Bonchap

913 70 0
                                    

Angin menerpa wajah tampan pria tampan yang sedang berdiri di pinggiran kapal pesiar miliknya. "Masuklah oppa, atau kamu akan masuk angin nanti" panggil seorang wanita berparas cantik yang keluar dari salah satu ruangan disana. "Papa, ayo main dengan Yoonie" ucap seorang anak perempuan yang berdiri di balik kaki wanita itu

Sang pria menghela nafas sebentar lalu membalikkan badannya. "Okay Yoonie mau main apa?" tanyanya sambil memperlihatkan eye-smilenya. "Yoonie pengen mainnnnn....... Apa ya? Yoonie juga nda tau, cuma Yoonie pengen sama papa" ucap anak itu tersenyum secerah mentari.

"Ok mataharinya papa lagi kangen sama papa nih ceritanya?" ucap Jeno, iya pria yang sudah menjadi ayah ini adalah Jeno. Laki-laki yang dulu ditinggalkan oleh seluruh keluarganya, kini ia telah membangun keluarganya sendiri. Menikah dengan Karina dan memiliki anak perempuan berumur 5 tahun yang ia beri nama Hayoon yang berarti sinar mentari.

"Iya Yoonie rindu dengan papa" ucap Hayoon sambil tertawa kecil karena sang papa mengusakkan hidungnya pada pucuk kepala anak gadisnya itu. "Kenapa kangen papa? Kan tadi udah ketemu?" tanya Jeno lagi setelah menghentikan gangguannya pada gadis kecilnya itu. "Nda tau deh, Yoonie kangen papa emangnya dak boleh?"

"Boleh kok bolehhhh banget" ucap Jeno sambil memeluk anaknya ini.

"Anaknya aja yang di peluk mamanya nggak usah" ucap Karina yang sedang berjalan menghampiri mereka dengan membawa nampan berisikan teko teh dan beberapa cangkir. "Kenapa kamu yang bawa sayang, kan ada maid juga di sini, nanti kalau kamu kecapekan adek malah kenapa-napa lagi" ucap Jeno agak panik karena melihat sang istri yang sedang mengandung anak kedua mereka mengerjakan pekerjaan dapur disaat sang istri harusnya tidak boleh kelelahan.

"Aku nggak papa oppa, hanya membawa nampan berisi teh bukan pergi ke gym dan angkat beban juga" oceh Karina sambil menyenderkan badannya di dada bidang Jeno. "Mama, nanti adik laki-laki atau perempuan?" tanya Hayoon. "Kakak maunya adik laki-laki atau perempuan?" Karina balik bertanya.

Hayoon meletakkan jari telunjuknya di dagu dan membuat pose seperti sedang berpikir. "Yoonie terserah saja, adik perempuan atau laki-laki sama saja yang pentin mama dan adik sehat" jawab Hayoon sambil tersenyum.

Jeno juga ikut tersenyum, namun senyumannya terlihat sendu, 'Echan, kenapa lu ninggalin gua cepet banget. Gua tau lu bakalan ngawasin gua bareng daddy sama mommy di atas sana cuma gua masih kangen banget sama lu Chan. Udah 9 tahun lu ninggalin gua disini'

"Oppa, kamu ingin anak ini laki-laki atau perempuan?" tanya Karina pada Jeno sambil mengelis perutnya. "Aku sama seperti Hayoon, asalkan kalian semua sehat dan bahagia aku tidak masalah" jawab Jeno sambil mengelus kepala istri dan anaknya

"Aku ingin anak ini laki-laki. Dan aku juga berharap dia punya kepribadian yang mirip dengan Haechan oppa, ceria, penyayang, juga suka menolong. Namun aku tidak ingin dia menjiplak semuanya, aku mau anak ini bisa mencurahkan isi hatinya juga, bukan memendamnya sendirian" ucap Karina sambil tersenyum. "Aku harap juga begitu"

BROKEN-LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang