum Brum brum

Deru motor besar dari seorang laki-laki berwajah lugu dan juga senyuman manis yang selalu ia tampilkan, Wara datang dengan Sena yang ada di boncengannya.

Sena turun dari motor itu, melepas helm dengan wajah datar bak malas sekali beradu argumen dengan siapapun. Bahkan laki-laki itu membalas sapaan Jio dan Wibi hanya dengan dehaman lirih.

"Hai bajingan," sapa Wara lalu tertawa keras mengundang tatap geli dari Jio.

"Bajingan nyapa bajingan," jawab Jio merasa tak terima.

Wara melebarkan matanya, dengan kedua tangan yang mencengkeram tali ransel. "Serius tanya, bajingan itu apa sih?"

Wibi mulai berdeham dan berdiri mendekati Wara, laki-laki itu menarik pundak Wara agar lebih dekat dengannya. Jio memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh temannya satu ini termasuk Jendra dan Sena yang berdiri dengan tangan yang saling bersedekap dada.

Dua visual sekolah yang terkenal gila akan materi sekolah dan juga lahir di keluarga berada membuat keduanya tampak sedikit ada kemiripan walaupun Sena lebih menonjol dari pada Jendra.

Wibi mengarahkan langkah Wara mendekati kaca spion motor milik Jio.

"War, coba Lo ngaca," kata Wibi membuat Wara mengangguk. Wara meneliti wajahnya lewat kaca spion itu.

Wibi menepuk pundak Wara. "Apa yang Lo lihat dari kaca ini?" tanya Wibi.

Wara menoleh ke arah Wibi. "Gambar gue, ganteng banget lagi," jawab Wara lalu kembali melihat kaca itu.

Wibi seketika mencibir dalam diam, sangat salah ia bertanya. "Gue serius!!"

Wara menoleh kembali. "Emang kenapa ?"

"Lo kan tadi tanya, bajingan itu apa ?"

Wara mengangguk dengan kerjapan mata polos.

"Nah, itu bajingan ada dikaca," kata Wibi tapi belum difahami oleh Wara.

JENDRA  (Revisi) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang