Sesampainya di krematorium Haechan langung melangkahkan kakinya menuju rak tempat penyimpanan guci milik Mark. "Selamat pagi hyungie. Hari ini Haechan bawa bunga untuk hyung. Bunganya Haechan tanam sendiri loh. Oh ya hyung kemarin waktu masuk sekolah Haechan dapat teman baru ada Hyunjin, ada Renjun, Jaemin sama Jeno. Entah kenapa Jaemin sama Jeno namanya nggak asing lagi di telinga Haechan. Mungkin nanti Haechan pikirkan. Kami juga sudah membuat tugas bersama dan menyelesaikan tugas kami yang diberi kemarin sekalian kami kerjakan. Hyung istirahat dengan baik ya, nanti kalau sudah waktunya Haechan nyusul. Sekarang Haechan mau kesekolah dulu ya. Babai hyung Haechan sayangggggg...... sama hyung"
Setelah menceritakan kejadian yang menimpanya sehari hari Haechan keluardari krematorium. Ada beberapa petugas krematorium yang sudah sering melihat Haechan menyapanya.
###
Bus yang di naiki Haechan telah sampai di halte dekat sekolahnya. Setelah bus berhenti Haechan segera turun dan berjalan menuju gerbang sekolahnya. Tanpa disangka ada seseorang yang merangkulnya dari samping. Haechan memegan tangannya dan hampir membantingnya jika tidak mendengar "Selamat pagi Echan" sapa orang itu. Haechan menolehkan kepalanya kesamping dan mendapati Jeno yang merangkulnya dan ada Jaemin yang baru menyamperi Jeno dan dia.
"Aku hampir membantingmu Lee" ujar Haechan agak kesal. "Kau juga Lee loh Chan kalau lupa" ucap Jaemin membuat Haechan menghela nafas dan berjalan mendahului mereka.
Haechan sampai ke kelas duluan di susul oleh Jaemin dan Jeno. Seperti kemarin Haechan mengambil tempat duduk di ujung dekat jendela paling belakang di depanya ada Renjun yang menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan dan Hyunjin dua bangku di depannya. Yah Hyunjin itu ketua kelas makanya harus menjadi contoh murid baik.
Dengan iseng Haechan menendang bangku Renjun sedikit keras membuat Renjun terbangun dari tidurnya dengan perasaan kesal dan menoleh ke arah Haechan yang sepertu tidak melakukan kesalahan apapun. Jaemin yang tidak sengaja melihat kejadian itu di buat menahan tawa.
"Iss.... jangan ganggu tidurku" ucap Renjun entah pada siapa. "Kemana kau semalah hingga tidur larut Huang?" tanya Hyunjin. Renjun mengangkat kepalanya dan sedikit mengeram "Jangan panggil aku dengan marga pak tua sialan itu Hyunjin. Jika tidak karena ttadisi dan kewajiban aku memilih tidak memiliki marga" ucap Renjun kesal
"Jawab saja apa yang kau lakukan sehingga tak tidur semalam Injun" ucap Haechan dari belakang. Renjun pindah ke bangku sebelah Haechan yang memang tidak ada yang duduk di sana. "Babaku Chan dia ingin menjemputku untuk tinggal bersama selingkuhannya itu" ucap Renjun sambil menyamankan kepalanya di bahu Haechan. "Eih.. badanmu panas" ucap Haechan agak panik saat tersentuh kening Renjun. "Dia memang begitu jika banyak pikiran, tidak bisa tidur dan berakhir akan terserang demam" jelas Jeno yang ikut menghampiri meja Haechan. "Jun ayo aku antar ke UKS" bujuk Jeno membuat Renjun semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Haechan. "Shireo, aku ingin bersama Haechan saja"balas Renjun dengan mata terpejam. Haechan menolehkan kepalanya ke arah Jeno tang terlihat agak kesala karena kekeras kepalaan Renjun "Sudahlah Jen, biar aku yang membawa Renjun ke UKS" ucap Haechan sambil mencoba memindahkan Renjun ke punggungnya.
"Jin titip absenku dan Renjun ya!" teriak Haechan sambil membawa Renjun di punggungnya. "Oke"balas Hyunjin setelah melihat Haechan yang mengendong Renjun, seperti sudah tau apa yang terjadi.
.
.
.
.
.
Maaf ya Sa upnya singkat. Kemaren Sa abis cabut gigi geraham Sa yang bolongnya udah lama. Dan sayangnya giginya Sa yang itu udah ngga bisa tunbuh lagi. Ini aja masih cenat cenut gimana gitu. Jadi maaf ya semua. Nanti bakalan dapet surpraise deh dari Sa. Babai