BROKEN....1✔

6.7K 401 1
                                    

Hari ini hari hari pertama Haechan memasuki SMA. Haechan hanya berharap ia dapat belajar dengan tenang di SMA ini. Mungkin hyungnya lupa tapi dia tidak mungkin lupa. Haechan mlakukan pendaftaran sendiri tanpa bantuan hyungnya yang lain. Haechan memasuki SMA yang ia janjikan untuk masuk bersama Mark. SM High School.

"Huh... ayo semangat Haechanie" ucap Haechan menyemangati dirinya sendiri sebelum menaiki bus yang telah datang di halte. Haechan berangkat sepagi ini karena ia tidak langsung ke sekolah. Haechan ingin menemui Mark dulu.

Bus melaju dengan kecepatan sedang. Mungkin baru jam 6 tapi bus terlihat cukup ramai karena ini adalah hari Senin. Haechan turun di halte yang ada di dekat krematorium.

"Mark hyung Haechan datang" ucap Haechan di depan rak kaca yang di dalamnya terdapat guci yang berisi abu Mark. "Hari ini Haechan datang terlalu pagi ya? Hyung masih tidur ya? Kenapa hyung tidak menjawab Haechan? Hari ini Haechan masuk sekolah yang kita impikan hyung. Haechan mendaftar sendiri, berangkat sendiri. Haechan hebatkan hyung?" Haechan menghapus air mata yang tanpa ia sadari mengalir

"Sudah dulu ya ini sudah jam setengah tujuh. Haechan tidak ingin telat dihari pertama. Jangan lupa mandi ya hyung" ucap Haechan. "Besok Haechanie datang lagi bawak bunga untuk hyung babai" ucap Haechan berdiri lalu melambaikan tangan pada foto Mark yang ada di depan gucinya.

###

Haechan memasuki pekarangan sekolah pukul 6 lewat 45 menit, yang artinya 15 menit sebelum jam masuk. Ia berjalan masuk ke sekolahnya, kemarin ia sudah di beritahukan akan masuk ke kelas mana melalui email resmi sekolah.

Haechan memasuki kelas bertulisan X-A MIPA. /Aku ngarang hueeee/. Haechan langsung masuk dan duduk di bangku sudut paling belakang. Setelah itu terdengar 2 bangku di sebelahnya itu digeser tapi Haechan tidak peduli ia menatap ke jendela yang menampilkan halaman belakang sekolah. Lalu Haechan mengalihkan pandangannya kedepan kelas saat bunyi bel masuk terdengar. Ia mengeluarkan buku catatan dan buku cetak yang sudah ia pinjam di perpustakaan.

Guru memasuki kelas beberapa menit setelah Haechan mengeluarkan bukunya. Kelas langsung berubah hening saat guru memasuki kelas. Nampaknya walikelas Haechan kali ini adalah perempuan. "Selamat pagi semua selamat memasuki ajaran baru di kelas X. Nama saya Moon Byul Yi kalian bisa memanggil saya Moonbyul Seam saya juga akan menjadi guru mata pelajaran wajib kalian yaitu guru Kimia" ujar wali kelas Haechan yang memperkenalkan dirinya sebagai Moonbyul Saem.

Kelas kimia menjadi kelas pertama dihari pertama Haechan memasuki jenjang menengah akhir. Moonbyul Saem langsung membagikan kelompok yang akan digunakan setiap tugas kelompok pelajaran kimia. Haechan menoleh pada orang-orang yang menjadi teman kelompoknya pada mata pelajaran kimia itu.

Ada Hwang Hyunjin, Na Jaemin, Lee Jeno dan Hwang Leonjeon(?), itu nama yang Haechan dengar. Lalu murid-murid yang namanya sudah di sebutkan berkumpul di salah satu barisan meja milik teman sekelompoknya. Dan Haechan mau tak mau berjalan ke arah pemuda yang ia tebak sebgai Na Jaemin. Ia duduk di kursi paling ujung.

Moonbyul Ssaem mulai menjelaskan pelajaran di depan kelas. Lalu Moonbyul Ssaem memberikan tugas kelompok. "Jaemin kita kerjakan dimana tugasnya?" tanya seseorang di sebelah Jaemin. "Dirumah saja Hyunjin saja bagaimana?" jawab Jaemin dengan pertanyaan. "Rumahku?! No no no aku tidak ingin melihat wanita ular itu sambil belajar" jawab Hyunjin. "Kita bekerja di rumahku saja bagaimana?" tanya satu orang lagi. "Boleh juga tapi bagaimana dengannya?" tanya Jeno melirik Haechan. "Kau bagaimana?" Jaemin bertanya sambil menatap Haechan. "Lee Haechan" yang lain menatap bingung, "Lee Haechan itu namaku, jika di rumah orang lain aku tidak bisa mengerjakannya terlalu lama. Aku tidak di ijinkan pulang lebih dari jam 8 malam. Jadi jika memang ingin membuat tugas di rumah Reonjeon langsung saja setelah pulang sekolah" jelas Haechan. Renjun mendelik tak suka sementara yang lain sedang berusaha menahan tawa. "Yak! Lee Haechan, nama ku Huang Renjun ok jangan kau ubah-ubah" kata Renjun tak terima. "Sorry kalau begitu" ucap Haechan seadanya.

Lalu mereka mencatat pelajaran yang ditulis di papan tulis. Bel berbunyi tanda selesainya pelajaran pertama yang memberikan waktu 10 menit untuk muridnya beristirahat sejenak.

Ada murid yang berbicara bersama teman-temannya ada yang bercanda bersama, bahkan Hyunjin, Jaemin, Jeno dan Renjun juga sedang berbicara bersama. Ah..... Haechan jadi iri. 'Kalau saja dulu Mark dan dia tidak bermain di taman kota, kalau saja ia tidak mengajak Mark kesana, kalau saja ia tidak menjadi adiknya dan kalau saja ia tidak lahir.... ah disini permaslahannya, permasalannya ada pada diriku. Kalau saja aku tidak lahir pasti aku tidak akan merasakan ini kan? Bagaimana kalau aku yang mati? Apa para hyung juga akan begitu pada Mark hyung? Atau tidak? Ah apa yang aku pikirkan aku harus bisa mewujudkan impian Mark hyung. Hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang' pikir Haechan panjang sampai tidak mendengar panggilan Renjun.

"Yak Lee Haechan" ucap Renjun sambil menarik agak kasar lengan Haechan. "Akh... jangan main tarik seperti tadi" ucap Haechan mendesis pelas karena bekas pukulan yang Yuta berikan padanya kemarin karena memecahkan salah satu piring. 'Padahal aku menariknya tidak sekeras itu' pikir Renjun. "Apa lenganmu terluka?" tanya Renjun cemas. Haechan hanya menggelengkan kepalanya "Apa tadi yang ingin kau katakan?" Haechan bertanya to the point. "Ah... itu masalah tugas nanti kita kerjakan di perpustakaan kota saja bagaimana?" Renjun bertanya. "Aku tidak masalah" jawab Haechan. "Oh iya apa kau mau bergabung bersama kami, eum... menjadi teman atau sahabat mungkin?" tanya seseorang dari belakang Renjun. Haechan menoleh lalu memberikan senyum tipis sembari mengangguk. "YES... JENO AKU DAPAT TEMAN BARU LAGI!" ucap Jarmin bersemangat. "Astaga. Maafkan dia Haechan" ucap Jeno tak enak. "Tak masalah aku suka sifatnya" jawab Haechan. "Tuhkan di saja tidak masalah wlek" ucap Jaemin menjulurkan lidahnya mengejek.

Haechan hanya tertawa melihat kelakuan teman-teman barunya, eh sudah bisakan mereka Haechan panggil teman? Haechan tidak lanjut memikirkan itu karena guru mata pelajaran lain sudah memasuki kelas. Dan pelajaran berlangsung sebagai mana mestinya.

###

Bel pulang sekolah sudah berbunyi membuat semua murid segera berlarian keluar kelas. Tapi tidak untuk Haechan dan temanteman barunya yang ternyata memiliki beberapa persamaan salah satunya adalah tidak terlalu suka keramaian, dan dapat Haechan lihat perubahan tatapan mereka saat berada di kelas dan di luar kelas seperti sekarang. "Kenapa tatapan kalian seperti itu?" Haechan bertanya bingung. "Jika seperti inikan terlihat lebih keren Echan" jawab Hyunjin tersenyum menatap Haechan. "Echan, nama panggilan itu bagus juga ya untuk Haechan. Dan karena kita semua sudah punya nama panggilan masing-masing mari kita tetapkan Echan sebagai nama panggilan Haechan" ucap Renjun dengan tatapan lebih bersahabat. Mereka semua mengangguk tanda setuju

.
.
.
.
.

Wah ini cerita dengan bagian terpanjang yang sa buat selama ngetik cerita disini 1054 kata. Kalian nggak bosenkan Sa bikinin cerita sepanjang tali beruk kek gini? 😅. Kalau bosen Sa bikin pendek pedek aja. Tapi kalau panjang mungkin cuma bisa Updet 1 kali seminggu itupun kalau sati episode udah selesai dibikin

BROKEN-LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang